Metode Standard Penetration Test ( SPT )


Standart Penetration Test (SPT)


Tujuan

Untuk mengetahui kedalam lapisan tanah keras serta sifat daya dukung setiap kedalaman.


Dasar Teori

SPT (Standard penetration test) adalah salah satu jenis uji tanah yang sering digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah selain CPT. SPT dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah dan disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm (1 ft) vertikal. dilakukan dengan memukul sebuah tabung standar kedalam lubang bor sedalam 450 mm menggunakan palu 63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760 mm, Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150 mm. Jumlah pukulan yang digunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm terakhir. Sewaktu melakukan pengeboran inti, jika kedalaman pengeboran telah mencapai lapisan tanah yang akan diuji, mata bor dilepas dan diganti dengan alat yang disebut tabung belah standar (Standar Split barrel sampler). Setelah tabung ini dipasang, bersama-sama dengan pipa bor, alat diturunkan sampai ujungnya menumpu lapisan tanah dasar, dan kemudian dipukul dari atas.


Dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis tanah secara visual

Dapat digunakan untuk mendapatkan parameter tanah secara kualitatif melalui korelasi empiris Keunggulan SPT Profil kekuatan tanah tidak menerupakan Dalam sistem beban jatuh ini, digunakan palu dengan beban 140 lb (63,5 kg) yang dijatuhkan secara berulang dengan ketinggian 30 in (0,76 m). Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 6 in (150 mm) untuk masing-masing tahap.

Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap kedua dan ketiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan /0,3 m atau pukulan per foot(ft)). Uji SPT dilakukan pada setiap 2m pengeboran dan dihentikan pada saat uji SPT N diatas 60 N berturut turut sebanyak 3 kali.

Merupakan singkatan dari standard penetration test, merupakan salah satu uji tanah yang paling sering dilakukan, dilakukan dengan menjatuhkan batangan besi (pemukul) ke bor yang ada di dalam tanah, dan menghitung jumlah pukulan yang diperlukan untuk memperdalam lubang bor sedalam 15 cm. Semakin banyak pukulan yang diperlukan, semakin keras tanah yang sedang diteliti, dan dapat disimpulkan juga semakin besar phi ataupun kohesi dari tanah tersebut.

SPT Merupakan singkatan dari standard penetration test, merupakan salah satu uji tanah yang paling sering dilakukan, dilakukan dengan menjatuhkan batangan besi (pemukul) ke bor yang ada di dalam tanah, dan menghitung jumlah pukulan yang diperlukan untuk memperdalam lubang bor sedalam 15 cm. Semakin banyak pukulan yang diperlukan, semakin keras tanah yang sedang diteliti, dan dapat disimpulkan juga semakin besar phi ataupun kohesi dari tanah tersebut

Standart Penetration Test (SPT) dilakukan untuk mengestimasi nilai kerapatan relatif dari lapisan tanah yang diuji.Untuk melakukan pengujian SPT dibutuhkan sebuah alat utama yang disebut Standard Split Barrel Sampler atau tabung belah standar.Alat ini dimasukkan ke dalam Bore Hole setelah dibor terlebih dahulu dengan alat bor.Alat ini diturunkan bersama-sama pipa bor dan diturunkan hingga ujungnya menumpu ke tanah dasar.Setelah menumpu alat ini kemudian dipukul (dengan alat pemukul yang beratnya 63,5 kg) dari atas.

Pada pemukulan pertama alat ini dipukul hingga sedalam 15 cm.Kemudian dilanjutkan dengan pemukulan tahap kedua sedalam 30 cm dan dilanjutkan sedalam 45. Pukulan kedua dan ketiga inilah muncul nilai "N" yang merupakan manifestasi jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk membuat tabung standar mencapai kedalaman 45 cm.

Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah, disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua dan ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan/0,3 m).

Teknik pemboran yang baik merupakan salah satu prasyarat untuk mendapatkan hasil uji SPT yang baik. Teknik pemboran yang umum digunakan adalah teknik bor bilas (wash boring), teknik bor inti (core drilling) dan bor ulir (auger boring). Peralatan yang digunakan pada masing-masing teknik pemboran harus mampu menghasilkan lubang bor yang bersih untuk memastikan bahwa uji SPT dilakukan pada tanah yang relatif tidak terganggu Bila digunakan teknik bor bilas maka mata bor yang digunakan harus mempunyai jalan air melalui samping mata bor dan bukan melalui ujung mata bor.

Apa bila air yang dipompakan melalui batang pancang kedasar lubang keluar dari ujung mata bor maka aliran air dari ujung mata bor tersebut dapat mengakibatkan terjadinya pelunakan\ganguan pada dasar lubang bor, yang pada gilirannya akan menghasikkan nilai N yang lebih rendah dari pada yang seharusnya.


Peralatan


1)   Mesin bor yang dilengkapi dengan peralatannya;
2)   Mesin pompa yang dilengkapi dengan peralatannya;
3)   Split barrel sampler
4)   Palu dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset ±1%.
5)   Alat penahan (tripod);
6)   Rol meter;
7)   Alat penyipat datar;
8)   Kerekan;
10) Kunci-kunci pipa;
11) Tali yang cukup kuat untuk menarik palu;
12) Perlengkapan lain.




Prosedur Percobaan



Persiapan pengujian

1) Lakukan persiapan pengujian SPT di lapangan dengan tahapan sebagai berikut:
2) Pasang blok penahan (knocking block) pada pipa bor;
3) Beri tanda pada ketinggian sekitar 75 cm pada pipa bor yang berada di atas penahan;
4) Bersihkan lubang bor pada kedalaman yang akan dilakukan pengujian dari bekas-bekas pengeboran;
5) Pasang split barrel samplerpada pipa bor, dan pada ujung lainnya disambungkan dengan pipa bor yang telah dipasangi blok penahan;
6) Masukkan peralatan uji  SPT ke dalam dasar lubang bor atau sampai kedalaman pengujian yang diinginkan;
7) Beri tanda pada batang bor mulai dari muka tanah sampai ketinggian 15 cm, 30 cm dan 45 cm.


Prosedur pengujian


1) Lakukan pengujian dengan tahapan sebagai berikut:
2) Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada interval sekitar 1,50 m s.d 2,00 m atau sesuai keperluan;
3) Tarik tali pengikat palu (hammer) sampai pada tanda yang telah dibuat sebelumnya (kira-kira 75 cm);
4) Lepaskan tali sehingga palu jatuh bebas menimpa penahan 
5) Ulangi 2) dan 3) berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm;
6) Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang pertama;
7) Ulangi 2), 3), 4) dan 5) sampai pada penetrasi 15 cm yang ke-dua dan ke-tiga;
8) Catat jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm:
- 15 cm pertama dicatat N1
- 15 cm ke-dua dicatat N2
- 15 cm ke-tiga dicatat N3
Jumlah pukulan yang dihitung adalah N2+ N3.  Nilai N1 tidak diperhitungkan karena masih kotor bekas pengeboran;
9) Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan tambah pengujian sampai minimum 6 meter;
10) Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan.


sumber : https://geezaliori20.blogspot.com/2017/03/standart-penetration-testspt.html

Tentang Sondir


Tujuan

Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras dan sifat daya dukung maupun daya lekat setiap kedalaman.


Dasar Teori

Pengujian Sondir test merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta mengetahui kedalaman lapisan pendukung yaitu lapisan tanah keras. Hal ini dimaksudkan agar dalam mendesain Pondasi yang akan digunakan sebagai penyokong kolom bangunan diatasnya memiliki faktor Keamanan (safety factor) yang  tinggi sehingga bangunan diatasnya tetap kuat dan tidak mengalami penurunan atau settlement yang dapat membahayakan dari sisi keselamatan akan bangunan dan penghuni didalamnya. Banyak terjadi kegagalan struktur (bangunan roboh/ runtuh) akibat tidak diperhatikanpentingnya Pengujian  Soil testini, untuk itu sangat di sarankan untuk melakukan pengujian tanah (sondir) ini, sehingga dapat didesain jenis pondasi yang aman dan efektif sesuai dengan karakteristik tanah dari bangunan yang akan dibangun.
Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. Biasanya dipakai adalah bi-conus type Begemann yang dilengkapi dengan selimut atau jacket untuk mengukur hambatan pelekat lokal (side friction) dengan dimensi sbb :  

a)   Sudut kerucut conus  : 60°
b)   Luas penampang conus  : 10.00cm2
c)   Luas selimut/jacket  : 150cm2

Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur silinder diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir pada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relatif mudah pemakaiannya, cepat dan amat ekonomis. Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representase atau model dari pondasi tiang dalam skala kecil. Teknik pendugan lokasi atau kedalaman tanah keras dengan suatu batang telah lama dipraktekan sejak zaman dulu. Versi mula-mula dari teknik pendugaan ini telah dikembangkan di Swedia pada tahun 1917 oleh Swedish State Railwaysdan kemudian oleh Danish Railways tahun 1927. Karena kondisi tanah lembek dan banyaknya penggunaan pondasi tiang, pada tahun 1934 orang-orang Belanda memperkenalkan alat sondir sebagaimana yang kita kenal sekarang (Barentseen, 1936). 
Metode ini kemudian dikenal dengan berbagai nama seperti:  “Static Penetration Test” atau “Duch Cone Static Penetration Test” dan secara singkat disebut sounding saja yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian dinamakan sondir yang diambil dari bahasa Belanda.Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima oleh para praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk pendugaan profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku tanah telah dapat diindentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan gesekan selimutnya.
Besaran penting yg diukur pada uji sondir adalah perlawanan ujung yg diambil sebagai gaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir (qc). Besarnya gaya ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung jauh lebih besar daripada tanah butiran halus.
Hubungan kuat dukung tanah dengan data sondir (qc).  Hubungan nilai tahanan konus (qc)terhadap konsistensi tanah, sebagai berikut : 

a)        Tanah yang sangat lunak nilai qc <  5 kg/cm2 
b)        Lunak 5-10 kg/cm2 
c)        Teguh 10-20 kg/cm2  
d)        Kenyal 20-40 kg/cm2
e)        Sangat kenyal 40-80 kg/cm2 
f)         keras 80-150 kg/cm2g)        sangat keras  > 150 kg/cm2.


Pelaksanaan test sondir ini mengacu pada prosedur ASTM.D.3441, dimana nilai perlawanan conus (qc) dan nilai hambatan pelekat lokal atau side friction (fs) diamati setiap interval kedalaman 20cm dengan kecepatan penetrasi saat pembacaan nilai qc dan fs, diusahakan konstan yaitu kurang lebih 2cm/detik.Test ini dilaksanakan hingga mencapai kemampuan maksimum alat, yakni nilai tekanan total atau qc = 250kg/cm2 atau hingga mencapai kedalaman maksimum dibawah permukaan tanah setempat.
Hasil test sondir ini disajikan berupa diagram atau grafik hubungan antara kedalamaan dengan qc, fs, total friction dan friction ratio. Jika anda ingin membangun, lakukan Pengujian Sondir untuk memastikan pondasinya anda aman dan kuat untuk bangunannya.Uji  daya dukung tanah ini atau sondir dilakukan untuk bangunan lebih dari satu lantai seperti rumah lebih dari satu lantai, kos kosan dua lantai atau lebih, pembangunan hotel, pabrik, rumah sakit, villa, sekolah dan lain lain.

Uji Sondir lebih dari sekedar syarat pengurusan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) saja, tapi lebih dari itu, Uji Sondir adalah alat keselamatan Anda dan bangunan Anda.  Tes sondir merupakan salah satu tes dalam bidang teknik sipil yang berfungsi untuk mengetahui letak kedalaman tanah keras, yang nantinya dapat diperkirakan seberapa kuat tanah tersebut dalam menahan beban yang didirikan di atasnya. Tes ini biasa dilakukan sebelum membangun pondasi tiang pancang, atau pondasi-pondasi dalam lainnya. Data yang didapatkan dari tes ini nantinya berupa besaran gaya perlawanan dari tanah terhadap konus, serta hambatan pelekat dari tanah yang dimaksud. Hambatan pelekat adalah perlawanan geser dari tanah tersebut yang bekerja pada selubung bikonus alat sondir dalam gaya per satuan panjang.


Hasil dari tes sondir ini dipakai untuk:


a)    Menentukan tipe atau jenis pondasi apa yang mau dipakai 
b)    Menghitung daya dukung tanah asli 
c)    Menentukan seberapa dalam pondasi harus diletakkan nantinya


Metoda sounding/sondir terdiri dari penekanan suatu tiang pancang untuk meneliti penetrasi atau tahanan gesernya. Alat pancang dapat berupa suatu tiang bulat atau pipa bulat tertutup dengan ujung yang berbentuk kerucut dan atau suatu tabung pengambil contoh tanah, sehingga dapat diperkirakan  diestimasi sifat-sifat fisis pada strata dan lokasi dengan variasi tahanan pada waktu pemancangan alat   pancang itu. Metoda ini berfungsi untuk eksplorasi dan pengujian di lapangan, uji ini dilakukan untuk mengetahui elevasi lapisan keras. 

Hasil Cone Penetration Test disajikan dalam bentuk diagram sondir yang mencatat nilai tahanan konus dan friksi selubung, kemudian digunakan untuk menghitung daya dukung pondasi yang diletakkan pada tanah tersebut. Di Indonesia alat sondir sebagai alat tes di lapangan yang sangat terkenal karena di negara ini banyak dijumpai tanah lembek (misalnya lempung) hingga kedalaman yang cukup besar sehingga mudah ditembus dengan alat sondir. Di dunia penggunaan Sondir ini semakin populer terutama dalam menggantikan SPT untuk test yang dilakukan pada jenis tanah liat yang lunak dan untuk tanah pasir halus sampai tanah pasir sedang/kasar. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus (qc), hambatan lekat (fs) tanah dan friction ratio (rf) untuk memperkirakan jenis tanah yang diselidiki.


Keuntungan dan Kerugian Alat Sondir  


1)      Keuntungan 
a.      Cukup ekonomis. 
b.      Apabila contoh tanah pada boring tidak bisa diambil (tanah lunak / pasir). 
c.      Dapat digunakan manentukan daya dukung tanah dengan baik. 
d.      Adanya korelasi empirik semakin handal. 
e.      Dapat membantu menentukan posisi atau kedalaman pada pemboran. 
f.      Dalam prakteknya uji sondir sangat dianjurkan didampingi dengan uji lainnya baik uji lapangan maupun uji laboratorium, sehingga hasil uji sondir bisa diverifikasi atau dibandingkan dengan uji lainnya. 
g.       Dapat dengan cepat menentukan lekat lapisan tanah keras. 
h.       Dapat diperkirakan perbedaan lapisan. 
i.        Dapat digunakan pada lapisan berbutir halus. 
j.        Baik digunakan untuk menentukan letak muka air tanah. 

2)        Kerugian: 
a.        Jika terdapat batuan lepas biasa memberikan indikasi lapisan keras yang salah. 
b.      Jika alat tidak lurus dan tidak bekerja dengan baik maka hasil yang diperoleh bisa merugikan. 
c.         Tidak dapat diketahui tanah secara langsung  


Peralatan 

1)        Mesin Sondir 
2)        Seperangkat pipa sondir 
3)        Manometer 2 buah dengan beda kapasitas 
4)        Konus dan batang konus 
5)        4 buah angker  
6)        Kunci pipa, kunci inggris, dan kunci-kunci lainnya 
7)        Oil SAE 20
 8)       4 buah besi kanal


           Prosedur

a)        Bersihkan lokasi sekitar tempat penyondiran 
b)        Pasang 4 buah angker dan atur mesin sondir agar berdiri vertikal 
c)        Isi mesin sondir dengan oil SAE 20 
d)        Pasang konus pada ujung pipa 
e)        Pasang pipa dan konus pada mesin sondir 
f)         Kemudian lakukan penekanan pada  setiap 20 cm dan baca jarum manometer.



sumber : https://geezaliori20.blogspot.com/2017/03/sondir.html

Pengukuran Kekuatan Bahan dengan Compression Testing Machine


Aktifitas warga Indonesia semakin banyak dan padat karena perubahan zaman yang makin modern dan kebutuhan yang ingin dipenuhi. Dengan aktifitas yang sangat padat, warga Indonesia tentunya sangat membutuhkan jalan dan jembatan untuk menunjang berbagai aktifitas mereka. Jalan dan jembatan ini sangatlah dibutuhkan terutama daerah pedesaan yang masih tertinggal.

Jalan dan jembatan ini tidak boleh dibangun atau dikonstruksikan secara sembarangan, karena jembatan dipakai setiap orang yang akan dilintasi setiap hari. Pengkonstruksian sebelumnya haruslah melakukan pengujian bahan yang dipakai untuk pembangunan jalan dan jembatan untuk mengetahui tingkat kekuatan bahan sehingga dapat menahan beban. Karena jika kekuatan bahan yang digunakan tidak kuat dan sesuai standar, maka struktur konstruksi jalan dan jembatan yang dibangun akan hancur / ambruk. Seperti berita yang dikutip dari fajar.co.id berikut.

Jembatan yang dibangun melalui program PNPM tahun 2010 lalu di Desa Galung ambruk. Akibatnya jalur di Kampung Galung menuju kampung di sebelahnya terputus. Warga terpaksa lewat di dasar sungai di bawah jembatan saat air sungai surut.


Di lokasi, Latif salah seorang warga, menyatakan, jembatan ini sudah hampir setahun tak bisa digunakan warga. Padahal jalur ini sangat vital bagi warga setempat. Betapa tidak hasil panen padi dari Kampung Galung menju kota Barru harus melewati jalur ini. Sementara kondisi jembatan tidak memungkinkan untuk dilewati.


Beton penyangga ujung jembatan amblas sehingga antara ujung jembatan dengan aspal jalan menganga hingga mencapai satu meter setengah. Kondisi ini jelas tak bisa dilewati kendaraan apapun.


Kepala Desa Galung, Ahmad Suhada, yang dihubungi, Jumat, 11 November, mengakui, adanya kerusakan jembatan di daerahnya. Menurutnya, jembatan yang rusak itu dibangun bersama dengan program PNPM tahun 2010 lalu.

Dari berita tersebut, jembatan ambruk diakibatkan kekuatan bahan yang digunakan tidak dapat menahan beban. Lalu untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini dapatlah menggunakan alat pengujian yang bernama Compression Testing Machine.

Compression Testing Machine adalah alat pengujian untuk mengetahui kekuatan bahan yang dipakai dalam konstruksi jalan dan jembatan. Alat pengujian ini dapat menguji kekuatan bahan seperti semen, beton, batu bata dari berbagai bahan, berbagai komponen metal dan lain-lain.

Compression Testing Machine menggunakan metode kompresi/penekanan bahan yang akan diuji dengan cara bahan akan diuji diambil sampelnya lalu sampel tersebut dikompresi/ditekan sampai sampel tersebut retak, maka dari penekanan ini akan diketahui berapa hasil kekuatan bahan yang didapatkan. Hasil dari Compression Testing Machine sangatlah penting saat membuat konstruksi jalan maupun jembatan sehingga jembatan tidak mudah untuk rubuh.


sumber artikel :
https://www.alatuji.com/article/detail/47/compression-testing-machine#compression_testing_machine

Metode Hammer Test



Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton. Disamping itu dengan menggunakan metode ini akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya murah.Metode pengujian ini dilakukan dengan menggunakan memberikan beban intact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut padaa saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur, karena kesederhanaanya, pengujian menggunakan alat ini sangat cepat sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton misalnya keberadaan partikel batu pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan. Oleh karena itu diperlukan pengambilan beberapa kali pengukuran disekitar lokasi pengukuran yang kemudian hasilnya dirata-ratakan.British standards (BS) mensyaratkan pengambilan antara 9 sampai 25 kali pengukuran untuk setiap daerah pengujian seluas maksimum 300 mm persegi.
Secara umum alat ini dapat digunakan untuk :
  1. Memeriksa keseragaman kualitas beton pada struktur
  2. Mendapatkan perkiraan kuat tekan beton

SPESIFIKASI
Spesifikasi tentang alat ini dapat dilihat pada BS4408 pt.4 atau ASTM G80S-89
1. Kelebihan dan Kekurangan “Hammer Test”
Kelebihan :
  • Murah
  • Pengukuran bisa dilakukan dengan cepat
  • Praktis (mudah digunakan)
  • Tidak merusak
Kekurangan :
  • Hasil pengujian dipengaruhi kerataan permukaan, kelembaban beton, sifat-sifat dan jenis agregat, derajat karbonisasi dan umur beton. Oleh karena itu perlu diingat bahwa beton yang akan diuji harus dari jenis dan kondisi yang sama.
  • Sulit mengkalibrasi hasil pengujian
  • Tingkat keandalannya rendah
  • Hanya memberikan informasi mengenai karakteristik beton pada permukaan
2. Kalibrasi
Seperti yang disebutkan sebelumnya, banyak sekali variabel yang berpengaruh terhadap hasil pengukuran dengan menggunakan peralatan hammer. Oleh karena itu sangat sulit untuk mendapatkan diagram kalibrasi yang bersifat umum yang dapat menghubungkan parameter tegangan beton sebagai fungsi dari pada jumlah skala pemantulan hammer dan dapat diaplikasikan untuk sembarang beton
Jadi diagram kalibrasi sebaiknya berbeda untuk setiap jenis campuran beton yang berbeda. Oleh karena itu setiap jenis beton yang berbeda perlu diturunkan diagram kalibrasi dan perlu dilakukan pengujian tekan sample hasil coring untuk setiap jenis beton yang berbeda dari struktur yang sedang ditinjau. Hasil uji coring tersebut kemudian dijadikan sebagai konstanta untuk mengkalibrasikan bacaan yang didapat dari peralatan hammer tersebut.
Jadi penggunaan diagram kalibrasi yang dibuat oleh produsen alat uji hammer sebagainya dihindarkan, karena diagram kalibrasi tersebut diturunkan atas dasar pengujian beton dengan jenis dan ukuran agregat tertentu, bentuk benda uji yang tertentu dan kondisi test yang tertentu.

PERSIAPAN DAN TATA CARA PENGUJIAN
1. Persiapan
  • Menyusun rencana jadwal pengujian, mempersiapkan peralatan-peralatan serta perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan
  • Mencari data dan informasi termasuk diantaranya data tentang letak detail konstruksi, tata ruang dan mutu bahan konstruksi selama pelaksanaan bangunan berlangsung
  • Menentukan titik test
  • Titik test untuk kolom diambil sebanyak 5 (lima) titik, masing-masing titik test terdiri dari 8 (delapan) titik tembak, untuk balok diambil sebanyak 3 (tiga) titik test masing-masing titik terdiri dari 5 (lima) titik tembak sedangkan pelat lantai diambil sebanyak 5 (lima) titik test masing-masing terdiri dari 5 (lima) titik tembak
2. Tata Cara Pengujian
  • Sentuhkan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat hammer test pada titik-titik yang akan ditembak dengan memegang hammer sedemikian rupa dengan arah tegak lurus atau miring bidang permukaan beton yang akan ditest
  • Plunger ditekan secara perlahan-lahan pada titik tembak dengan tetap menjaga kestabilan arah dari alat hammer. Pada saat ujung plunger akan lenyap masuk kesarangnya akan terjadi tembakan oleh plunger terhadap beton, dan tekan tombol yang terdapat dekat pangkal hammer
  • Lakukan pengetesan terhadap masing-masing titik tembak yang telah ditetapkan semula dengan cara yang sama
  • Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik 1 yaitu hubungan antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang terdapat pada alat hammer sehingga memotong kurva yang sesuai dengan sudut tembak hammer
  • Besar kekuatan tekan beton yang di test dapat dibaca pada sumbu vertikal yaitu hasil perpotongan garis horizontal dengan sumbu vertikal
Oleh karena itu mutu beton yang dinyatakan dengan kekuatan karakteristik α bk didasarkan atas kekuatan tekan beton yang diperoleh pada saat pengetesan yang dilaksanakan perlu dikonversi menjadi kekuatan tekan beton umur 28 hari.

Hubungan Antara Nilai Pantul Dengan Kekuatan Tekan Beton
Hubungan Antara Nilai Pantul Dengan Kekuatan Tekan Beton
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-beton/metode-hammer-test

Core Drill Listrik DCA / Husqvarna - 0813 2006 6151 ( Biand )




Core Drill Listrik DCA / Husqvarna

DEFINISI PRODUK CORING MACHINE / CORE DRILLING adalah Mesin Beton atau alat yang di unakan untuk melubangi Beton, Dengan menggunakan motor Drill bertenaga listrik di operasikan dengan di sambung oleh Mata coring ( Diamond Corebit ) dengan ukuran mulai dari 1 inch hingga 10 inch dengan panjang hingga 45 cm. Alat ini banyak di aplikasikan untuk pengerjaan melubangi media beton pada bangunan maupun jalan. Pada pekerjaan konstruksi bangunan alat in di fungsikan untuk membuat lubang jalur Pipa air bersih atau air kotor / jalur pipa instalasi listrik dll. Alat ini juga dapat di gunakan pada media Aspal jalan yang biassanya untuk melakukan pembuatan instalasi atau Tes Lab kekuatan aspal / beton yang kemudian hasil sampel akan di lakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan alat Lab Test. HUSQVARNA Core drill selain dapat di operasikan pada media lantai dasar dapat pula di operasikan pada dinding. dengan menambahkan accesoris Vacum sehingga mendukung dalam pengoperasian alat tersebut. 

Mata Bor Aspal dan Beton - 0813 2006 6151 ( Biand )



Detail DIAMOND CORE BIT / HOFFMAN
DIAMOND BIT / HOFFMAN Mata bor untuk quality control jalan, dapat dipergunakan pada jalan aspal dan beton.
DIAMOND BIT / HOFFMAN For core sample, Inner dia.4" outside dia.4 1/ 4" , for Concrete and asphalt .. for Quality Control Works.

Spesifikasi Diamond Bit :
4" inner diameter
4.312 x 4.000 Maroon
4- 1/ 4" Diamond Core Bit
1-1/ 4" -7 Adaptor

SUPPLIER PRODUSEN DISTRIBUTOR IMPORTIR ALAT LABORATORIUM TEKNIK SIPIL


sondir 2 ton, sondir 5 ton, sondir 10 ton, core drill, triaxial test, stone crusher, abrassion machine,

sondir 2 ton, sondir 5 ton, sondir 10 ton, core drill, triaxial test, sieve, v-mixer, vibrating table, timbangan ohaus, stone crusher, super crunch, dcp, tva penemometer, speedy moisture, slump test, sieve shaker, sand cone, sand equivalent, rotap sieve shaker, reflux extractor, abrassion machine, organic impurities, drying oven, cbr test, concrete mixer, liquid limit test, hammer mill, hammer test, hard grove grindability, furnace oven, direct shear, mold, tes beton, compression machine, compaction test, centrifuge extractor, cent o gram, air content, standard penetration, vertical cylinder capping, water content, unconfined compression, time setting of hydraulic, tva penemometer, specific gravity, softening point, single roll crusher, saybolt viscosimeter, sample splitter, sample extruder, precision sample splitter, proving ring, raymond mill, rotary sample divider, pelet sampling machine, mot straight edge, mini jaw crusher, marshall test, loss on heating, lapping machine, lab ball rod mill, lab pulverizer, jaw crusher, hydraulic conrete beam, hand bor, grinding mill, double roll crusher, field vane, distilation of cutback, dibble tugal, dessicator, core cutting machine, consolidation test, concrete beam mold, cube mold, cylinder mold, compressive strength, bulk density, bottle roller, big drying shed, benkeman beam, aggregate impact,

sondir 2 ton, sondir 5 ton, sondir 10 ton, core drill, triaxial test, sieve, v-mixer, vibrating table, timbangan ohaus, stone crusher, super crunch, dcp, tva penemometer, speedy moisture, slump test, sieve shaker, sand cone, sand equivalent, rotap sieve shaker, reflux extractor, abrassion machine, organic impurities, drying oven, cbr test, concrete mixer, liquid limit test, hammer mill, hammer test, hard grove grindability, furnace oven, direct shear, mold, tes beton, compression machine, compaction test, centrifuge extractor, cent o gram, air content, standard penetration, vertical cylinder capping, water content, unconfined compression, time setting of hydraulic, tva penemometer, specific gravity

softening point, single roll crusher, saybolt viscosimeter, sample splitter, sample extruder, precision sample splitter, proving ring, raymond mill, rotary sample divider, pelet sampling machine, mot straight edge, mini jaw crusher, marshall test, loss on heating, lapping machine, lab ball rod mill, lab pulverizer, jaw crusher, hydraulic conrete beam, hand bor, grinding mill, double roll crusher, field vane, distilation of cutback, dibble tugal, dessicator, core cutting machine, consolidation test, concrete beam mold, cube mold, cylinder mold, compressive strength, bulk density, bottle roller, big drying shed, benkeman beam, aggregate impact,

prospek kerja teknik sipil, alat alat laboratorium kimia, teknik sipil, alat uji mektan, alat alat laboratorium, alat laboratorium, alat teknik, mekanika teknik, mekanika tanah, mekanika batuan, mekanika beton, mekanika aspal, testing machine, alat lab teknik sipil, driling rig, general supplier, excavator, mesin crusher, sondir 2 ton, sondir 5 ton, sondir 10 ton, core drill, triaxial test, sieve, v-mixer, vibrating table, timbangan ohaus, stone crusher, super crunch, dcp, tva penemometer, speedy moisture, slump test, sieve shaker, sand cone, sand equivalent, rotap sieve shaker, reflux extractor, abrassion machine, organic impurities, drying oven, cbr test, concrete mixer, liquid limit test, hammer mill, hammer test, hard grove grindability, furnace oven, direct shear, mold, tes beton, compression machine, compaction test, centrifuge extractor, cent o gram, air content, standard penetration, vertical cylinder capping, water content, unconfined compression, time setting of hydraulic, tva penemometer, specific gravity, softening point, single roll crusher, saybolt viscosimeter, sample splitter, sample extruder, precision sample splitter, proving ring, raymond mill, rotary sample divider, pelet sampling machine, mot straight edge, mini jaw crusher, marshall test, loss on heating, lapping machine, lab ball rod mill, lab pulverizer, jaw crusher, hydraulic conrete beam, hand bor, grinding mill, double roll crusher, field vane, distilation of cutback, dibble tugal, dessicator, core cutting machine, consolidation test, concrete beam mold, cube mold, cylinder mold, compressive strength, bulk density, bottle roller, big drying shed, benkeman beam, aggregate impact,

speedy moisture, slump test, sand cone, rotap sieve shaker, organic impurities, drying oven, cbr test, hammer mill, hammer test, furnace oven mold, tes beton, compression machine, centrifuge extractor, compaction test, centrifuge extractor, cent o gram, air content, mini jaw crusher, marshall test, loss on heating, lapping machine, lab ball rod mill, lab pulverizer, jaw crusher, hydraulic conrete beam, hand bor, grinding mill, double roll crusher,

alat uji kuat lentur beton , hydraulic concrete beam

alat uji kuat tekan beton , compression machine

kerucut abrams, corong slump

kerucut terpancung , cone & tamper abso

alat uji kuat geser langsung , direct shear

alat uji kadar air tanah , speedy

alat uji kuat tekan bebas , unconfined

alat uji titik lembek aspal , softening point test set

alat uji titik nyala aspal, flask and fire point

jual alat bor iwan, hand bor

jual alat pengambil sample aspal, core drill

alat uji kelenturan aspal, ductility

alat uji kekerasan tanah, sand cone dcp sondir cbr lapangan

alat uji cpt, sondir

alat uji permukaan beton, hammer test

jual alat uji cassagrande . liquid limit

alat uji grooving tools, liquid limit

jual alat uji berat jenis , spesific gravity of absortion

jual penetrasi aspal , penetration test set

alat uji kemerosotan beton , slump test

alat cetakan mortar , cetakan three gang, cetakan kubus semen

Jual Compression Machine Digital Print Out Dengan Software atau Tanpa Software - 0813 2006 6151 ( Biand )



Alat Uji Kuat Tekan Beton Digital Print Out
langsung print hasil tanpa software , 
bisa juga pakai software lengkap dengan laptopnya .

150 ton , 200 ton , 300 ton
1500 kn , 2000 kn , 3000 kn

Alternative model of compression machine :
CO-XXX.X-D As specified above, with digital read out
ASTM C-39
For determining compressive strength of concrete cube 15 x 15 x15 cm or concrete cylinder 15 cm dia. x 30 cn height
Frame Heavy-duty welded steel construction 30 cm
(profile steel columns 10 thick botttom and upper plate)
Hydraulic System
For 2000 kN Cap. Cast iron cylinder,
Hard-chromed piston, 230 mm diameter
Maximum working pressure 50.000 kPa
Overall dimension 300 mm dia. x 320 mm height
Single action, gravity return
Hydraulic System
For 3000 kN Cap. Cast iron cylinder,
Hard-chromed piston, 250 mm diameter
Maximum working pressure 50.000 kPa
Overall dimension 330 mm dia. x 320 mm height
Single action, gravity return
Hydraulic Pump Electric, 220 V AC, 50-60 HZ, 1000 Watt, 1 Phase
Single action, variable speed
6.000 ml reservoir capacity
Maximum working pressure 50.000 kPa
Single action, gravity return
Force Gauge Bourdon tube manometer, 280 mm dial diameter
With maximum load pointer. Steel box housing.
Calibrated by JNK
Compressive
Platen Upper : 180 x 180 mm, ball seating
Lower : 250 mm diameter
Clearance Horizontal: 290 mm
Vertikal : 310 mm
Dimension 760 x 320 x 1400 mm (l x w x h) approx.
Weight 500 kg
RC-325.3 Compression Machine 1500 kN capacity,
10 kN increments
RC-325.4 Compression Machine 2000 kN capacity,
10 kN increments
RC-325.5 Compression Machine 3000 kN capacity,
20 kN increments



cek videonya