Tentang Pelabuhan Tanjung Perak

Tentang Pelabuhan Tanjung Perak
 114

Karena letaknya yang strategis dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial maka pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran intersulair Kawasan Timur Indonesia.

Dahulu, Kapal-kapal samudera membongkar dan memuat barang-barangnya melalui perahu-perahu yang dapat mencapai Jembatan Merah (pelabuhan pertama pada waktu itu) yang berada di jantung kota Surabaya melalui sungai Kalimas.

Karena perkembangan lalu lintas perdagangan dan peningkatan arus barang serta bertambahnya arus transportasi maka fasilitas dermaga di Jembatan Merah itu akhimya tidak mencukupi. Kemudian pada tahun 1875, Ir.W. de Jongth menyusun suatu rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak agar dapat memberikan kesempatan hepada kapal-kapal samudera membongkar dan memuat secara langsung tanpa bantuan tongkang-tongkang dan perahu-perahu.

Pelabuhan Tanjung Perak Tempo Dulu

Baru pada sepuluh tahun pertama abad ke-20, Ir. WB. Van Goor membuat suatu rencana yang lebih realistik yang menekankan suatu keharusan bagi kapal-kapal samudera untuk merapatkan kapalnya pada kade. Dua orang ahli di datangkan dari Belanda yaitu Prof.DR.J Kraus dan G.J. de Jongth untuk memberikan suatu saran mengenai pelaksanaan rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak.

Setelah tahun 1910, maka pembangunan pelabuhan Tanjung Perak dimulai. Selama dilaksanakan pembangunan, ternyata banyak sekali permintaan untuk menggunakan kade yang belum seluruhnya selesai itu. Dengan demikian, maka dilaksanakanlah perluasannya. Sejak saat itulah, Pelabuhan Tanjung Perak telah memberikan suatu kontribusi yang cukup besar hagi perkembangan ekonomi dan memiliki peranan yang penting tidak hanya bagi peningkatan lalu lintas perdagangan di Jawa Timur tetapi juga diseluruh Kawasan Timur Indonesia.

Letak pelabuhan dilihat dari google map

Pelabuhan Tanjung Perak sekarang

Fungsi Pelabuhan

Adapun fungsi dari pelabuhan itu adalah sebagai gateway atau pintu gerbang dari suatu negara atau daerah dimana pelabuhan tersebut berlokasi. Konsep pelabuhan sebagai gateway ini dapat dikatakan pelabuhan sebagai satu-satunya pintu masuk atau keluarnya barang sebagai komoditi dari / ke suatu negara atau daerah, dalam hal ini pelabuhan memegang peranan sangat penting bagi perekonomian negara atau daerah tersebut. Data UNCTAD menunjukan bahwa sebesar 85 % pangsa muatan transportasi dunia dikapalkan melalui pelabuhan laut.

Pelabuhan sebagai pintu gerbang, maka kapal-kapal asing yang memasuki pelabuhan tersebut terkena peraturan perundang- undangan dari negara atau daerah dimana pelabuhan tersebut berada, seperti : ketentuan-ketentuan bea cukai, imigrasi, karantina, peraturan operasional yang berlaku di pelabuhan bersangkutan (port regulation), prosedur pelayanan kapal, dan prosedur lainnya.

Pelabuhan sebagai titik singgung atau tempat pertemuan dua moda atau sistem transportasi yaitu transportasi laut dan transportasi darat termasuk angkutan sungai ( inland wateways ). Ini berarti pelabuhan harus menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan untuk perpindahan barang dari kapal ke moda angkutan darat, atau sebaliknya.

Pelabuhan sebagai salah satu mata rantai dari sistem transportasi. Sebagai mata rantai transportasi, pelabuhan tidak terlepas dari mata rantai transportasi lainnya baik dilihat dari kinerja maupun dari segi biaya sangat mempengaruhi tingkat efisiensi dan menentukan tingkat biaya transportasi secara keseluruhan. Dimungkinkan juga sebagai prasarana guna menunjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan perkembangan industri dari daerah yang menjadi hinterland dari pelabuhan.

1. Brain Ware

Merupakan suatu komponen institusi pemerintahan / swasta dan lainnya, yang bertugas untuk membuat, mengorganisasikan, menjalankan, serta mengawasi dari semua peraturan perundangan pelabuhan serta hal lain yang berkenaan didalamnya, dengan tujuan untuk kelancaran, keselamatan, kenyamanan dan keamanan suatu pelayanan demi tercapainya performance pelabuhan yang baik, dengan tujuan memberikan untung kepada negara secara mikro dan makro .
Yang menjadi komponen dalam BRAIN WARE adalah :

  1. ADPEL ( Administrator Pelabuhan ).
  2. PT ( Persero ) Pelabuhan Indonesia II.
  3. NAVIGASI.
  4. Kepabeanan ( Bea & Cukai ).
  5. Perbankan ( Bank ).
  6. Sucofindo.
  7. Karantina kesehatan.
  8. Karantina hewan / tumbuhan.
  9. Imigrasi.
  10. KOPERBAM ( Koperasi Bongkar Muat ) / TKBM ( Tenaga Kerja Bongkar Muat )
  11. KOPANBAPEL ( Koperasi Angkutan Barang Pelabuhan )
  12. Pengamanan Pelabuhan ( Angkatan Laut, Kepolisian / KPPP, KPLP serta semua badan pengamanan lainnya yang bernaung dibawah PFSO / ISPS Code ).

2. User

Yaitu ” Subjek ” dari out put yang dikeluarkan oleh Brain Ware, Hard Ware dan Soft Ware, dimana tujuan utama dari user adalah mencari profit. Selain itu user juga merupakan subjek yang memegang peranan penting dalam melaksanakan fungsi pelabuhan seperti pada konsep industrial entity. Kemajuan user berarti kemajuan suatu pelabuhan, dimana hal ini dapat diciptakan oleh out put yang positif dari 3 komponen lainnya ( Brain, Hard, Soft ).
Contoh user adalah :

  1. Perusahaan Pelayaran / Shipping Company
  2. Perusahaan Bongkar Muat / Stevedooring
  3. Perusahaan Expedisi / Freight Forwader
  4. Perusahaan Pemilik Peti Kemas / Owner
  5. Perusahaan besar / kecil yang mendukung pada hinterland pelabuhan / Owner Cargo.
  6. User yang bersifat tak langsung, dimana dalam skala mikro kehidupan mereka tergantung pada aktivitas dari 4 komponen diatas. Contoh user yang bersifat tidak langsung tersebut adalah, Restaurant, Cofee Shop, Mini Market,dsb.

Jenis Kapal

1. Kapal Perang

2. Kapal Pesiar

3. Kapal Ferry

4. Kapal Tangker

5. Kapal Petikemas

Unsur dari fasilitas dan sarana baik pokok maupun penunjang yang ada di sebuah pelabuhan (pelabhan Tanjung Perak) yang digunakan untuk pelayanan pelabuhan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

1. Fasilitas Pokok

  • Perairan Pelabuhan
  • Anchorage Area (Wilayah Labuh)
  • Kolam Pelabuhan
  • Rambu-rambu laut
  • Stasiun Radio Pantai
  • Break Water/pemecah  gelombang
  • Dermaga
  • Listrik Untuk Penerangan
  • Air Untuk Kapal
  • Tanah

2.Fasilitas / Sarana Penunjang :

  1. Gedung / Perkantoran / Pos Pelayanan dan Keamanan
  2. Pergudangan
  3. Lapangan Penumpukan ( Stock Pile ) untuk Cargo / Peti Kemas
  4. Tank untuk Curah Cair
  5. Silo untuk Semen
  6. Kapal Tunda, Pandu, dan Mooring
  7. Kapal / Boat untuk patroli keamanan dan service
  8. Tools ( Peralatan ), untuk bongkar / muat
  9. Peralatan Komputer dan sejenisnya
  10. Sarana telekomunikasi ( Radio / Telephone )
  11. Dinding dan pintu pelabuhan untuk membatasi wilayah lini I dengan lini II
  12. Instalasi Listrik dan air
  13. Tranportasi untuk orang / barang
  14. Kendaraan Patroli / PMK
  15. Terminal Penumpang
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/pelabuhan-tanjung-perak

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Alat Angkat

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Alat Angkat

 110

Proses pembangunan bangunan sipil (gedung, jalan, jembatan, dll) adalah untuk mewujudkan perencanaan menjadi kenyataan di lapangan. Sehingga produk memenuhi syarat.

  1. Tepat waktu
  2. Tepat biaya
  3. Tepat mutu

Maksud dan Tujuan K3

  • Mencegah, mengurangi bahkan menghilangkan resiko kecelakaan kerja (zero accident).
  • Mencegah terjadinya cacat/kematian pada tenaga kerja.
  • Mencegah kerusakan tempat dan peralatan kerja.
  • Mencegah pencemaran lingkungan dan masyarakat disekitar tempat kerja.
  • Norma kesehatan kerja diharapkan menjadi instrumen yg menciptakan dan memelihara derajat kesehatan kerja.

Kecelakaan Kerja dan Cara Pencegahannya

—Kecelakaan kerja adalah kejadian yang menimpa seseorang ditempat kerja yang berdampak buruk pada pekerja, pengusaha dan lingkungan tempat kerja.

Penyebab Dasar Kecelakaan

  1. Pengoperasian yang bukan wewenangnya.
  2. Kesalahan pengoperasian
  3. Kesalahan pengamanan
  4. Pengoperasian kecepatan tinggi
  5. Alat pengaman yang tidak beroperasi
  6. Peralatan pengaman yang
  7. Menggunakan peralatan yang tidak tepat
  8. —Menggunakan peralatan yang kurang tepat
  9. Kesalahan menggunakan alat pengaman diri
  10. —Tidak tepat melakukan pekerjaan

—Alat angkat ada 2 jenis yaitu

  1. Tower Crane
  2. Passenger Hoist

Tower Crane

Tower crane adalah alat pengangkat yang biasa digunakan didalam proyek konstruksi. Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material ditempat yang diinginkan.

Pada prinsipnya, tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup lengkap, yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan travelling). Operasi kerja yang identik dan muatan yang seragam yang diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan secara otomatis. Bukan hanya untuk memindahkan, melainkan juga untuk proses bongkar muatan.

Sementara itu, untuk kapasitas tower crane tergantung beberapa faktor. Jika material yang diangkut oleh crane melebihi kapasitasnya, maka akan terjadi jungkir. Oleh karena itu, berat material yang diangkut harus mengikuti ketentuan dan perlu memperhatikan faktor-faktor, antara lain :

  1. Kekuatan angin terhadap alat
  2. Ayunan beban pada saat dipindahkan
  3. Kecepatan pemindahan material
  4. Pengereman mesin dalam pergerakannya

Untuk jib atau boom, merupakan lengan tower crane yang terdiri dari elemen-elemen besi yang tersusun menjadi satu bagian rangka batang. Pemasangan jib harus sesuai dengan keperluan dan persyaratannya, baik dengan panjang yang standar maupun yang mencapai maksimum. Pemasangan jib ini, selanjutnya mempengaruhi terhadapa beban yang diangkat. Untuk tiap panjang jib tertentu, ada batasan beban maksimum.

Selain jib, juga terdapat counter jib yang berfungsi sebagai jib penyeimbang terhadap boom yang terpasang. Counter jib dilengkapi counter weight, yang berfungsi sebagai bebannya.

Untuk hoist adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut arah vertikal. Sedangkan trolley, adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut tower crane arah horisontal. Sedangkan seling merupakan bagian tower crane yang berupa kabel baja dan menjadi bagian hoist. Pemakaian seling bisa diubah-ubah diameternya atau dapat ditambahkan(double-seling), tergantung pada kebutuhan di lapangan.

Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch

Switch beban maksimum : untuk memonitor pada kabel dan memastikan tidak terjadinya overload

Switch momen beban :  untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-meter bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang dinamakan “cat head assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi secara dini bila terjadi kondisi overload.

Peralatan K3 yang diperlukan adalah Full Body Hardness yang terdiri dari :

  1. Helm Kerja
  2. Kacamata/Glass Eye
  3. Wearpack
  4. Safety Belt/Sabuk Pengaman
  5. Sepatu

Macam-macam Crane

Passenger Hoist

Passenger Hoist adalah alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan dalam proyek. Fungsi alat ini sebagai alat transfer material maupun pekerja/tukang. Untuk pekerjaan di bangunan yang tinggi.

Macam-macam passenger hoist

Gambar alat-alat K3

Simbol-simbol K3 di Lapangan

Klasifikasi Menurut Jenis Kecelakaan

  • Terjatuh
  • Tertimpa benda jatuh
  • Terkena benda-benda
  • Terjepit oleh benda
  • Gerakan melebihi kemampuan
  • Pengaruh suhu tinggi
  • Terkena arus listrik
  • Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi

Penyebab

Hasil analisa menunjukkan bahwa penyebab utama kecelakaan kerja crane ditinjau dari segi manusia yaitu tidak adanya orang yang memberi aba-aba, sedangkan ditinjau dari segi lingkungan kerja yaitu kondisi cuaca pada daerah lokasi kerja crane, dan ditinjau dari segi peralatan yaitu kapasitas beban yang diangkut melebihi kapasitas beban crane.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-alat-angkat

Alat Bantu Pelayaran

Alat Bantu Pelayaran

Selain sebagai pemandu pelayaran, alat ini juga berfungsi sebagai peringatan pada kapal akan adanya bahaya, seperti karang, tempat-tempat dangkal, dan juga sebagai pemandu agar kapal berlayar dengan aman serta untuk memandu kapal memasuki pelabuhan. Alat pemandu Pelayaran juga diperlukan untuk :

  1. Keselamatan Pelayaran Kapal
  2. Efesiensi Pelayaran Kapal
  3. Kenyamanan Pelayaran Kapal

Alat ini dapat dipasang di :

  1. Sungai
  2. Saluran
  3. Pelabuhan
  4. Sepanjang Pantai

Alat pemandu pelayaran dapat berupa :

  • Konstruksi Tetap
  • Konstruksi Terapung

Yang dilengkapi dengan Menara Api, Bel, Bunyi Peringatan Lain, dan Radar. Alat Pemandu Pelayaran tersebut semuanya harus terstandarisasi.

A. Alat Pemandu Pelayaran Konstruksi Tetap

Dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

  1. Rambu pelayaran pada pier, wharf, dolphin, dan sebagainya. Untuk mengetahui batas-batas dari Pier, Wharf, Dolpin Penambat dan Bangunan-bangunan lainnya Rambu Suar biasa ditempatkan pada ujung-ujung bangunan fasilitas tersebut. Untuk Dolpin atau bangunan yang kecil ditempatkan satu buah rambu. Biasanya rambu yang mengeluarkan cahaya (lampu) tersebut berwarna putih yang dipasang pada bangunan. Cahaya tersebut biasanya menggunakan sumber cahaya listrik
  2. Rambu Suar pada pemencah gelombang, pantai, dan sebagainya.Rambu ini merupakan konstruksi tetap yang ditempatkan di ujung pemecah gelombang pada mulut pelabuhan dan di tempat-tempat yang berbahaya bagi kapal. Bangunan ini dibuat dari konstruksi rangka baja bebentuk menara dengan sumber cahaya berada di puncak bangunan. Sumber cahaya bisa berupa tenaga listrik dari pantai, baterai, atau gas acetyline.
  3. Mercu Suar adalah konstruksi menara yang tinggi dengan lampu suar yang berada dipuncaknya. Bangunan ini biasanya didirikan disuatu titik dipantai untuk memandu kapal yang akan menuju pelabuhan. Mercu suar juga dapat ditempatkan di karang, gosong atau ditempat yang berbahaya untuk pelayaran. Mercu Suar bisa dibuat dari pasangan batu dan konstruksi baja, dan harus cukup kuat untuk bisa menahan serangan gelombang. Menara Mercu Suar  juga harus cukup tinggi sehingga lampu suar dapat dilihat oleh kapal yang sedang mendekat, paling tidak dari jarak 32 km, dengan memperhatikan bentuk bumi yang bulat. Sehingga untuk dapat terlihat dari kapal yang berada pada suatu jarak tertentu dari Mercu suar, dapat dihitung dengan rumus berikut :

D = 3.86 (√H + √H1)

Dimana :

D = Jarak Horizontal antara kapal dan mercu suar (km)

H = Tinggi mercu suar (m)

H1 = tinggi mata yang memandang di atas permukaan laut (m)

Cahaya lampu suar bisa berwarna atau berwarna kelap-kelip, dan sumber tenaganya bisa berasal dari arus listrik, baterai tau gas acetyline. Ada juga dari beberapa mercu suar yang dilengkapi dengan sinyal yang dapat memberikan berbagai macam suara yang digunakan apabila cuaca berkabut. Kadang mercu suar juga dilengkapi dengan stasiun radio yang dapat mengirimkan sinyal ke segala arah untuk menuntun kapal.

B. Alat Pemandu Pelayaran Konstruksi Terapung

Alat pemandu tipe ini berupa pelampung (buoy) yang  dilengkapi dengan alat pemberi tanda peringatan yang bisa berupa lampu, pemantul gelombang   radar (radar reflektor), bel atau bunyi peringatan  lainnya, yang tergantung pada penggunaannya yang di letakkan di suatu tempat tertentu. Pada tipe ini alat pemandu pelayaran dapat berupa kapal rambu suar atau pelampung dengan bentuk yang telah distandarisasi.

  1. Kapal Rambu Suar Kapal Rambu Suar adalah suatu Kapal kecil dengan bobot 500 ton atau lebih yang bisa diawaki atau tidak diawaki yang dilengkapi dengan lampu otomatis dan sinyal kabut yang dipasang ditempat-tempat yang sulit untuk dibangun Mercu suar. Lampu sinyal biasa ditempatkan pada ketinggian 9-12 m diatas muka air. Untuk membedakan dengan kapal-kapal lain, pada lambung kapal rambu suar biasanya dicat merah dengan nama stasiun yang d1cat putih pada kedua sisinya.
  2. Pelampung (bouy) Pelampung (buoy) ini bisa dilengkapi dengan lampu, radar pemantul, bel, atau bunyi peringatan yang disesuaikan dengan penggunaannya. Jenis pelampung rambu suar yang ada antara antara lain adalah pelampung bebrbentuk tiang (spar buoy), kaleng (can buoy), nun buiy, bola (spherical buoy), pelampung bercahaya, dan sebagainya.

a. Pelampung berbentuk tiang pelampung berbentuk tiang adalah pelampung yang tidak bercahaya dan bebrbentuk tiang panjang dan tipis yang terbuat dari kayu atau logam, yang panjangnya bisa berkisar antara 6 m dan 15 m, disertai dengan tampak di permuaan air dan diikat dengan rantai yang dihubungkan dengan beban yang diletakkan didasar laut.

Pelampung jenis ini biasa digunakan pada kanal dengan arus yang cepat atau pasang surut yang besar, juga sebagai tanda yang bersifat sementara.

b. Pelampung Berbentuk Kaleng (Can Buoy)

Pelampung berbentuk kaleng (Can buoy) adalah pelampung yang tidak dilengkapi dengan cahaya,  terbuat dari logam dengan dicat hitam dan diberi nomor dengan penomoran ganjil. Pelampung berbentuk kaleng (Can buoy) biasanya diletakkan disebelah kiri pelabuhan  atau disebelah kiri alur apabila kapal masuk dari arah laut. Bentuk dari Can Buoy adalah rata pada bagian atasnya.

c. Nun Buoy

Nun Buoy adalah pelampung yang tidak dilengkapi dengan cahaya yang terbuat dari logam dengan dicat merah dan diberi nomor dengan penomoran genap. Nun Buoy biasanya diletakkan disebelah kanan kapal atau disebelah kanan alur apabila kapal masuk dari arah laut. Bentuk dari Nan Buoy adalah kerucut pada bagian yang berada diatas permukaan air.

d. Pelampung Berbentuk Bola (Spherical Buoy)

Pelampung berbentuk bola (Spherical Buoy) mempunyai bentuk seperti bola dan biasanya diletakkan pada tempat khusus di kanal pada tempat yang dangkaldan terbuat dari logam yang dicat menurut posisinya. Pelampung jenis ini kadang-kadang diberi lampu dan kadang juga tidak.

e. Pelampung Bercahaya (Lighted buoy)

Pelampung bercahaya (Lighted buoy) adalah pelampung yang bercahaya dan mempunyai kerangka (menara) yang tinggi atau konstruksi menara yang terletak pada konstruksi dasar yang terapung yang dilengkapi dengan pelampung yang stabil dan mampu menahan angin. Pelampung ini dicat dan diberi nomor menurut posisinya sepanjang kanal atau tempat lainnya.

f. Pelampung dengan Tanda Suara (Sound Warning Buoy)

Pelampung dengan tanda suara (Sound Warning Buoy) adalah pelampung yang dilengkapi dengan cahaya ataupun tidak, yang mempunyai kerangka logam yang tinggi dan terletak pada dasar yang terapung dengan dilengkapi pelampung yang bercahaya. Apabila pelampung tersebut dilengkapi dengan cahaya, lampu akan diletakkan pada pada puncak konstruksi sedangkan sumber suaranya akan diletakkan dibawahnya. Sumber suara bisa berupa bel, gong, peluit atau terompet, yang dioperasikan sesuai gerakan pelampung atau secara otomatis. Pelampung ini digunakan pada tempat yang khusus atau tersembunyi untuk memberikan peringatan pada kapal yang terkena kabut  baik siang maupun malam hari.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/alat-bantu-pelayaran

Pasang Surut Air Laut

Pasang Surut Air Laut
 129

Pasang surut adalah suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik antara benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi  pantai.

Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit. Pasang surut terutama di hasilkan oleh adanya tarik menarik antara dua tenaga yang terjadi di lautan, gaya-gaya tersebut adalah gaya sentrifugal (dorongan kearah luar pusat rotasi) bumi dan gaya gravitasi yang berasal dari bulan dan matahari. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam pembangkitan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat dengan bumi dari pada jarak matahari.

Surut
Pasang

Pasang surut dapat dibagi dalam 2 kategori yaitu

1. Pasang Purnama

Pasang purnama terjadi  ketika bumi, bulan dan matahari berada pada garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah

2. Pasang Perbani

Pasang perbani terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Akibatnya akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi

Pemanfaatan Energi Pasang Surut

Pasang surut menggerakan air dalam jumlah besar setiap harinya dan pemampaatanya dapat menghasilkan energi yang cukup besar, dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena itu siklus dapat diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sehari).

1. Dam Pasang Surut (Tidal Barrages)

Dam pasang surut biasanya dibangun di muara sungai atau di pantai dimana terjadi pertemuan antara air sungai dengan air laut, ketika ombak masuk atau keluar (terjadi pasang surut) air mengalir  melalui terowongan yang terdapat di dam, air yang masuk atau keluar dapat memutarkan turbin.

Skema Kerja Dam Energi Pasang Surut

Ombak masuk ke muara sungai ketika terjadi pasang naik air laut
Ketika surut air mengalir keluar dari dam menuju laut sambil memutar turbin

2. Turbin Lepas Pantai (Offshore Turbines)

Bermacam-macam jenis turbin lepas pantai yang digerakkan oleh arus pasang surut. Pilihan lainnya ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebih menyerupai pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut. Keunggulannya dibandingkan metode pertama yaitu: lebih murah biaya instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil daripada pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun lebih mudah sehingga dapat dipasang di lebih banyak tempat.

Macam-macam jenis turbin lepas pantai yang digerakkan oleh arus pasang surut.

Energi dari fenomena pasang-surut ini diambil dengan memanfatkan perbedaan ketinggian permukaan air laut ketika pasang dan ketika surut, dan arus yang terjadi ketika air laut bergerak naik pada waktu pasang dan arus yang terjadi ketika air laut bergerak turun pada waktu surut. Perbedaan ketinggian permukaan air laut dapat dimanfaatkan dengan cara membuat bendungan di mulut terul atau estuari. Sementara itu, arus yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan baling-baling Turbin.

Turbin di san francisco mampu menyediakan listrik hingga 400 MW

Turbin arus laut

Ukuran turbin yang dinamakan AK1000 tersebut memang sangat besar. Beratnya sendiri mencapai 130 ton dan mempunyai ketinggian 22 meter lebih dengan diameter bilah rotor membentang selebar 18 meter,karena digunakan untuk energi pasang surut  laut,maka AK1000 menggunakan dua set bilah rotor yang saling membelakangi.

Meski dengan kecepatan putaran rotor yang rendah yaitu sekitar enam hingga delapan putaran per menit, turbin tersebut bisa menghasilkan 1 MegaWatt dan lebih aman bagi ekosistem laut di sekitarnya.

Turbin Laut

A.Kelebihan

  • Setelah dibangun energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis
  • Tidak menghasilkan gas rumah kaca atau pun limbah lainnya
  • Tidak membutuhkan bahan bakar
  • Biaya operasi rendah
  • Produksi listrik stabil
  • Pasang surut air laut dapat diprediksi

B. Kekurangan

  • Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan yang sangat mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer
  • Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak bergerak masuk ataupun keluar.

Pengetahuan tentang pasang surut laut sangat diperlukan dalam transportasi perairan, kegiatan dipelabuhan, pembangunan daerah pesisir pantai,dsb. Karena sifat pasang laut sangat periodik, maka dapat diramalkan.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/pasang-surut-air-laut