Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bahaya Kebakaran

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bahaya Kebakaran
 13

Perusahaan harus melatih karyawan untuk menggunakan peralatan tersebut dengan benar, memeriksa dan merawat semua peralatan kebakaran. Serta mengetahui lokasi dimana alat-alat tersebut disimpan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengamanan terhadap bahaya kebakaran.

  1. Kesadaran akan bahaya Kebakaran ( Fire Conscousness )
  2. Pengetahauan Tentang Api dan Pencegahan Kebakaran (Knowledge)
  3. Keterampilan Menggunakan Alat Pemadam Api dan Peralatanya (Skill)
  4. Sarana dan Kualitas Peralatan (Equipmment)
  5. Perawatan Peralatan Alat Pemadam Api (Maintenence)

Penyebab kebakaran.

  1. Terbatasnya Pengetahuan Tentang Kebakaran
  2. Kelalaian Manusia
  3. Kesengajaan
  4. Alam

Segitiga Api (Fire Triangle)

Terjadi api disebabkan karena tiga unsur, yaitu oksigen, panas dan bahan bakar. Tiga unsur tersebut dikenal dengan “SEGI TIGA API”. Apabila tiga unsur tersebut bertemu terjadilah api.

Keterangan :
Reaksi api yang tergambar pada segi tiga api diatas adalah reaksi berantai yang berjalan dengan seimbang. Bila keimbangan reaksi tersebut diganggu, maka reaksi akan berhenti atau padam.

Menanggulangi bahaya kebakaran

  1. Pencegahan (fire prevention)
    a) Penerangan
    b) Pendidikan
    c) Peraturan/disiplin
    d) Latihan
  2. Pemadaman (fire protection)
    a) Traditional
    b) Apar
    c) Hydranthose reel
    d) Otomatis → Splinker fixed system

Media Pemadam Api

Media yang dapat digunakan untuk pemadaman Api adalah :

  1. Pasir
  2. Air
  3. Hydrant
  4. Karung Goni
  5. Fire Extingusher• Karbon dioksida (CO2)• Air• Serbuk kimia (Dry Chemical)• Busa (Foam)• Halogen

Dasar Sistem Pemadaman Api

  1. Cara Penguraian (starvasi)Suatu cara pemadaman api dengan jalan memisahkan atau menyingkirkan bahan – bahan yang terbakar
  2. Cara Pendinginan (cooling)Pemadaman api dengan jalan menurunkan panas sehingga temperatur bahan yang terbakar turun sampai dibawah titik nyalanya
  3. Cara Isolasi (isolation)Pemadaman api dengan jalan menurunkan kadar oksigen sampai 12 %. Cara ini disebut lokalisasi, yaitu mencegah reaksi dengan oksigen
  4. Kombinasi 1-2-3

Cara-cara menggunakan alat pemadam (fire extingusher)

  1. Buka kunci pengaman
  2. Arahkan semprotan ke dasar sumber api
  3. Pergunakan dengan tegak
  4. Sapukan arah semprotan dari kanan ke kiri (dan sebaliknya) pada dasar api tersebut hingga padam.
  5. Di udara terbuka jangan melawan arah angin

Penempatan Alat Pemadam Api

Semua karyawan harus mengetahui tentang penempatan alat pemadam api dan tempat kerja maupun lingkungan sekitarnya:

1. Tempatkan alat pemadam api di tempat yang terlihat dan terjangkau
2. Warna yang mencolok. Dilarang meletakkan benda apapun di depan alat pemadam api sehingga dapat   menghalangi pandangan maupun mempersulit orang lain untuk mengambilnya.
3. Berikan tanda petunjuk arah keberadaan alat pemadam kebakaran dengan
4. Gantungan alat pemadam api ringan (Apar) pada gantungan yang sudah disediakan dengan ketinggian tidak boleh lebih dari 5 feet (1.525 meter) dari permukaan lantai.
5. Apabila tidak ada gantungan apar harus ditempatkan pada kotak/lemari agar bagian bawah Apar tidak berkarat.

Perawatan dan Pemeriksaan

Semua peralatan pemadaman api harus dilakukan pemeriksaan secara teratur minimal    sekali  dalam sebulan.
Peralatan pemadaman api hanya boleh digunakan apabila terjadi kebakaran dan atau digunakan untuk latihan.

1. Alat Pemadaman Api Ringan (Apar)
a) Pada saat pemeriksaan/inspeksi pastikan bahwa Apar tersebut belum pernah dipakai dan dalam kondisi siap digunakan.
b) Pastikan bahwa Apar tidak mengalami kerusakan secara fisik, karat, maupun cacat lainnya.
c) Pada saat pemeriksaan apar harus dibalik-balik supaya serbuk powder yang ada di dalamnya tidak terjadi penggumpalan.
d) Berikan gantungan label pada setiap apar yang sudah diperiksa.
e) Tulis tanggal pemeriksaan, likasi, hasil pemeriksaan, nama dan tanda tangan pemeriksa.
f) Apar yang kosong dan atau rusak harus segera diperbaiki/diisi ulang. Dan selama perbaikan ditempat tersebut harus diberi Apar pengganti.
2. Fire Hydrant
a) Kunci hydrant (wrench), nozzle, dan selang (hose) harus dirawat dan disimpan dalam hydrant box.
b) Selang pemadam harus diperiksa secara visual minimal sekali dalam sebulan.
c) Nozzle harus diperiksa untuk mengetahui apakah mudah dioperasikan, retak atau korosi.
d) Selesai digunakan selang harus dikosongkan dan dikeringkan sebelum disimpan dalam box.

Tindakan yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran/prosedur evakuasi gedung

1. Bunyi Alarm Pertama
a) Tetaplah tenang dan bersiaplah untuk evakuasi.
b) Hentikan semua kegiatan kantor Anda
c) Matikan semua peralaan listrik dan cabut kabel powernya.
d) Tutup semua pintu dan jendela tapi jangan dikunci.
2. Bunyi Alarm kedua dan Terus menerus
a) Evakuasi keseluruhan diperlukan. Berjalanlah, JANGAN BERLARI  ke tangga darurat terdekat dan mulai turun ke lantai dasar. Tutup pintu dan jendela saat anda meninggalkan ruangan . Ikuti petunjuk petugas
b) JANGAN GUNAKAN LIFT SELAMA KEBAKARAN.
c) Tinggalkan gedung dan segera menuju tempat berkumpul yang telah ditentukan.
d) Jangan kembali masuk gedung kecuali telah diperbolehkan oleh petugas.
3. Jika terjebak dalam suatu ruangan
a) Tutuplah pintu agar api tidak menuju kearah anda
b) Tempatkan kain basah di bawah diantara daun pintu untuk mencegah asap masuk ruangan.
c) Hubungi/telpon petugas.
d) Beri tanda dari jendela anda tetapi jangan pecahkan kaca kecuali terpaksa (terbukanya kaca akan membuat asap dan api masuk ke ruangan Anda karena adanya tambahan oksigen baru).

Pertolongan medis darurat

1. Tetap tenang.
2. Lakukan tindakan-tindakan penyelamatan nyawa sejauh diperlukan.
3. Hubungi bagian Medical emergency.
4. Jangan memindahkan orang yang terluka kecuali jika resiko tetap  di tempat akan lebih besar.
5. Jagalah agar orang yang terluka merasa nyaman dan hangat.
6. Peringatkan orang lain agar menjauh dari area tersebut.
7. Tutuplah semua pintu menuju area tersebut. Setelah semua orang dievakuasi.
8. Tentukan orang yang memiliki pengetahuan tentang kecelakaan dan lokasi untuk mendampingi emergency personnel.

Fire Extinguisher.

Fire Extinguisher adalah alat pemadam api yang isinya dapat berupa air, halogen, co2, serbuk kimia, busa (foam).

Penyebab Terjadi Api

Api terdiri dari beberapa unsur yaitu bahan bakar (fuel), Oksigen dan panas (heat), ini biasanya di gambarkan dalam bentuk segitiga api.

Dari gambar ini dapat kita lihat bahwa proses terjadinya api bila bahan bakar terkena atau menerima sejumlah panas yang cukup besar hingga terjadi penyalaan atau penyulutan awal.

Fire Protection

1. Pasir dan Kain basah

Cara ini dalam proses pemadaman api dengan menggunakan alat-alat seadanya yang memungkinkan untuk memadamkan api.

Pasir memungkinkan untuk memadamkan api kerena sifatnya menutup jalan api. Biasanya pasir digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan, dengan jumlah yang banyak pasir dibawa oleh heli atau pesawat semacamnya.

Karung goni memungkinkan untuk memadamkan api, karena sifatanya yang agak lembab sehingga dapat memadamkan api. Biasanya hanya dipakai untuk kebakaran yang kecil.

2. Apar ( Alat Pemadam Api Ringan)

Dilihat dari fungsinya, APAR tidak Berbeda dengan Fire Extingushier, bahan pemadam pun tidak berbeda, hanya saja APAR adalah alat pemadam api kecil, sedangkan Fire Extinguisher untuk pemadam api yang cukup besar.

APAR (alat pemadam api ringan)
Fire Extinguisher

Teknik penggunaan masing-masing jenis dan alat pemadam api (apar)

Agar mendapatkan hasil pemadaman yang optimal di perlukan teknik penggunaan masing – masing jenis APAR.

1. Jenis APAR Dry chemical

a) APAR di sembunyikan mulai dari tepi api yang terdeteksi

b) Semburanya di kibaskan/disapu kekiri dan kekanan

2. Jenis APAR air (water)

Disemprotkan ke sumber api atau bahan yang terbakar sampai merata .

3. Jenis APAR busa (foam)

Untuk bahan cair mudah terbakar. Arahkan semburan busa ke dinding bagian/dalam dari tempat. Jangan menyemprot langsung ke permukaan cairan yang terbakar akan memercik.

4. Jenis APAR CO2

Arahkan semburan CO2  ke sumber api langsung dengan menggerakkan corong ke seluruh permukaan bahan yang terbakar.

5. Jenis APAR Halon

Arahkan semburan Halon (BCF/BTM) secara merata dari tepi api yang terdekat dengan gerakan menyapu.

3. Hydrant

Fungsi Hydrant adalah sebagai salah satu sumber air apabila terjadi kebakaran.

4. Splinker

Fungsi splinker sama halnya dengan hydrant, hanya saja splinker bersifat otomatis.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-bahaya-kebakaran

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bahaya Jatuh

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bahaya Jatuh

 14

Keselamatan & Kesehatan Kerja (Perlindungan Terhadap Bahaya Jatuh) dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah MANUSIA serta HASIL KARYA dan BUDAYA nya, yang berhubungan dengan bahaya-bahaya jatuh.

Keselamatan & Kesehatan Kerja (Perlindungan Terhadap Bahaya Jatuh) memiliki fungsi dan tujuan utama yaitu untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja ditempat tenaga kerja melakukan pekerjaannya.

Peralatan K3 di Lapangan

1. LIFE LINE (TALI KAITAN)

Life Line (Tali Kaitan) didesain dengan kelenturan dan kekuatan tarik  minimum 500 kg yang salah satu ujungnya diikatkan ketempat kaitan dan menggantung secara vertikal, atau diikatkan pada tempat kaitan yang lain untuk digunakan secara horisontal dengan menyesuaikan medan kerja dengan tingkat kenyamanan yang tinggi.

Contoh cara penggunaan jenis-jenis Life Line (Tali Kaitan)

2. FULL BODY HARDNESS (PAKAIAN PENAHAN BAHAYA JATUH)

Full Body Hardness (Pakaian Penahan Bahaya Jatuh) adalah suatu pakaian khusus yang dirancang untuk menyebarkan tenaga benturan atau goncangan pada saat jatuh melalui pundak, paha dan pantat.

Pakaian penahan bahaya jatuh ini dirancang dengan desain yang nyaman bagi si pemakai dimana pengikat pundak, dada, dan tali paha dapat disesuaikan menurut pemakainya.

Pakaian penahan bahaya jatuh ini juga dilengkapi dengan cincin “D” (high) yang terletak dibelakang dan di depan dimana tersambung tali pengikat, tali pengaman atau alat penolong lain yang dapat dipasangkan.

Contoh jenis Full Body Hardness (Pakaian Penahan Bahaya Jatuh)

3. HELM/HARD HAT (PELINDUNG KEPALA)

Helm/Hard Hat (Pelindung Kepala) adalah suatu topi/helm khusus yang dirancang dengan menggunakan lapisan keras, tahan dan kuat terhadap benturan, sistem supensi penahan goncangan, dan beberapa lagi ada yang dirancang untuk tahan terhadap sengatan listrik guna melindungi kulit kepala, wajah, leher dan bahu dari percikan, tumpahan, dan tetesan listrik atau bahan yang dapat membahayakan lainnya.

Contoh jenis Helm/Hard Hat (Pelindung Kepala)

a. Helm a : Untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, dan dapat melindungi dari sengatan listrik sampai 2.200 volts.

a

b. Helm b : Untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, dan dapat melindungi dari sengatan listrik sampai 20.000 volts.

b

c. Helm c : Untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, TIDAK melindungi dari sengatan listrik, dan TIDAK melindungi dari bahan-bahan yang merusak (korosif)

c

4. SARUNG TANGAN

Sarung Tangan Proyek adalah sarung tangan yang didesain khusus untuk menahan kemungkinan bahaya-bahaya yang dapat terjadi dalam proyek konstruksi, misalnya bahaya benda-benda tajam, bertekstur kasar, sengatan listrik, bahan kimia, kuman dan lain-lain yang mungkin terjadi.

Contoh jenis Sarung Tangan

a. Metal Mesh. Sarung tangan yang terhadap ujung benda yang tajam dan melindungi tangan dari bahaya terpotong.

b. Leather Gloves, melindungi tangan dari permukaan yang kasar.

c. Vinyl dan Neoprene Gloves, melindungi tangan dari bahan kimia beracun.

d. Rubber Gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan listrik.

e. Padded Cloth Gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam, bergelombang dan kotor.

f. Heat Resistant Gloves, melindungi tangan dari panas dan api.

g. Latex Disposable Gloves, melindungi tangan dari bakteri dan kuman.

5. SAFETY SHOES (PELINDUNG KAKI)

Sepatu Safety (Pelindung kaki) merupakan sepatu yang didesain untuk keperluan-keperluan pekerjaan khusus agar pemakai dapat terselamatkan dari bahaya-bahaya seperti benturan, tumpahan/ percikan zat kimia, sengatan listrik, terjepit, terpeleset, dan bahaya lain dengan memperdulikan kenyamanan pengguna.

Contoh jenis Sepatu Shoes (Pelindung Kaki)

a. Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindungi jari kaki dari kejatuhan benda.

b. Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh kaki dari bagian tuas sampai jari.

c. Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan melindungi dari tusukan pada kaki.

d. Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya cengkeram yang lebih kuat pada permukaan yang licin.

e. PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu berjalan di tempat becek.

f. Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air dan darah.

g. Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.

Demikianlah peralatan standar k3 di proyek yang memang harus ada dan disediakan oleh kontraktor. Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-bahaya-jatuh

Tentang Pelabuhan Tanjung Perak

Tentang Pelabuhan Tanjung Perak
 114

Karena letaknya yang strategis dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial maka pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran intersulair Kawasan Timur Indonesia.

Dahulu, Kapal-kapal samudera membongkar dan memuat barang-barangnya melalui perahu-perahu yang dapat mencapai Jembatan Merah (pelabuhan pertama pada waktu itu) yang berada di jantung kota Surabaya melalui sungai Kalimas.

Karena perkembangan lalu lintas perdagangan dan peningkatan arus barang serta bertambahnya arus transportasi maka fasilitas dermaga di Jembatan Merah itu akhimya tidak mencukupi. Kemudian pada tahun 1875, Ir.W. de Jongth menyusun suatu rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak agar dapat memberikan kesempatan hepada kapal-kapal samudera membongkar dan memuat secara langsung tanpa bantuan tongkang-tongkang dan perahu-perahu.

Pelabuhan Tanjung Perak Tempo Dulu

Baru pada sepuluh tahun pertama abad ke-20, Ir. WB. Van Goor membuat suatu rencana yang lebih realistik yang menekankan suatu keharusan bagi kapal-kapal samudera untuk merapatkan kapalnya pada kade. Dua orang ahli di datangkan dari Belanda yaitu Prof.DR.J Kraus dan G.J. de Jongth untuk memberikan suatu saran mengenai pelaksanaan rencana pembangunan pelabuhan Tanjung Perak.

Setelah tahun 1910, maka pembangunan pelabuhan Tanjung Perak dimulai. Selama dilaksanakan pembangunan, ternyata banyak sekali permintaan untuk menggunakan kade yang belum seluruhnya selesai itu. Dengan demikian, maka dilaksanakanlah perluasannya. Sejak saat itulah, Pelabuhan Tanjung Perak telah memberikan suatu kontribusi yang cukup besar hagi perkembangan ekonomi dan memiliki peranan yang penting tidak hanya bagi peningkatan lalu lintas perdagangan di Jawa Timur tetapi juga diseluruh Kawasan Timur Indonesia.

Letak pelabuhan dilihat dari google map

Pelabuhan Tanjung Perak sekarang

Fungsi Pelabuhan

Adapun fungsi dari pelabuhan itu adalah sebagai gateway atau pintu gerbang dari suatu negara atau daerah dimana pelabuhan tersebut berlokasi. Konsep pelabuhan sebagai gateway ini dapat dikatakan pelabuhan sebagai satu-satunya pintu masuk atau keluarnya barang sebagai komoditi dari / ke suatu negara atau daerah, dalam hal ini pelabuhan memegang peranan sangat penting bagi perekonomian negara atau daerah tersebut. Data UNCTAD menunjukan bahwa sebesar 85 % pangsa muatan transportasi dunia dikapalkan melalui pelabuhan laut.

Pelabuhan sebagai pintu gerbang, maka kapal-kapal asing yang memasuki pelabuhan tersebut terkena peraturan perundang- undangan dari negara atau daerah dimana pelabuhan tersebut berada, seperti : ketentuan-ketentuan bea cukai, imigrasi, karantina, peraturan operasional yang berlaku di pelabuhan bersangkutan (port regulation), prosedur pelayanan kapal, dan prosedur lainnya.

Pelabuhan sebagai titik singgung atau tempat pertemuan dua moda atau sistem transportasi yaitu transportasi laut dan transportasi darat termasuk angkutan sungai ( inland wateways ). Ini berarti pelabuhan harus menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan untuk perpindahan barang dari kapal ke moda angkutan darat, atau sebaliknya.

Pelabuhan sebagai salah satu mata rantai dari sistem transportasi. Sebagai mata rantai transportasi, pelabuhan tidak terlepas dari mata rantai transportasi lainnya baik dilihat dari kinerja maupun dari segi biaya sangat mempengaruhi tingkat efisiensi dan menentukan tingkat biaya transportasi secara keseluruhan. Dimungkinkan juga sebagai prasarana guna menunjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan perkembangan industri dari daerah yang menjadi hinterland dari pelabuhan.

1. Brain Ware

Merupakan suatu komponen institusi pemerintahan / swasta dan lainnya, yang bertugas untuk membuat, mengorganisasikan, menjalankan, serta mengawasi dari semua peraturan perundangan pelabuhan serta hal lain yang berkenaan didalamnya, dengan tujuan untuk kelancaran, keselamatan, kenyamanan dan keamanan suatu pelayanan demi tercapainya performance pelabuhan yang baik, dengan tujuan memberikan untung kepada negara secara mikro dan makro .
Yang menjadi komponen dalam BRAIN WARE adalah :

  1. ADPEL ( Administrator Pelabuhan ).
  2. PT ( Persero ) Pelabuhan Indonesia II.
  3. NAVIGASI.
  4. Kepabeanan ( Bea & Cukai ).
  5. Perbankan ( Bank ).
  6. Sucofindo.
  7. Karantina kesehatan.
  8. Karantina hewan / tumbuhan.
  9. Imigrasi.
  10. KOPERBAM ( Koperasi Bongkar Muat ) / TKBM ( Tenaga Kerja Bongkar Muat )
  11. KOPANBAPEL ( Koperasi Angkutan Barang Pelabuhan )
  12. Pengamanan Pelabuhan ( Angkatan Laut, Kepolisian / KPPP, KPLP serta semua badan pengamanan lainnya yang bernaung dibawah PFSO / ISPS Code ).

2. User

Yaitu ” Subjek ” dari out put yang dikeluarkan oleh Brain Ware, Hard Ware dan Soft Ware, dimana tujuan utama dari user adalah mencari profit. Selain itu user juga merupakan subjek yang memegang peranan penting dalam melaksanakan fungsi pelabuhan seperti pada konsep industrial entity. Kemajuan user berarti kemajuan suatu pelabuhan, dimana hal ini dapat diciptakan oleh out put yang positif dari 3 komponen lainnya ( Brain, Hard, Soft ).
Contoh user adalah :

  1. Perusahaan Pelayaran / Shipping Company
  2. Perusahaan Bongkar Muat / Stevedooring
  3. Perusahaan Expedisi / Freight Forwader
  4. Perusahaan Pemilik Peti Kemas / Owner
  5. Perusahaan besar / kecil yang mendukung pada hinterland pelabuhan / Owner Cargo.
  6. User yang bersifat tak langsung, dimana dalam skala mikro kehidupan mereka tergantung pada aktivitas dari 4 komponen diatas. Contoh user yang bersifat tidak langsung tersebut adalah, Restaurant, Cofee Shop, Mini Market,dsb.

Jenis Kapal

1. Kapal Perang

2. Kapal Pesiar

3. Kapal Ferry

4. Kapal Tangker

5. Kapal Petikemas

Unsur dari fasilitas dan sarana baik pokok maupun penunjang yang ada di sebuah pelabuhan (pelabhan Tanjung Perak) yang digunakan untuk pelayanan pelabuhan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

1. Fasilitas Pokok

  • Perairan Pelabuhan
  • Anchorage Area (Wilayah Labuh)
  • Kolam Pelabuhan
  • Rambu-rambu laut
  • Stasiun Radio Pantai
  • Break Water/pemecah  gelombang
  • Dermaga
  • Listrik Untuk Penerangan
  • Air Untuk Kapal
  • Tanah

2.Fasilitas / Sarana Penunjang :

  1. Gedung / Perkantoran / Pos Pelayanan dan Keamanan
  2. Pergudangan
  3. Lapangan Penumpukan ( Stock Pile ) untuk Cargo / Peti Kemas
  4. Tank untuk Curah Cair
  5. Silo untuk Semen
  6. Kapal Tunda, Pandu, dan Mooring
  7. Kapal / Boat untuk patroli keamanan dan service
  8. Tools ( Peralatan ), untuk bongkar / muat
  9. Peralatan Komputer dan sejenisnya
  10. Sarana telekomunikasi ( Radio / Telephone )
  11. Dinding dan pintu pelabuhan untuk membatasi wilayah lini I dengan lini II
  12. Instalasi Listrik dan air
  13. Tranportasi untuk orang / barang
  14. Kendaraan Patroli / PMK
  15. Terminal Penumpang
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/pelabuhan-tanjung-perak