Metode Hydraulic Hammer

Metode Hydraulic Hammer

Hydraulic Hammer

Hydraulic hammer adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang pelaksanaannya ditekan masuk ke dalam tanah dengan menggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban counterweight sehingga tidak menimbulkan getaran dan gaya tekan dongkrak langsung dapat dibaca melalui manometer sehingga gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui.

Sebelum melakukan HydraulicHammer, maka diadakan tes sondir dan boring. Dari hasil tes sondir tersebut, rata-rata kedalaman tanah kerasnya akan diketahui yang kemudian dibandingkan dengan perencanaan panjang dan kedalaman tiangPengerjaan dengan menggunakan HydraulicHammer ini memiliki keuntungan-keuntungan antara lain, bebas dari kebisingan/getaran dan polusi serta pondasi tipe ini cocok digunakan pada daerah perkotaan atau daerah padat penduduk. Mampu memancang pondasi dengan berbagai ukuran mulai dari 200×200 mm sampai 500×500 mm atau juga dapat untuk spun pile dengan diameter 300 sampai dengan 600 mm. Mobilisasi mudah.

Maksud dan tujuan dari pemasangan tiang pancang dengan system HydraulicHammeadalah

  1. Dengan sistem ini tiang akan tertekan secara kontiniu ke dalam tanah, tanpa suara, tanpa pukulan dan tanpa getaran.
  2. Untuk mengetahui daya dukung aktual per tiang pada setiap pemancangan.
  3. Dapat melakukan pemasangan tiang pancang pada kondisi lingkungan kerja yang terbatas

Dengan demikian semoga dengan sistem ini pemasangan tiang pancang dapat menjadi pekerjaan yang ramah lingkungan.

Data Spesifikasi Bahan

Penurunan tiang pancang

Penurunan tiang pancang menggunakan transportasi darat :

1. Di dalam truk (kendaraan pembawa) tiang pancang di beri papan untuk tiap lapisnya dan diberi kayu 5/7 sebagai pengganjal supaya kedudukan tiang pancang tidak berubah-ubah.

2. Pemindahan dari kendaraan ke tempat penyimpanan menggunakan crane dengan cara tiang pancang diangkat pada sisi pinggir 0.25L di karenakan pada posisi tersebut adalah posisi momen = 0 sehingga bisa terjadi retak atau putus pada bentang 0.25 L tersebut. Peletakan tiang pancang maksimal adalah 2 tumpukan.

Pemasangan Tiang Pancang

Alat pancang yang digunakan adalah  type Hydraulic Static Pile Driver Sunwad ZYJ320. Dengan beban ultimate yang mencapai 320 ton. Alat penekan tiang pancang yang terletak pada bagian tengah mesin dikelilingi beban counterweight bergerak menggunakan rel yang dapat berpindahpindah dengan bantuan mesin hidrolis pada bagian bawah mesin.

Bagian-Bagian Hydraulic Static Pile Driver

Alat iniini memiliki 4 buah kaki, yang mana terdiri dari 2 kaki pada bagian luar (rel besi berisi air) dan 2 kaki pada bagian dalam yang semuanya digerakkan secara hidrolis. Kaki-kaki ini disebut sebagai support sleeper yang digunakan untuk bergerak menuju ke titik-titik yang sudah ditentukan sebelumnya dan diberi tanda. Hydraulic Static Pile Driver memiliki kemampuan mobilisasi dan mampu untuk memancang tiang pancang berdiameter besar. Alat lain yang digunakan untuk mendukung kinerja alat ini adalah mobile craneyang berfungsi untuk mengangkat tiang pancang ke dekat alat pancang. Mobilecrane sering digunakan dalam proyek-proyek yang berskala menengah namun proyek tersebut membutuhkan alat untuk mengangkut bahan-bahan konstruksi yang cukup berat, termasuk tiang pancang. Mobile crane digunakan dalam proyek konstruksi dengan area yang cukup luas karena mobile crane mampu bergerak bebas mengelilingi area proyek.

Cara kerja alat ini secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Tiang pancang diangkat dan dimasukkan perlahan ke dalam lubang pengikat tiang yang disebut grip, kemudian sistem jack-in akan naik dan mengikat atau memegangi tiang tersebut. Ketika tiang sudah dipegang erat oleh grip, maka tiang mulai ditekan.

2. Alat ini memiliki ruang kontrol/kabin yang dilengkapi dengan oil pressure atau hydraulic yang menunjukkan pile pressure yang kemudian akan dikonversikan ke pressure force dengan menggunakan tabel yang sudah ada.

3. Jika grip hanya mampu menekan tiang pancang sampai bagian pangkal lubang mesin saja, maka penekanan dihentikan dan grip bergerak naik ke atas untuk mengambil tiang pancang sambungan yang telah disiapkan. Tiang pancang sambungan (upper) kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam grip (Gambar 2). Setelah itu sistem jack-in akan naik dan mengikat atau memegangi tiang tersebut. Ketika tiang sudah dipegang erat oleh grip, maka tiang mulai ditekan mendekati tiang pancang 1 (lower). Penekanan dihentikan sejenak saat ke dua tiang sudah bersentuhan. Hal ini dilakukan guna mempersiapkan penyambungan ke dua tiang pancang dengan cara pengelasan.

Pemasukan tiang pancang sambungan

4. Untuk menyambung tiang pertama dan tiang kedua digunakan sistem pengelasan Agar proses pengelasan berlangsung dengan baik dan sempurna, maka ke dua ujung tiang pancang yang diberi plat harus benar-benar tanpa rongga.Pengelasan harus dilakukan dengan teliti karena kecerobohan dapat berakibat fatal, yaitu beban tidak tersalur sempurna. Apabila sudah penekanan tiang pancang dapat di lanjutkan, demikian seterusnya.

Sambungan Las Tiang Pancang

Dalam penyambungan antar tiang pancang adlah menggunakan sambungan las dengan cara mengelas ujung-ujung tiang-tiang yang akan di sambung yang telah dilapisi pelat besi.

Sambungan Las

Pemotongan Tiang Pancang

Pemotongan  tiang pancang menggunakan PILE CUTTER / mesin potong tiang pancang.

Alat pemotong tiang pancang

 sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/hydraulic-hammer

Klasifikasi Sistem Pembuangan Air Kotor

Klasifikasi Sistem Pembuangan Air Kotor
KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN KOTOR

Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan :

  • Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya (black water).
  • Sistem pembuangan air bekas adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water).  Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu.
  • Sistem pembuangan air hujan. Sistem pembuangan air hujan harus merupakan sistem terpisah dari sistem pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah.
  • Sistem air buangan khusus adalah sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus.

Klasifikasi berdasarkan cara pengaliran :

  • Sistem gravitasi.Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah
  • Sistem bertekanan.

Sistem yang menggunakan alat (pompa) karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bak penampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil umum.  Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat-alat plambing di basement pada bangunan tinggi/bertingkat banyak.

Skema Umum Sistem Pembuangan Gravitasi
Sistem Pembuangan Bertekanan
EFEK SIFON DAN PERANAN PIPA VEN PADA SISTEM SAMBUNGAN

Bagian-bagian sistem pembuangan :

  • Alat-alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti bathtub, wastafel, bak-bak cuci piring, cuci pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb.
  • Pipa-pipa pembuangan.
  • Pipa ven.
  • Perangkap dan penangkap (interceptor).
  • Bak penampung dan tangki septic.
  • Pompa pembuangan.

Pipa-pipa Pembuangan 

Ukuran pipa ini harus sama atau lebih besar dengan ukuran lubang keluar perangkap alat plambing dan untuk mencegah efek sifon pada air yang ada dalam perangkap, jarak tegak dari ambang puncak perangkap sampai pipa mendatar di bawahnya tidak lebih dari 60 cm.

Perangkap

Syarat-syarat perangkap

  • Kedalaman air penyekat berkisar antara 50 – 100 mm.
  • Konstruksi perangkap harus sedemikian rupa sehingga tak terjadi pengendapan atau tertahannya kotoran dalam perangkap.
  • Konstruksi perangkap harus sederhana sehingga mudah di perbaiki bila ada kerusakan dan dari bahan tak berkarat.
  • Tidak ada bagian bergerak atau bersudut dalam perangkap yang dapat menghambat aliran air.

Jenis Perangkap

Jenis perangkap dapat di kelompokkan menjadi :

1. Perangkap yang di pasang pada alat plambing dan pipa pembuangan.

2. Perangkap yang menjadi satu dengan alat plambing.

3. Perangkap yang di pasang di luar gedung

Penangkap (interceptor)

Persyaratan penangkap
  • Penangkap yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan alat plambing yang di layaninya, dengan maksud agar pipa pembuangan yang mungkin mengalami gangguan sependek mungkin.
  • Konstruksinya harus mudah dibersihkan, dilengkapi dengan tutup yang mudah dibuka dan letak dari penangkap dalam ruang sedemikian rupa sehingga sampah dari penangkap mudah dibuang keluar ruang.
  • Konstruksi penangkap harus mampu secara efektif memisahkan minyak, lemak dan sebagainya dari air buangan.Konstruksi penangkap umumnya juga merupakan ‘perangkap’, karena itu bila telah dipasang penangkap dilarang memasang perangkap, sebab dapat terjadi ‘perangkap ganda’.

Jenis Penangkap

1. Penangkap Lemak

2. Penangkap bahan bakar dan minyak pada bengkel

3. Penangkap pasir

Digunakan pada tempat cuci kaki di kolam renang atau tempat mandi di pantai, dimana air buangannya mengandung tanah atau pasir. Penangkap pasir atau tanah ini juga dipasang pada saluran terbuka air hujan di luar gedung. Prinsip kerjanya adalah mengendapkan tanah atau pasir, karena itu mulut dari pipa pembuangan dari penangkap terletak di muka air dalam penangkap seperti konstruksi ‘over – flow’.

4. Perangkap plastik, rambut dll.


Tangki septic dan rembesan

Tangki septic sebenarnya serupa saja dengan bak penampungan air kotor, tetapi lebih ditujukan penggunannya untuk menampung air kotor buangan dari bangunan ditempat yang tidak terjangkau oleh riol umum/kota. Prinsip kerja dari tangki septik adalah mengolah dan memisahkan antara air dengan kotoran dengan cara pengendapan. Pengolahan dilakukan oleh bakteri anaerobic yang merubah kotoran baku menjadi Lumpur. Air hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan keluar secara gravitasi dan diresapkan ketanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur) harus dibuang secara berkala dengan bantuan layanan mobil tangki air kotor pemerintah setempat. Dengan demikian tangki septic biasanya terletak diluar bangungan (mudah dicapai mobil tangki) dan tidak ada peralatan pompa yang dipasangkan.

Sistem pembuangan dengan tangki septik
Komponen sistem pembuangan
Syarat jarak komponen sistem tangki septik

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/klasifikasi-sistem-pembuangan-air-kotor


Sistem Transportasi Dalam Gedung Bertingkat

Sistem Transportasi Dalam Gedung Bertingkat
lift 2

Suatu bangunan yang besar dan tinggi memerlukan suatu alat transportasi (angkut) untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu lintas dalam bangunan. Bentuk alat transportasi tersebut adalah :

Vertikal , berupa elevator

Elevator atau biasa disebut dengan lift merupakan alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tugasnya hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai.

Lift menurut fungsinya dapat dibagi menjadi empat, yaitu :

  1. Lift penumpang, (passanger elevator) digunakan untuk mengangkut manusia
  2. Lift barang, (fright elevator) digunakan untuk menngangkut barang
  3. Lift uang/ makanan (dumb waiters)
  4. Lift pemadam kebakaran (biasanya berfungsi sekaligus sebagai lift barang)

Untuk menentukan kriteria perancangan lift penumpang yang perlu diperhatikan adalah :

  1. Type dan fungsi dari bangunan
  2. Banyaknya lantai
  3. Luas tiap lantai
  4. Dan intervalnya

Sistem penggerak dalam elevator dibedakan dalam :

  1. Sistem gearless
    Yaitu mesin yang berada diatas, untuk perkantoran, hotel, apartemen, rumah sakit dan sebagainya (sekarang ada juga lift yang mesinnya disamping).
  2. Sistem hydrolic
    Yaitu mesin dibawah, hanya terbatas pada 3-4 lantai, biasanya digunakan untuk lift makanan dan uang. Sekarang system hydrolic juga dipakai untuk penumpang manusia contoh di Bandara Kuala Lumpur.

Rumah lift dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu :

  1. Lift pit
    Merupakan tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer beban penyeimbang. Karena letaknya yang paling bawah, harus dibuat dari dinding kedap air.
  2. Ruang luncur (hoistway)
    Tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, terdapat pintu2 masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya beban penyeimbang, meletakkan rel peluncur dan beban penyeimbang.
  3. Ruang mesin
    Tempat meletakkan mesin/ motor traksi lift, dan tempat control panel (yang mengatur jalannya kereta)

Bentuk dan macam lift tergantung pada fungsi dan kegunaan gedung

  1. Lift Penumpang (yang tertutup)
    Lift yang sering kita jumpai di kantor keempat sisinya tertutup dan disesuaikan dengan kebutuhan standart.
  2. Lift Penumpang (yang transparan)
    Lift yang salah satu atau semua sisi interiornya tembus pandang (kaca) biasanya disebut juga lift panorama. Dalam gedung (mall, pusat perbelanjaan) biasanya diletakkan di Hall
  3. Lift untuk Rumah Sakit
    Karena fungsinya untuk RS maka dimensi besarannya memanjang dengan 2 pintu pada sisinya. Ranjang pasien dapat terakomodasi dengan layak
  4. Lift untuk kebakaran (barang)
    Ruangannya tertutup, interior sederhana, digunakan jika terjadi kebakaran. Interiornya harus tahan kebakaran minimal 2 jam dengan ruang peluncurnya terbuat dari beton (dinding tahan api).

    Gambar Lift/ Elevator


Horizontal berupa konveyor

Konveyor merupakan suatu alat angkut untuk orang atau barang dalam arah yang mendatar/ horizontal. Dipasang dalam keadaan datar atau sudut kemiringan kurang dari 10 derajat.
Alat ini digunakan dalam jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang di bandara, terminal, pabrik.

Gambar Konveyor


Miring berupa escalator

Eskalator adalah suatu alat angkut yang lebih dititik beratkan pada pengangkutan orang dengan arah yang miring dari lantai bawah miring ke lantai atasnya. Standart kemiringan antara 30-35 derajat. Dengan kemiringan lebih dari 10 derajat sudah masuk kategori escalator.
Panjang escalator disesuaikan dengan kebutuhan, lebar untuk satu orang kurang lebih 60 cm, untuk 2 orang sekitar 100-120 cm. Mesin escalator terletak dibawah lantai. Karena terdiri dari segmen tiap anak tangga maka escalator dapat diset untuk bergerak maju atau mundur.

Gambar Escalator

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/sistem-transportasi-dalam-gedung-bertingkat

Instalasi AC (Air Conditioner)

Instalasi AC (Air Conditioner)
ac

Wilayah Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa menyebabkan iklim tropis yang dialami setiap tahun. Temperatur udara yang panas membuat aktivitas manusia terganggu. Dewasa ini, penggunaan Air Conditioner (AC) dinilai penting sebagai solusi untuk mengurangi rasa panas. Air Conditioner (AC) merupakan mesin pendingin yang mengeluarkan hawa dingin untuk menyejukkan suatu ruangan.

Penggunaan Air Conditioner (AC)yang dahulu hanya digunakan di gedung gedung bertingkat, sekarang telah meluas ke gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, bahkan sampai ke rumah-rumah penduduk. Kebutuhan akan alat penyejuk ruangan ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Masalah utama yang dihadapi adalah konsumen yang semakin bertambah seiring dengan perkembangan teknologi Air Conditioner, tidak diimbangi dengan penyelidikan yang seharusnya lebih dahulu dilakukan guna mendapatkan keterangan pemilihan dan pemasangan Air Conditioner. Seringkali suatu ruangan yang telah dipasang Air Conditioner, tetapi suhu di ruangan itu terasa masih panas. Sebaliknya suhu ruangan terasa sangat dingin sehingga orang yang melakukan aktivitas di dalamnya merasa tidak nyaman. Oleh karena itu penyelidikan yang dilakukan sebelum pemilihan dan pemasangan Air Conditioner dimaksudkan untuk menentukan kapasitas Air Conditioner yang tepat sesuai dengan kondisi di dalam ruangan yang akan didinginkan.

Cara Kerja Air Conditioner

Dalam perhitungan beban ini banyak faktor yang dapat mempengaruhi perhitungan, dengan perhitungan yang baik dan teliti maka dapat dilihat ruang-ruang mana saja dalam pemasangan Air Conditioner di dalamnya sudah tepat atau belum tepat sehingga perbaikan dan penyesuaian guna mendapatkan keadaan ruangan yang nyaman, dengan penggunaan energi yang efisien bisa didapatkan.

Prinsip Kerja Air Conditioner (AC)

Prinsip kerja Air Conditioner dibagi dalam tiga bagian, yaitu : kerja bahan pendingin, kerja aliran udara, dan kerja alat-alat listrik.

A. Kerja bahan pendingin

Kerja bahan pendingin dimulai dari kompresor yang merupakan komponen yang paling utama untuk terjadinya pendinginan. Bahan pendingin gas dengan suhu dan tekanan rendah dihisap oleh kompresor sehingga menjadi bahan pendingin gas dengan suhu dan tekanan yang tinggi keluar melalui saluran tekan dan masuk kedalam pipa kondensor bagian atas. Ketika di kondensor, bahan pendingin mengalami kondensasi yaitu perubahan wujud gas menjadi cair. Setelah bahan pendingin mengalami kondensasi, maka bahan pendingin mengalir pada bagian bawah pipa kondensor yang mempunyai suhu rendah tetapi tekanannya naik tinggi yang kemudian mengalir di filter. Ketika di filter bahan pendingin disaring kadar air dan kotorannya supaya tidak mengganggu sirkulasi bahan pendingin di sistem.

Bahan pendingin yang berwujud cair dan telah disaring, mengalir masuk kedalam pipa kapiler. Bahan pendingin masuk kedalam evaporator yang mana masuknya bahan pendingin diatur oleh pipa kapiler. Di evaporator, bahan pendingin mengalami evaporasi yaitu perubahan wujud dari cair menjadi gas dan disinilah tempat terjadinya pendinginan.

B. Kerja aliran udara.

Kerja aliran udara dibagi dalam dua bagian, yaitu :

1. Bagian indoor  atau bagian yang dingin

Kerja aliran udara di indoor adalah mengambil udara panas yang ada didalam ruangan dengan bantuan fan motor dan menyerap hawa panas dengan bantuan evaporator serta menghembuskan udara yang sudah sejuk ke ruangan.

2. Bagian outdoor atau bagian yang panas

Kerja aliran udara di outdoor adalah mengambil udara di sekitar outdoor dengan bantuan fan motor untuk dihembuskan di kondensor dengan tujuan membantu proses kondensasi di kondensor.

Peralatan Pendukung Pada AC

Pada prinsipnya dibagi dalam dua bagian yaitu fan motor dan kompresor motor dengan alat-alat pengaman dan pengaturnya. Kerja masing-masing bagian alat-alat listrik dari RAC adalah sebagai berikut :

1. Fan motor

Pada umumnya fan motor mempunyai poros yang panjang pada kedua sisinya. Satu sisi untuk memutar daun kipas (fan blade), pada bagian kondensor dan ujung poros yang lain untuk menggerakan roda blower pada bagian evaporator.

2. Pengatur suhu (Temperature Control)

Berfungsi mengatur suhu di dalam kamar, mempunyai control bulb yang ditempatkan pada aliran udara dingin dari kamar yang dihisap oleh blower. Dapat menghentikan kompresor dengan memutuskan aliran listrik dan menghubungkan kembali aliran listrik secara otomatis.

3. Kabel listrik

Kabel-kabel yang digunakan harus mempunyai luas penampang yang cukup agar tidak menyebabkan penurunan tegangan dan menyebabkan kabel sendiri menjadi panas.

4. Kapasitor

Run kapasitor berfungsi untuk membantu start dan memperbaiki faktor kerja dari motor sehingga pemakaian arus turun. Start kapasitor berfungsi membantu start, agar motor lebih cepat berputar.

5. Selector switch

Berfungsi menjalankan dan menghentikan fan motor saja atau fan motor dan kompresor bersama-sama.

6. Starting relay

Adalah suatu switch yang bekerja otomatis berdasarkan magnet yang dibangkitkan untuk melepaskan hubungan listrik dari start kapasitor setelah motor hampir mencapai putaran penuh.

7. Overload motor protector

Melindungi motor dari arus yang terlalu tinggi dan panas kompresor yang melewati batas.

Cara Menghitung Kebutuhan Kapasitas AC Ruangan

Banyak dari kita sering mengabaikan luas ruangan dengan tingkat kebutuhan AC. Karena kita pikir tempatnya kecil, maka cukup hanya 1/2 PK, atau sebaliknya, karena tempatnya besar, maka kita kasih 2PK. Kita pikir sudah lebih berhemat membeli satu AC dari pada 2 AC. Jangan sampai AC yang kita beli terlalu besar alias pemborosan atau terlalu kecil alias kurang dingin. Ada rumus sederhana yang bisa kita manfaatkan.

Rumusnya:

(L x W x H x I x E) / 60 = kebutuhan BTU
= Panjang Ruang (dalam feet)
W = Lebar Ruang (dalam feet)
= Nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan ruang lain)
Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas).
= Tinggi Ruang (dalam feet)
= Nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara; nilai 17 jika menghadap timur;
Nilai 18 jika menghadap selatan; dan nilai 20 jika menghadap barat.

1 Meter =  3,28 Feet

Kapasitas AC berdasarkan PK:
AC ½ PK = ± 5.000 BTU/h
AC ¾ PK = ± 7.000 BTU/h
AC 1 PK = ± 9.000 BTU/h
AC 1½ PK = ± 12.000 BTU/h
AC 2 PK = ± 18.000 BTU/h

Contoh Perhitungan :

Ruang berukuran 5m x 5m atau (16 kaki x 16 kaki), tinggi ruangan 3m (10 kaki) berinsulasi (berhimpit dg ruangan lain), dinding panjang menghadap ke timur. Kebutuhan BTU = (16 x 16 x 10 x 10 x 17) / 60 = 7.253 BTU alias cukup dengan AC¾ PK.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/instalasi-ac-air-conditioner

Metode Instalasi Plumbing

Metode Instalasi Plumbing
Metode Instalasi Plumbing 2

Plumbing adalah sebuah teknologi pemipaan beserta peralatannya untuk menyediakan air bersih, baik dalam sisi kualitas maupun kuantitas (kontiniuitas) yang memenuhi kriteria tertentu dan juga meliputi sistem pembuangan air bekas atau kotor dari suatu tempat tertentu untuk mencapai sebuah kondisi yang higienis dan nyaman.

Metode instalasi plumbing adalah suatu hal yang wajib seorang kontraktor ketahui, karena plumbing merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah bangunan. Pemasangan plumbing perlu dilakukan secara sistematis dan cermat agar kebutuhan penghuni bangunan atas air dapat terpenuhi dengan baik secara kontinu. Beberapa tahap penting yang dilakukan dalam instalasi plumbing adalah :

A. Instalasi Air bersih

  1. Dalam instalasi air bersih hal pertama yang perlu diketahui lebih dahulu adalah denah plumbing dan diagram isometri untuk menentukan jalur-jalur instalasi pipa-pipa yang akan dipasang.
  2. Pemasangan pipa dilakukan setelah pasangan bata selesai namun sebelum plesteran dan acian. Hal ini dilakukan untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan pada dinding.
  3. Khusus pemasangan di luar bangunan ( contohnya : pipa saluran air hujan), sebaiknya dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
  4. Pipa yang melalui pelat dak, balok atau kolom beton harus dipasang secara sparing atau pemipaan dilakukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
  5. Pipa yang telah diposisikan secara tepat harus segera ditutup dengan plug / dop yang kuat untuk menghindari kotoran / adukan masuk yang dapat menyebabkan penyumbatan.
  6. Hindari belokan pipa / knik pipa dari daerah pembakaran.
  7. Posisi pipa yang hendak diletakan di kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter.
  8. Penempatan rencana instalasi air bersih dilakukan pada perempatan nat keramik / as keramik (agar simetris dengan luas keramik).
  9. Setelah instalasi selesai terpasang segera lakukan uji tekanan pipa : Untuk pipa Gip max. 10 bar ; Untuk pipa PVC max. 6 bar

Metode Instalasi Plumbing

B. Instalasi air Kotor

  1. Hal yang perlu diketahui dalam instalasi air kotor adalah denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangannya.
  2. Dalam bagian perencanaan instalasi air kotor, hindari terlalu banyak percabangan yang dapat merepotkan pada sesi pengerjaan.
  3. Pemasangan sambungan antar pipa harus betul-betul rapat.
  4. Untuk air bekas mandi / cuci harus dibuat sebuah manhole untuk mengontrol pembersihan (bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
  5. Lubang saluran pembuang harus diberikan sebuah saringan.
  6. Sparing harus dibuat melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton (yang diatas plat = 25 cm,  sedang yang dibawah plat = 15 cm).
  7. Posisi sparing harus disesuaikan dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan). Jika saniter belum ditentukan , dapat dipakai sistem Block Out.
  8. Sparing clean out harus dipasang secara bersamaan dengan sparing closet (jika ada), di mana letak sparing clean out sebaiknya berada di samping atau dekat sparing closet, fungsinya adalah sebagai pembersihan apabila pada closet terjadi penyumbatan.
  9. Fan out hanya dipasang bila dalam instalasi saluran kotor terdapat banyak percabangan dengan saluran pembuangan melalui shaft. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet diberi banyak air.
  10. Floor drain sebaiknya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan bak.

C. Saluran Air Hujan

  1. Pipa air hujan sebaiknya diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah dilengkapi torong talang.
  2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang secara menempel pada dinding luar dengan menggunakan klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 inch.
  3. Bila saluran pembuangan air hujan berupa saluran tertutup, harus dibuat sebuah bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dan dilengkapi dengan saluran pembuang.
  4. Bila terdapat sambungan pada pipa, arah shock harus menghadap ke atas, dan penyambungannya harus benar-benar kuat agar mencegah kebocoran yang rentan terjadi.

Metode Instalasi Plumbing

D. Saluran Pipa WC menuju septictank

  1. Pipa saluran dari closet menuju septictank harus dicermati kemiringannya, kemiringan pipa merupakan hal yang dapat memperlancar ataupun menghambat penyaluran kotoran ketika dilalui dengan air, syarat minimal kemiringan pipa ini adalah 2 %.
  2. Pipa pada bagian ini sebaiknya menggunakan pipa kualitas baik  (minimal type D).
  3. Hindari percabangan pipa yang ditanam di tanah (untuk bangunan 1 lantai), karena bila terjadi penyumbatan akan sulit untuk memperbaikinya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dilengkapidengan clean out dan fan out.
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/metode-instalasi-plumbing

Penempatan dan Posisi Anoda Korban

Penempatan dan Posisi Anoda Korban

Penempatan dan Posisi Anoda Korban

Sistem proteksi katodik hanya efektif pada lingkungan berair atau lembab oleh karena itu, anoda korban pada sistem proteksi katodik harus selalu dalam keadaan terendam atau ditanam pada tanah yang basah. Untuk dapat menempatkan anoda korban dengan baik, perlu dilakukan pengecekan terhadap tinggi muka air minimum dan kelandaian dasar sungai.

Situasi lokasi tanah jembatan untuk proteksi katodik

Pada prinsipnya arus yang dihasilkan anoda harus dapat mengalir pada tiang pancang pipa baja yang akan diproteksi. Untuk itu, perlu dibuat loop tertutup dengan cara :

  1. Tiang-tiang pancang pipa baja tiap bagian jembatan, satu sama lain dihubungkan antara lain dengan besi profil, besi beton ø 1” (2,54 cm) sehingga membentuk suatu sirkuit tertutup
  2. Anoda di distribusikan secara merata pada tiang pancang pipa baja dengan jumlah sesuai kebutuhan.

Penempatan anoda di dalam air 

Anoda pada sistem proteksi anoda korban harus ditempatkan pada daerah dibawah permukaan air terendah agar anoda selalu terendam air, sedangkan titik penghubung (las) dapat bebas di atas permukaan air. Gambar posisi anoda dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Posisi Anoda Korban (1 meter di bawah muka air terendah)

Penempatan anoda di dalam tanah atau tepat di permukaan tanah

Apabila anoda harus ditanam atau ditempatkan tepat di permukaan tanah dasar sungai, anoda diupayakan ditanam mengikuti kelandaian dasar sungai. Gambar situasi untuk penempatan seperti ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Pemasangan Anoda Balok Dalam Tanah

Evaluasi Efektifitas Proteksi Katodik

Efektifitas proteksi katodik anoda korban pada tiang pancang pipa baja dapat dilihat dengan melakukan pengukuran potensial tiang pancang pipa baja dan pH air dan tanah yang menjadi lingkungan tiang pancang pipa baja tersebut. Proteksi katodik anoda korban dapat mencegah korosi pada tiang pancang pipa baja apabila pada diagram potensial-pH berada pada posisi kebal dari korosi (imune) sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Diagram Potensial pH teoretis untuk Baja

sumber :  https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/penempatan-dan-posisi-anoda-korban

Metode Pelaksanaan Pondasi Batu Kali

Metode Pelaksanaan Pondasi Batu Kali
Metode Pelaksanaan Pondasi Batu Kali 1

Pondasi adalah struktur pada bangunan yang terletak paling bawah yang berfungsi untuk meneruskan beban dari struktur atas ke tanah. Secara garis besar pondasi ada 2 jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal salah satunya jenisnya adalah pondasi batu kali. Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan pembuatan pondasi batu kali antara lain :

  1. Pekerjaan persiapan
  2. Pekerjaan galian
  3. Pekerjaan urugan pasir
  4. Pekerjaan pasangan pondasi

Pekerjaan Persiapan

Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga tempat penimbunan sementara batu-batu kali tersebut sebelum dipasang.

Pekerjaan Galian

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian adalah :

  1. Siapkan alat-alat yang diperlukan
  2. Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan kedalaman yang disyaratkan.
  3. Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.
  4. Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan
  5. Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.
Rencana Galian Pondasi
Rencana Galian Pondasi

Pekerjaan Urugan Pasir

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir adalah :

  1. Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
  2. Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
  3. Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug seperti yang direncanakan.
Pekerjaan Urugan Pasir
Pekerjaan Urugan Pasir

Pekerjaan Pasangan Pondasi

Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan pemasangan batu kali.

Pembuatan profil :

  1. Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
  2. Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
  3. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.
  4. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar lebih kuat.
  5. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
  6. Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak tepat,demikian juga peilnya.

Pemasangan batu kali :

  1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
  2. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir.
  3. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
  4. Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi 25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
  5. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.

Pembuatan Profil Batu Kali
Pembuatan Profil Batu Kali
Pondasi Batu Kali
Pondasi Batu Kali

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/metode-pelaksanaan-pondasi-batu-kali