Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bahaya Kebakaran

 13

Perusahaan harus melatih karyawan untuk menggunakan peralatan tersebut dengan benar, memeriksa dan merawat semua peralatan kebakaran. Serta mengetahui lokasi dimana alat-alat tersebut disimpan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengamanan terhadap bahaya kebakaran.

  1. Kesadaran akan bahaya Kebakaran ( Fire Conscousness )
  2. Pengetahauan Tentang Api dan Pencegahan Kebakaran (Knowledge)
  3. Keterampilan Menggunakan Alat Pemadam Api dan Peralatanya (Skill)
  4. Sarana dan Kualitas Peralatan (Equipmment)
  5. Perawatan Peralatan Alat Pemadam Api (Maintenence)

Penyebab kebakaran.

  1. Terbatasnya Pengetahuan Tentang Kebakaran
  2. Kelalaian Manusia
  3. Kesengajaan
  4. Alam

Segitiga Api (Fire Triangle)

Terjadi api disebabkan karena tiga unsur, yaitu oksigen, panas dan bahan bakar. Tiga unsur tersebut dikenal dengan “SEGI TIGA API”. Apabila tiga unsur tersebut bertemu terjadilah api.

Keterangan :
Reaksi api yang tergambar pada segi tiga api diatas adalah reaksi berantai yang berjalan dengan seimbang. Bila keimbangan reaksi tersebut diganggu, maka reaksi akan berhenti atau padam.

Menanggulangi bahaya kebakaran

  1. Pencegahan (fire prevention)
    a) Penerangan
    b) Pendidikan
    c) Peraturan/disiplin
    d) Latihan
  2. Pemadaman (fire protection)
    a) Traditional
    b) Apar
    c) Hydranthose reel
    d) Otomatis → Splinker fixed system

Media Pemadam Api

Media yang dapat digunakan untuk pemadaman Api adalah :

  1. Pasir
  2. Air
  3. Hydrant
  4. Karung Goni
  5. Fire Extingusher• Karbon dioksida (CO2)• Air• Serbuk kimia (Dry Chemical)• Busa (Foam)• Halogen

Dasar Sistem Pemadaman Api

  1. Cara Penguraian (starvasi)Suatu cara pemadaman api dengan jalan memisahkan atau menyingkirkan bahan – bahan yang terbakar
  2. Cara Pendinginan (cooling)Pemadaman api dengan jalan menurunkan panas sehingga temperatur bahan yang terbakar turun sampai dibawah titik nyalanya
  3. Cara Isolasi (isolation)Pemadaman api dengan jalan menurunkan kadar oksigen sampai 12 %. Cara ini disebut lokalisasi, yaitu mencegah reaksi dengan oksigen
  4. Kombinasi 1-2-3

Cara-cara menggunakan alat pemadam (fire extingusher)

  1. Buka kunci pengaman
  2. Arahkan semprotan ke dasar sumber api
  3. Pergunakan dengan tegak
  4. Sapukan arah semprotan dari kanan ke kiri (dan sebaliknya) pada dasar api tersebut hingga padam.
  5. Di udara terbuka jangan melawan arah angin

Penempatan Alat Pemadam Api

Semua karyawan harus mengetahui tentang penempatan alat pemadam api dan tempat kerja maupun lingkungan sekitarnya:

1. Tempatkan alat pemadam api di tempat yang terlihat dan terjangkau
2. Warna yang mencolok. Dilarang meletakkan benda apapun di depan alat pemadam api sehingga dapat   menghalangi pandangan maupun mempersulit orang lain untuk mengambilnya.
3. Berikan tanda petunjuk arah keberadaan alat pemadam kebakaran dengan
4. Gantungan alat pemadam api ringan (Apar) pada gantungan yang sudah disediakan dengan ketinggian tidak boleh lebih dari 5 feet (1.525 meter) dari permukaan lantai.
5. Apabila tidak ada gantungan apar harus ditempatkan pada kotak/lemari agar bagian bawah Apar tidak berkarat.

Perawatan dan Pemeriksaan

Semua peralatan pemadaman api harus dilakukan pemeriksaan secara teratur minimal    sekali  dalam sebulan.
Peralatan pemadaman api hanya boleh digunakan apabila terjadi kebakaran dan atau digunakan untuk latihan.

1. Alat Pemadaman Api Ringan (Apar)
a) Pada saat pemeriksaan/inspeksi pastikan bahwa Apar tersebut belum pernah dipakai dan dalam kondisi siap digunakan.
b) Pastikan bahwa Apar tidak mengalami kerusakan secara fisik, karat, maupun cacat lainnya.
c) Pada saat pemeriksaan apar harus dibalik-balik supaya serbuk powder yang ada di dalamnya tidak terjadi penggumpalan.
d) Berikan gantungan label pada setiap apar yang sudah diperiksa.
e) Tulis tanggal pemeriksaan, likasi, hasil pemeriksaan, nama dan tanda tangan pemeriksa.
f) Apar yang kosong dan atau rusak harus segera diperbaiki/diisi ulang. Dan selama perbaikan ditempat tersebut harus diberi Apar pengganti.
2. Fire Hydrant
a) Kunci hydrant (wrench), nozzle, dan selang (hose) harus dirawat dan disimpan dalam hydrant box.
b) Selang pemadam harus diperiksa secara visual minimal sekali dalam sebulan.
c) Nozzle harus diperiksa untuk mengetahui apakah mudah dioperasikan, retak atau korosi.
d) Selesai digunakan selang harus dikosongkan dan dikeringkan sebelum disimpan dalam box.

Tindakan yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran/prosedur evakuasi gedung

1. Bunyi Alarm Pertama
a) Tetaplah tenang dan bersiaplah untuk evakuasi.
b) Hentikan semua kegiatan kantor Anda
c) Matikan semua peralaan listrik dan cabut kabel powernya.
d) Tutup semua pintu dan jendela tapi jangan dikunci.
2. Bunyi Alarm kedua dan Terus menerus
a) Evakuasi keseluruhan diperlukan. Berjalanlah, JANGAN BERLARI  ke tangga darurat terdekat dan mulai turun ke lantai dasar. Tutup pintu dan jendela saat anda meninggalkan ruangan . Ikuti petunjuk petugas
b) JANGAN GUNAKAN LIFT SELAMA KEBAKARAN.
c) Tinggalkan gedung dan segera menuju tempat berkumpul yang telah ditentukan.
d) Jangan kembali masuk gedung kecuali telah diperbolehkan oleh petugas.
3. Jika terjebak dalam suatu ruangan
a) Tutuplah pintu agar api tidak menuju kearah anda
b) Tempatkan kain basah di bawah diantara daun pintu untuk mencegah asap masuk ruangan.
c) Hubungi/telpon petugas.
d) Beri tanda dari jendela anda tetapi jangan pecahkan kaca kecuali terpaksa (terbukanya kaca akan membuat asap dan api masuk ke ruangan Anda karena adanya tambahan oksigen baru).

Pertolongan medis darurat

1. Tetap tenang.
2. Lakukan tindakan-tindakan penyelamatan nyawa sejauh diperlukan.
3. Hubungi bagian Medical emergency.
4. Jangan memindahkan orang yang terluka kecuali jika resiko tetap  di tempat akan lebih besar.
5. Jagalah agar orang yang terluka merasa nyaman dan hangat.
6. Peringatkan orang lain agar menjauh dari area tersebut.
7. Tutuplah semua pintu menuju area tersebut. Setelah semua orang dievakuasi.
8. Tentukan orang yang memiliki pengetahuan tentang kecelakaan dan lokasi untuk mendampingi emergency personnel.

Fire Extinguisher.

Fire Extinguisher adalah alat pemadam api yang isinya dapat berupa air, halogen, co2, serbuk kimia, busa (foam).

Penyebab Terjadi Api

Api terdiri dari beberapa unsur yaitu bahan bakar (fuel), Oksigen dan panas (heat), ini biasanya di gambarkan dalam bentuk segitiga api.

Dari gambar ini dapat kita lihat bahwa proses terjadinya api bila bahan bakar terkena atau menerima sejumlah panas yang cukup besar hingga terjadi penyalaan atau penyulutan awal.

Fire Protection

1. Pasir dan Kain basah

Cara ini dalam proses pemadaman api dengan menggunakan alat-alat seadanya yang memungkinkan untuk memadamkan api.

Pasir memungkinkan untuk memadamkan api kerena sifatnya menutup jalan api. Biasanya pasir digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan, dengan jumlah yang banyak pasir dibawa oleh heli atau pesawat semacamnya.

Karung goni memungkinkan untuk memadamkan api, karena sifatanya yang agak lembab sehingga dapat memadamkan api. Biasanya hanya dipakai untuk kebakaran yang kecil.

2. Apar ( Alat Pemadam Api Ringan)

Dilihat dari fungsinya, APAR tidak Berbeda dengan Fire Extingushier, bahan pemadam pun tidak berbeda, hanya saja APAR adalah alat pemadam api kecil, sedangkan Fire Extinguisher untuk pemadam api yang cukup besar.

APAR (alat pemadam api ringan)
Fire Extinguisher

Teknik penggunaan masing-masing jenis dan alat pemadam api (apar)

Agar mendapatkan hasil pemadaman yang optimal di perlukan teknik penggunaan masing – masing jenis APAR.

1. Jenis APAR Dry chemical

a) APAR di sembunyikan mulai dari tepi api yang terdeteksi

b) Semburanya di kibaskan/disapu kekiri dan kekanan

2. Jenis APAR air (water)

Disemprotkan ke sumber api atau bahan yang terbakar sampai merata .

3. Jenis APAR busa (foam)

Untuk bahan cair mudah terbakar. Arahkan semburan busa ke dinding bagian/dalam dari tempat. Jangan menyemprot langsung ke permukaan cairan yang terbakar akan memercik.

4. Jenis APAR CO2

Arahkan semburan CO2  ke sumber api langsung dengan menggerakkan corong ke seluruh permukaan bahan yang terbakar.

5. Jenis APAR Halon

Arahkan semburan Halon (BCF/BTM) secara merata dari tepi api yang terdekat dengan gerakan menyapu.

3. Hydrant

Fungsi Hydrant adalah sebagai salah satu sumber air apabila terjadi kebakaran.

4. Splinker

Fungsi splinker sama halnya dengan hydrant, hanya saja splinker bersifat otomatis.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-bahaya-kebakaran
Previous
Next Post »