Produsen, Distributor, Importir & Supplier Peralatan Laboratorium Teknik Sipil Indonesia,
Jual alat uji Tanah, Jual alat uji Beton, jual alat uji Batuan, jual alat uji Semen, jual alat uji aspal, jual alat uji pertambangan dan jual alat uji General lainnya
Testing Equipment For : Soil, Concrete, Aggregate, Asphalt, Cement, Mining & General Machine
Kami akan selalu berusaha untuk selalu memberikan pelayanan terbaik, karena kepuasan dan kepercayaan konsumen prioritas utama bagi kami
Sistem proteksi katodik hanya efektif pada lingkungan berair atau lembab oleh karena itu, anoda korban pada sistem proteksi katodik harus selalu dalam keadaan terendam atau ditanam pada tanah yang basah. Untuk dapat menempatkan anoda korban dengan baik, perlu dilakukan pengecekan terhadap tinggi muka air minimum dan kelandaian dasar sungai.
Pada prinsipnya arus yang dihasilkan anoda harus dapat mengalir pada tiang pancang pipa baja yang akan diproteksi. Untuk itu, perlu dibuat loop tertutup dengan cara :
Tiang-tiang pancang pipa baja tiap bagian jembatan, satu sama lain dihubungkan antara lain dengan besi profil, besi beton ø 1” (2,54 cm) sehingga membentuk suatu sirkuit tertutup
Anoda di distribusikan secara merata pada tiang pancang pipa baja dengan jumlah sesuai kebutuhan.
Penempatan anoda di dalam air
Anoda pada sistem proteksi anoda korban harus ditempatkan pada daerah dibawah permukaan air terendah agar anoda selalu terendam air, sedangkan titik penghubung (las) dapat bebas di atas permukaan air. Gambar posisi anoda dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Penempatan anoda di dalam tanah atau tepat di permukaan tanah
Apabila anoda harus ditanam atau ditempatkan tepat di permukaan tanah dasar sungai, anoda diupayakan ditanam mengikuti kelandaian dasar sungai. Gambar situasi untuk penempatan seperti ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Evaluasi Efektifitas Proteksi Katodik
Efektifitas proteksi katodik anoda korban pada tiang pancang pipa baja dapat dilihat dengan melakukan pengukuran potensial tiang pancang pipa baja dan pH air dan tanah yang menjadi lingkungan tiang pancang pipa baja tersebut. Proteksi katodik anoda korban dapat mencegah korosi pada tiang pancang pipa baja apabila pada diagram potensial-pH berada pada posisi kebal dari korosi (imune) sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/penempatan-dan-posisi-anoda-korban
Pondasi adalah struktur pada bangunan yang terletak paling bawah yang berfungsi untuk meneruskan beban dari struktur atas ke tanah. Secara garis besar pondasi ada 2 jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal salah satunya jenisnya adalah pondasi batu kali. Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan pembuatan pondasi batu kali antara lain :
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan galian
Pekerjaan urugan pasir
Pekerjaan pasangan pondasi
Pekerjaan Persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga tempat penimbunan sementara batu-batu kali tersebut sebelum dipasang.
Pekerjaan Galian
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian adalah :
Siapkan alat-alat yang diperlukan
Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan kedalaman yang disyaratkan.
Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.
Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan
Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.
Pekerjaan Urugan Pasir
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir adalah :
Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug seperti yang direncanakan.
Pekerjaan Pasangan Pondasi
Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan pemasangan batu kali.
Pembuatan profil :
Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.
Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar lebih kuat.
Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak tepat,demikian juga peilnya.
Pemasangan batu kali :
Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir.
Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi 25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/metode-pelaksanaan-pondasi-batu-kali
Analisis kapasitas dukung tanah mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung beban pondasi yang bekerja di atasnya. Pondasi adalah bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban akibat berat struktur secara langsung ke tanah yang terletak dibawahnya. Perancangan yang seksama juga diperlukan agar beban pondasi tidak mengakibatkan timbulnya tekanan yang berlebihan ke tanah dibawahnya, karena tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan penurunan yang besar bahkan dapat mengakibatkan keruntuhan pondasi.
Bergantung pada jenis struktur dan tanah, beberapa jenis pondasi yang digunakan. Jika tanah di dekat permukaan mampu mendukung beban struktur, maka jenis pondasi dangkal yang berupa pondasi telapak atau pondasi rakit dapat digunakan. Pondasi telapak secara mudah dapat dikatakan sebagai bagian terbawah dari dinding atau kolom yang diperluas, yang berfungsi menyebarkan beban dari struktur ke tanah di bawahnya.
Pondasi rakit adalah pondasi yang terdiri dari pelat tunggal yang meluas ,yang mendukung beban struktur secara keseluruhan. Jika tanah didekat permukaan tidak mampu mendukung beban struktur di atasnya, pondasi sumuran/kaison atau pondasi tiang dapat digunakan.
Dalam merancang pondasi, terdapat 2 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :
Faktor aman terhadap keruntuhan akibat terlampauinya kapasitas dukung tanah harus dipenuhi. Dalam hitungan kapasitas dukung fondasi ,umumnya digunakan faktor aman 3.
Penurunan pondasi harus masih dalam batas-batas toleransi, khususnya penurunan yang tidak seragam (differential settlement) harus tidak mngakibatkan kerusakan pada struktur.
Kapasitas dukung ijin adalah tekanan maksimum yang dapat dibebankan pada tanah, sedemikian rupa sehingga kedua persyaratan di atas terpenuhi. Jadi,bila hitungan kapasitas dukung tanah didasarkan pada kapasitas dukung ultimit di bagi faktor aman telah memenuhi, padahal penurunan yang terjadi, yang dihitung berdasarkan tekanan dari hasil hitungan kapasitas dukung tanah tersebut, melampaui batas nilai toleransinya, maka nilai kapasitas dukungnya harus dikurangi sampai penurunan yang terjadi memenuhi syarat.
Bila tanah mengalami pembebanan seperti beban pondasi, tanah akan mengalami distorsi dan penurunan. Jika beban ini berangsur-angsur di tambah, penurunanpun juga bertambah. Akibatnya pada suatu saat, terjadi kondisi dimana pada beban tetap, pondasi mengalami penurunan yang sangat besar. Kondisi ini menunjukkan bahwa keruntuhan kapasitas dukung tela terjadi.
Kapasitas dukung ultimit (ultimate bearing capacity) didefinisikan sebagai beban maksimum persatuan luas dimana tanah masih dapat mendukung beban dengan tanpa mengalami keruntuhan.
Dari pengamatan kelakuan tanah selama pembebanan hingga tercapainya keruntuhan, diperoleh kenampakan sebagai berikut :
Terjadi perubahan bentuk tanah yang berupa penggembungan kolom tanah tepat di bawah dasar fondasi kearah lateral dan penurunan permukaan di sekitar pondasi.
Terdapat retakan lokal atau geseran tanah disekeliling pondasi.
Umumnya, pada saat keruntuhan terjadi zona geser melebar dalam batas tertentu dan suatu permukaan geser berbentuk lengkungan berkembang yang di susul dengan gerakan pondasi turun ke bawah.
Permukaan tanah disekitar pondasi selanjutnya menggembung ke atas yang diikuti oleh retakan dan gerakan muka tanah disekitar pondasi. Keadaan ini menunjukkan keruntuhan geser telah terjadi.
Kapasitas dukung tanah lempung bergantung pada konsistensi atau kuat gesernya. Kuat geser lempung dapat di peroleh dari beberapa pengujian,seperti uji SPT, uji tekan bebas dan uji triaksial.
Kebanyakan lempung jenuh mempunyai sifat seolah-olah mempunyai sudut gesek dalam nol, air sullit keluar dari tanahnya waktu beban bekerja. Bila pada pembebanan struktur, beban yang bekerja relatif cepat, maka digunakan dapat diperoleh dari pengujian triaksial maupun dari uji tekan bebas. Hanya dalam hal pembebanan yang sangat lambat atau dalam hal beban yang bekerja pada tanah dengan kandungan lanau yang tinggi, beban dapat mempengaruhi berkurangnya kadar air, yang kemudian dapat menambah kuat geser tanah. Untuk hal ini dapat digunakan parameter kuat geser tegangan efektif. Penggunaan kuat geser tanah yang diperoleh dari pengujian dengan kecepatan pembebanan yang sangat rendah di ijinkan, bila hitungan kapasitas dukung diperhitungkan untuk pembangunan bendungan urugan tanah, di mana pembangunannya memerlukan waktu lama. Pengurangan kadar air tanah yang di ikuti dengan penurunan, tidak merusak stabilitas bendungan.Akan tetapi, cara ini tidak boleh di pakai untuk struktur yang sensitif terhadap penurunan.
Cara ini hanya dapat digunakan untuk struktur fleksibel, seperti tangki minyak baja yang di bangun di atas tanah lanau. Pengisian tangki dapat di atur dengan penambahan kecil pada periode yang panjang. Bentuk penurunan yang akan terjadi bisa berbentuk cekungan tanpa menyebabkan kerusakan pada tangki tersebut.
Kapasitas dukung tiang adalah kemampuan atau kapasitas tiang dalam mendukung beban. Jika dalam kapasitas dukung pondasi dangkal satuannya adalah satuan tekanan (kPa) maka dalam kapasitas dukung tiang satuannya adalah satuan gaya (kN). Dalam beberapa literatur digunakan istilah pile capacity atau pile carrying capacity.
Hitungan kapasitas dukung tiang dilakukan secara statis dan dinamis. Hitungan kapasitas dukung tiang secara statis dilakukan menurut teori mekanika tanah.
Variasi kondisi tanah dan pengaruh tipe cara pelaksanaan pemancangan dapat menimbulkan perbedaan yang besar pada beban ultimit tiang dalam satu lokasi bangunan. Demikian pula dengan pengaruh-pengaruh seperti tiang dicetak di luar atau dicor ditempat,tiang berdinding rata atau bergelombang, tiang terbuat dari baja atau beton, sangat berpengaruh pada faktor gesekan antara sisi tiang dan tanah, yang dengan demikian akan mempengaruhi kapasitas dukung tiang.
Skema bidang runtuh untuk tiang yang mengalami pembebanan tekan dan yang menahan beban dengan mengerahkan tahanan ujung dan tahanan gesek dindingnya di perlihatkan pada gambar di bawah ini :
Kapasitas dukung ultimit neto tiang adalah jumlah dari tahanan ujung bawah ultimit dan tahanan gesek ultimit antara sisi tiang dan tanah disekitarnya dikurangi dengan berat sendiri tiang.
Qu = Qb + Qs – Wp
Dengan,
Wp = berat sendiri tiang (kN)
Qu = kapasitas dukung ultimit neto (kN)
Qb = tahanan ujung bawah ultimit (kN)
Qs = tahanan gesek ultimit (kN)
Tahanan ujung ultimit, secara pendekatan dapat di hitung dengan menggunakan persamaan kapasitas dukung ultimit pondasi dangkal, sebagai berikut
dengan,
qu = tahanan ujung persatuan luas tiang (kN/m²)
Ab = luas penampang ujung bawah tiang (m²)
Cb = kohesi tanah disekitar ujung tiang (kN/m²)
Pb = tekanan overburden di dasar tiang (kN/m²)
γ = berat volume tanah (kN/m³)
Nc, Nq, Nγ = faktor-faktor kapasitas dukung
Sehingga,
Tahanan gesek sisi tiang (Qs) dapat dianalisis dari teori Coulomb :
dengan,
τd = tahanan geser sisi tiang
cd = kohesi antara dinding – tanah
σn = σh = tegangan normal pada sisi tiang
Фd = sudut gesek antara sisi tiang dan tanah
Besarnya tegangan normal pada tiang (σn) atau tegangan horizontal (σh) pada tiang bergantung pada koefisien tekanan tanah lateral,
atau
Dengan σv adalah tegangan vertical akibat berat tanah (tekanan overburden) dan σh adalah tegangan horizontal atau tegangan lateral dari tanah disekitar tiang.
dengan,
Kd = koefisien lateral pada sisi tiang
Po = Z.γ
Z = kedalaman dari muka tanah
τd = cd + Kd.Po.tg Фd
Po = tekanan overburden rata-rata
Tahanan gesek dinding ultimit (Qs) :
As = luas selimut sisi tiang (m²)
Jika kapasitas dukung tiang ultimit diperhitungkan pada kondisi keruntuhan waktu jangka pendek atau kondisi tak terdrainase, maka parameter-parameter tanah yang harus digunakan adalah : Ф , c , cd dan ϒ pada kondisi tak terdrainase, sehingga pb dan po harus dihitung pada kondisi tegangan total.
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/kapasitas-dukung-ultimit-cara-statis
Sebelum dilakukan pemancangan perlu dipersiapkan alat-alat yang akan digunakan. Peralatan- peralatan yang digunakan dalam proses pemancangan adalah :
Alat pancang (Crawler Cranedan Hydraulic jump-nya)
Mesin las listrik dan kelengkapannya
Pesawat ukur seperti theodolit
Service crane, keberadaan alat ini tidak mutlak harus ada atau disesuaikan dengan lokasi
Unting-unting
Dolly, alat ini digunakan bila setting tiang yang dikehendaki dibawah muka tanah. Alat ini juga berguna untuk menambah kedalaman pancang karena final set rencana tidak tercapai
Alat-alat tambahan, seperti pelat baja 10 mm dan papan multipleks 10 mm
Sebagai contoh data spesifikasi tiang pancang adalah sebagai berikut :
1. Tiang pancang beton presstress dengan ukuran Δ 37cm x 37 cm x 37 cm
2. Mutu beton : K 500,
3. Panjang :
atas (top) : 12 m
tengah (middle) : 6 m
bawah (bottoom) : 6 m
dengan pemasangan : bawah sedalam 24 m.
Urutan-urutan pelaksanaan pemancangan adalah :
1. Penekanan pertama dapat dimulai dengan menjalankan mesin pancang. Tiang pacang diangkat sedikit dengan kabel pada titik ¼panjang dari ujung kepala tiang yang akan dipancang
2. Pengangkatan tiang pancang dilakukan sampai tegak, bersamaan dengan pengangkatan kabel diesel hydraulic jump sesuai posisi tiang agar penekanan dapat bekerja secara benar dan tiang yang bersangkutan tidak terpancang keluar dari posisinya
3. Tiang yang akan dipancang harus dijaga posisi vertikalnya dengan menggunakan alat Theodolite dan unting-unting dalam 2 arah. Unting-unting adalah suatu besi panjang yang diberi benang dengan memakai batu sebagai pemberat
4. Setelah benar-benar vertikal, dilakukan penekanan pertama. Pada penekanan pancang maka ram (penumbuk) diangkat, pada kedalaman 2 m (tinggi jatuhnya ram tersebut akan terjun bebas untuk melakukan pukulan). Pengangkatan ram selanjutnya dengan mengandalkan hasil dari ledakan akibat pukulan tadi. Plywood sebagai alas dari hydraulic jump yang rusak diganti secara periodik dengan ketebalan 5 cm. Suara yang dihasilkan dari pemancangan ini cukup bising olehsebab itu pihak-pihak di sekitar lokasi proyek harus terlebih dahulu diberitahu efek dari pemancangan tersebut, sehingga nantinya tidak timbul masalah di kemudian hari
5. Selama pemancangan berlangsung, kedudukan tiang selalu diamati agar posisi tetap vertikal. Apabila terjadi kemiringan, maka pemancangan dihentikan dan dilakukan pembetulan tiang dengan mengatur berdirinya leader.
Prosedur pelaksanaan pemancangan adalah sebagai berikut :
1. Pemancangan dilakukan setelah pekerjaan pematangan lahan selesai dilaksanakan sesuai dengan elevasi yang ditentukan
2. Penentuan posisi sentrisitas titik pancang dilakukan dengan cara membidik titik tiang pancang pada bouwplank dua arah
3. Pengangkatan tiang pancang, ujung bawah tiang / pipa pancang ditempatkan tepat pada titik pemancangan yang dikehendaki
4. Setting ketegak lurusan / kemiringan tiang pancang sesuai gambarkeja
5. Setelah posisi tiang pancang sudah tepat maka dapat dilakukan pemancangan
6. Pada saat pemancangan, posisi ketegakkan / kemiringan tiang pancang selalu di cek
7. Pemancangan dihentikan apabila pada pukulan terakhir penurunan tiang pancang sudah sesuai dengan final set yang direncanakan
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/pekerjaan-pemancangan-tiang-pancang
Tanah merupakan bagian dari kerak bumi yang terbentuk dari mineral dan bahan organik. Tanah memegang peranan yang vital bagi seluruh kehidupan di bumi ini karena tanah tanah mendukung kehidupan tumbuhan sebagai penyokong unsur hara dan air serta menjadi penopang bagi akar. Struktur tanah yang berongga (void) merupakan tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan bertumbuh. Tanah juga sering digunakan sebagai habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Proses pembentukan tanah dimulai dari pelapukan sebuah batuan, baik pelapukan secara fisik maupun pelapukan secara kimia. Karena proses ini, batuan akan menjadi lunak dan mengalami perubahan komposisinya. Batuan yang lapuk ini belum dapat dikatakan sebagai tanah, melainkan sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan ini terus berlangsung hingga bahan induk tanah berubah menjadi tanah sebenarnya. Proses pelapukan inilah yang menjadi titik awal terbentuknya tanah. Sehingga faktor yang mendorong pelapukan juga turut berperan dalam pembentukan tanah. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah iklim, organisme, bahan induk dan topografi.
Akibat dinamika faktor-faktor tersebut maka terbentuklah berbagai jenis tanah yang beragam dan dapat dilakukan klasifikasi tanah. Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem penggolongan yang sistematis dari jenis-jenis tanah yang mempunyai sifat-sifat yang sama ke dalam kelompok-kelompok dan sub kelompok berdasarkan pemakaiannya (Das,1995).
Sistem klasifikasi tanah dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi karakteristik dan sifat-sifat fisis tanah. Karena sifat dan perilaku tanah yang begitu beragam, sistem klasifikasi mengelompokan tanah ke dalam kategori yang umum dimana tanah memiliki kesamaan sifat fisik. Klasifikasi tanah juga berguna untuk studi yang terperinci mengenai keadaan tanah tersebut serta kebutuhan penguji untuk menentukan sifat teknis tanah seperti karakteristik pemadatan, kekuatan tanah, berat isi dan sebagainya (Bowles, 1989).
Banyak sistem klasifikasi tanah yang telah disusun antara lain sistem klasifikasi Dudal-Soepraptohardjo, Sistem Soil Taxonomy (USDA), Sistem World Reference Base for Soil Resources, Sistem Unified Soil Clasification System (USCS) dan SistemAmerican Association Of State Highway and Transporting Official (AASHTO). Namun yang paling umum digunakan adalah sistem USCS dan AASHTO. Berikut kami akan menjelaskan secara singkat kedua sistem klasifikasi ini.
A. Sistem Klasifikasi American Association Of State Highway and Transporting Official (AASHTO)
Sistem klasifikasi AASHTO dibuat dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :
1. Ukuran butir tanah
a. Kerikil : fraksi melewati saringan 75-mm (3-inch ) dan tertahan pada saringan no 10 (2-mm)
b. Pasir : fraksi melewati saringan no 10 (2 mm) dan tertahan pada saringan no 200 (0,075 mm)
c. Lumpur dan lanau : fraksi melewati saringan no 200
2. Plastisitas
Tanah disebut tanah berlumpur (silty) ketika fraksi halus tanah memiliki indeks plastisitas 10 atau kurang. Sedangkan tanah liat (clay) adalah ketika fraksi halus tanah memiliki indeks plastisitas 11 atau lebih.
3. Jika berbatu dan bongkah (ukuran lebih besar dari 75 mm) yang diuji, mereka dipisahkan dari bagian dari sampel tanah dari mana klasifikasi tersebut dibuat. Namun, persentase material tersebut dicatat.
Untuk mengklasifikasikan tanah yang sesuai dengan tabel dibawah, kita harus menerapkan data uji mulai dari kiri ke kanan. Dengan proses eliminasi, tanah dikelompokan pertama dari kiri lalu menuju ke kriteria yang sesuai.
B. Sistem Unified Soil Clasification System (USCS)
Sistem ini mengklasifikasikan tanah menjadi dua kategori besar :
1. Tanah kasar dengan syarat kurang dari 50% tanah lolos melalui saringan no 200. Kelompok ini dimulai dengan simbol awal G atau S. G singkatan gravell /kerikil, dan S(sand) untuk pasir atau tanah berpasir.
2. Tanah Halus adalah tanah dengan 50% atau lebih dapat melalui saringan no 20. Simbol kelompok ini dimulai dengan prefiks dari M, yang merupakan singkatan dari lumpur anorganik, C untuk lanau anorganik, atau O untuk lumpurdan lanau organik. Simbol Pt digunakan untuk gambut, tanah kotoran dan tanah lain yang kadar organiknya tinggi.
Simbol lainnya yang digunakan untuk klasifikasi adalah
W-well graded (bergradasi baik)
P – poorly graded
L – plastisitas rendah (batas cair kurang dari 50)
H – plastisitas tinggi (batas cair lebih dari 50)
Untuk menentukan klasifikasi tanah pada sistem USCS digunakan tabel dibawah ini dengan cara eliminasi dari kiri ke kanan seperti pada klasifikasi AASHTO. Untuk informasi tambahan dalam sistem ini juga dapat digunakan plasticity chart yang kami cantumkan dibawah.
Namun dalam menggunakan klasifikasi ini perlu diketahui beberapa informasi penting yang dapat dicari dengan berbagai pengujian terdahulu pada tanah, yakni :
Persentase kerikil, yaitu fraksi melewati saringan dengan ukuran 76,2 mm saringan dan tertahan di saringan no. 4 (4,75-mm)
Persentase pasir, yaitu fraksi yang melewati saringan no. 4 (4,75 mm pembukaan) dan tertahan pada saringan no. 200 (0,075 mm)
Persen lumpur dan tanah liat, yaitu tanah yang lolos dari saringan no. 200 (0.075 mm)
Koefisien keseragaman (Cu) dan koefisien gradasi (Cc)
Batas cair dan indeks plastisitas tanah yang melewati saringan no. 40
sumber :https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/sistem-klasifikasi-tanah-aashto-dan-uscs
Pengertian kadar air ada 2 hal, kandungan air yang terdapat dalam kayu, biasanya dinyatakan dalam persen dari berat kayu kering oven sedangkan kadar air kayu atau bahan berkayu dapat dinyatakan berdasarkan berat kayu kering oven atau berat kayu basah.
Ada beberapa jenis kayu antara lain :
1. Kayu keras (daun lebar)
Kelompok kayu yang berasal dari gol. Berbiji tertutup (angiospermal) yang pada umumnya berdaun lebar dengan ciri-ciri kayu memiliki pori-pori dan pembuluh serta struktur anatomi yang kompleks.
2. Kayu lunak (daun jarum)
Kelompok kayu yang berasal dari gol.berbiji terbuka (gimuospermal) yang pada umumnya berdaun jarum dengan ciri-ciri kayu terdiri dari trakeida longitudinal dengan struktur anatomi yang relatif lebih sederhana.
Kayu gubal merupakan bagian terluar dari kayu yang berbatasan dengan kulit dan merupakan bagian batang yang masih hidup berisi zat makanan cadangan biasanya berwarna terang.
Mata kayu adalah salah satu cacat pada kayu gergajian yang merupakan tempat munculnya cabang atau ranting yg berbentuk bulat atau lonjong.
Persyaratan-persyaratan dalam struktur kayu harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Analisis struktur harus dilakukan dengan cara-cara mekanika teknik yang baku.
2. Analisis dengan komputer, harus menunjukkan prinsip cara kerja program dan harus ditunjukkan dengan jelas data masukkan serta penjelasan data keluaran.
3. Percobaan model diperbolehkan bila diperlukan untuk analisis teoritis.
4. Analisis struktur harus dilakukan dengan model-model matematis yang mensimulasikan keadaan struktur yang sesungguhnya dilihat dari segi sifat bahan dan kekakuan unsur-unsurnya.
5. Bila cara perhitungan menyimpang dari tata cara ini, maka harus mengikuti persyaratan berikut ini :
Struktur yang dihasilkan dapat dibuktikan dengan perhitungan atau percobaan yang cukup aman.
Tanggung jawab atas penyimpangan,dipikul oleh perencana yang bersangkutan.
Perhitungan atau percobaan tersebut diajukan kepada panitia yang ditunjuk oleh pengawas lapangan yang terdiri dari ahli-ahli yg diberi wewenang menentukan segala keterangan dan cara-cara tersebut.
Penanggung jawab perhitungan adalah perencana yang bertanggungjawab terhadap hasil perencanaan.
Kuat tekan kayu adalah nilai yang digunakan untuk mengetahui kelas kuat kayu. Kelas kuat kayu adalah tolok ukur yang akan kita gunakan di lapangan untuk menentukan dimensi kayu dan harus didasarkan pada pembebanan yang bekerja.
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kuat tekan kayu searah serat dan kategori kelas kayu. Benda uji yang harus disiapkan adalah balok kayu dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 200 mm. Sedangkan alat yang digunakan adalah stopwatch, mesin uji tekan kayu, kaliper.
Tahap pengujian antara lain :
Lakukan pengukuran dimensi kayu. Lakukan 3 kali pengukuran untuk mendapatkan ukuran yang akurat.
Letakkan benda uji pada mesin uji tekan kayu.
Berikan pembebanan dengan kecepatan sekitar 0,6 mm/menit.
Catatlah beban maksimum yang terjadi dan lama pembebanan.
Gambarlah sketsa benda uji setelah dilakukan pembebanan
3. PUBI 1982 tabel 37-3 “ Berat jenis ( kering udara ) kurang atau sama dengan 0.3. Kekuatan Tekan mutlak kurang dari 650 kg/cm2. Kekuatan tekan mutlak lebih dari 425 kg/cm2.” Jadi kayu termasuk kayu kelas kuat III.
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-kayu/pengujian-kuat-tekan-kayu