Profil Struktur Baja

Profil Struktur Baja
1

Baja struktur adalah suatu jenis baja yang berdasarkan pertimbangan ekonomi, kekuatan dan sifatnya, cocok untuk pemikul beban. Baja struktur banyak dipakai untuk kolom serta balok bangunan bertingkat, sistem penyangga atap, hangar, jembatan, menara antena, penahan tanah, pondasi tiang pancang, dan lain lain.

Beberapa keuntungan dari baja sebagai bahan struktur adalah sebagai berikut :

  • Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi serta merata, menurut Kozai Club (1983) kekuatan baja terhadap tarik ataupun tekan tidak banyak berbeda dan bervariasi dari 300 Mpa sampai 2000 Mpa. Kekuatan yang tinggi ini mengakibatkan struktur yang terbuat dari baja pada umumnya mempunyai ukuran tampang yang relatif kecil jika dibandingkan dengan struktur dari bahan lain. Oleh karena itu struktur cukup ringan sekalipun berat jenis baja tinggi. Akibat lebih lanjut adalah pemakaian pondasi yang lebih hemat.
  • Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang cukup canggih dengan jumlah tenaga manusia relatif tidak banyak, sehingga pengawasan mudah dilaksanakan dengan saksama dan mutu dapat dipertanggung jawabkan.
  • Pada umumnya struktur baja dapat dibongkar untuk kemudian dapat dipasang lagi, sehingga elemen struktur baja dapat dipakai berulang ulang dalam berbagai bentuk struktur.

Sudah barang tentu baja sebagai bahan struktur juga mempunyai beberapa kelemahan atau kekurangan, antara lain dapat disebutkan sebagai berikut,

  • Struktur dari baja memerlukan pemeliharaan secara tetap yang membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit
  • Kekuatan baja dipengaruhi oleh temperatur. Pada  temperatur tinggi kekuatan baja sangat berkurang sehingga pada saat kebakaran bangunan dapat runtuh sekalipun tegangan yang terjadi mungkin saja masih rendah.
  • Karena kekuatan baja cukup tinggi maka banyak dijumpai batang batang struktur yang langsing, oleh karena itu bahaya tekuk (Buckling) mudah terjadi.

Agar perancangan struktur dapat optimal, sehingga hasil rancangan cukup aman dan ekonomis, maka sifat-sifat mekanika bahan struktur perlu diketahui dengan baik. Untuk memahami sifat-sifat baja struktur kiranya perlu dipelajari diagram tegangan-regangan. Diagram ini menyajikan informasi yang penting pada baja dalam berbagai tegangan. Cara perencanaan struktur baja yang memuaskan baru dapat dikembangkan setelah hubungan tegangan – regangan diketahui dengan baik. Untuk pembuatan diagram tegangan – regangan perlu diadakan pengujian bahan.

Pengujian tarik spesimen baja dapat dilakukan memakai Universal Testing Machine (UTM). Dengan mesin ini spesimen ditarik dengan gaya yang berubah ubah, dari nol diperbesar sedikit demi sedikit sampai batang putus. Pada saat spesimen ditarik, besar gaya atau tegangan dan perubahan panjang batang atau regangan dimonitor. Pada UTM yang mutakhir hasil monitor ini dapat disimpan dalam disk atau disajikan dalam bentuk diagram tegangan regangan lewat plotter.

Diagram tegangan-regangan baja struktur

Tampak bahwa hubungan tegangan – regangan pada 0A linier, sedang di atas A diagram tidak linier lagi, sehingga titik A disebut sebagai batas sebanding (Proporsional Limit). Tegangan yang terjadi pada titik A ini disebut tegangan batas sebanding σp. Sedikit di atas A terjadi titik batas elastis bahan. Hal ini berarti bahwa batang yang dibebani sedemikian sehingga tegangan yang timbul tidak melampaui σe, Panjangnya akan kembali ke panjang semula jika beban dihilangkan. Pada umumnya tegangan σp dan σe relatif cukup dekat sehingga seringkali kedua tegangan tersebut dianggap sama yaitu sebesar σe.

Regangan ε yang timbul saat spesimen putus, pada umumnya berkisar sekitar 150 – 200 kali regangan elastis εe. Di atas tegangan elastis σe, pada titik B baja mulai leleh tegangan di titik B baja disebut sebagai tegangan leleh σl. Pada saat leleh ini baja masih mempunyai kekuatan. Hal ini berati bahwa pada saat leleh, baja masih mampu menghasilkan gaya perlawanan. Bentuk kurva pada bagian leleh ini, mula-mula mendekati datar, berarti tidak ada tambahan tegangan sekalipun regangan tambahan. Hal ini berakhir pada saat terjadi pergeseran regangan (Strain Hardening) di titik C kurva naik ke atas lagi sampai dicapai kuat tarik (Tensile Strength) di titik D. Setelah itu, kurva turun dan spesimen retak (Fracture) di titik E. Diagram tegangan – regangan ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian bahan, dengan anggapan luas tampang spesimen tidak mengalami perubahan selama pembebanan. Menurut hukum Hooke suatu batang yang dibebani tarikan secara uniaksial, luas tampangnya akan mengecil. Sebelum titik C perubahan luas tampang itu cukup kecil, maka pengaruhnya dapat diabaikan tetapi setelah sampai pada fase pengerasan regangan, tetapi hukum Hooke tidak berlaku lagi, tampang mengalami penyempitan yang cukup besar. Kalau penyempitan itu diperhitungkan dalam penggambaran diagram, akan diperoleh kurva dengan garis putus putus. Besar regangan pada titik titik A, B, C, D, E, dipengaruhi oleh jenis baja yang diuji.

Diagram tegangan – regangan tipikal berbagai baja struktur

Berdasarkan besar tegangan leleh ASTM membagi baja dalam empat kelompok, dengan kisaran tegangan sebagai berikut :

  1. Carbon steels, tegangan leleh 210 – 280 Mpa.
  2. High Strength low –  alloy steels, tegangan leleh 280 – 490 Mpa.
  3. Heat treated carbon and high – strength low alloy steels, tegangan leleh 322 – 700 Mpa.
  4. Heat – treated constructional alloy steels, tegangan leleh 630 – 700 Mpa

Pemilihan Profil

Untuk konstruksi baja terdapat BJ. 00 dan BJ. 37 dalam bentuk batang-batang atau pelat-pelat. Bengkel konstruksi membeli bahan ini dari perdagangan baja, yang biasanya mempunyai sedikit banyak persediaan dari profil-profil dan pelat-pelat yang banyak terdapat di gudangnya. Kalau dari suatu jenis dibutuhkan jumlah banyak dan waktu penyerahan memberi kemungkinan ke arah itu, maka dengan perantaraan perdagangan baja tadi, penyerahan itu dilakukan langsung dari satu atau lebih pabrik canaian. Untuk konstruksi-konstruksi kecil dianjurkan untuk menggunakan daftar-daftar persediaan dari para pedagang, yang dalam waktu tertentu dikirimkan kepada bengkel-bengkel dan mereka yang berkepentingan, sedangkan konstruktor lebih baik membatasi diri dalam memilih profil, sampai pada jenis-jenis yang banyak terdapat. Pabrik-pabrik besar biasanya mempunyai banyak persediaan sendiri, yang dalam waktu-waktu tertentu ditambah, supaya dapat menutupi pekerjaan-pekerjaan kecil dan pesanan-pesanan cepat. Juga untuk perusahaan-perusahaan kecil dianjurkan, untuk memelihara daftar-daftar persediaannya sendiri dengan baik, supaya jangan sampai mengalami kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.

sumber : 
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-baja/profil-struktur-baja

Baja Ringan

Baja Ringan
Kerangka Kuda kuda Baja Ringan

Baja adalah logam yang kuat dan tidak mudah berkarat. Baja digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan berbagai macam barang kebutuhan manusia seperti peralatan rumah tangga sampai pembuatan bahan untuk sebuah bangunan. Baja untuk konstruksi sebuah bangunan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Saat ini baja untuk konstruksi atap berupa baja ringan.

Baja ringan dipilih untuk konstruksi bangunan, misalnya rangka atap (penyangga atap) karena meskipun tipis dan ringan tetapi mempunyai kekuatan yang besar untuk menahan beban dan tidak mudah berkarat. Rangka bangunan misalnya rumah bertingkat, hotel, apartemen dan jembatan, tentu memerlukan rangka yang mempunyai kekuatan yang dapat menahan beban yang besar secara terus menerus.

Selain membutuhkan baja untuk memperkuat struktur bangunan, juga harus ditunjang oleh desain yang memenuhi kaidah desain struktur bangunan yang benar. Meskipun baja yang digunakan adalah kualitas terbaik, bila desain struktur bangunan tidak memenuhi standar yang benar maka dapat dipastikan bahwa bangunan tersebut tidak terjamin keamanannya. Sedangkan bila struktur bangunan didesain dengan memenuhi standar yang benar, pemakaian baja ringan didalam struktur bangunan akan memberikan kekuatan pada bangunan tersebut.

Kerangka Kuda-kuda Baja Ringan
Kerangka Kuda-kuda Baja Ringan

Saat ini, baja tersebut telah digunakan pada berbagai desain bangunan yang ada, sehingga makin banyak perusahaan yang memproduksi  baja jenis tersebut. Dalam memilih baja tersebut sesuaikan dengan rencana dan desain bangunan yang kita inginkan. Pilihlah dengan tepat baja berkualitas yang akan digunakan. Jangan memilih baja ringan hanya berdasarkan harga yang murah, tanpa memperhatikan kualitas baja tersebut. Konsultasikan pada orang yang telah berpengalaman mengenai baja tersebut. Dapat juga ditanyakan pada toko-toko bangunan yang menjual baja untuk konstruksi rumah, baja manakah yang sesuai dengan yang kita butuhkan.

Konstruksi atap baja ringan sebagai solusi alternatif terbaik sebagai pengganti kuda-kuda kayu memang sudak tidak diragukan lagi kualitasnya dikarenakan umur pakai yang lebih lama, kecepatan dalam hal pemasangan, dan kekuatan struktur yang terjamin. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya pemakai baja ringan mulai dari kalangan kontraktor bangunan, developer, konsultan, ataupun para pemilik proyek di kota besar ataupun di pelosok daerah.

Kuda-kuda Baja Ringan
Kuda-kuda Baja Ringan

Beberapa kelebihan baja ringan antara lain :

a. Anti rayap – Jangka panjang

Hal yang paling mencolok dari sifat material baja ringan adalah anti rayap, sesuatu yang sering dikeluhkan pengguna material kayu, apalagi jika kayu yang digunakan hanyalah kayu kualitas kelas II. 

b. Tahan cuaca dan api

Selain anti rayap, material baja ringan memiliki ketahanan yang lebih terhadap air hujan maupun terpaan terik matahari. Seringkali, material kayu lebih mudah rusak karena sering terkena air meski hanya sekadar tempias atau karena terpaan panas matahari. Kalau sudah demikian, kekuatan kayu pun rontok, lapuk, atau malah membusuk. Salah satu sifat baja ringan adalah tahan api. Artinya, material ini tidak akan merambatkan api tatkala terjadi kebakaran. Memang salah satu sifat baja adalah kekuatannya baja akan berkurang apabila terkena panas yang berlebihan. Namun, dalam baja ringan terdapat sistem proteksi khusus yang disebut fire resistance yakni rakitan sistem struktur untuk membatasi penyebaran api pada suatu daerah atau kemampuan untuk secara menerus berperan menahan struktur ketika terpapar api.

c. Garansi

Rangka atap baja ringan memiliki garansi desain, material ataupun pemasangan. Karena hal-hal tersebut yang menjadi acuan baik atau tidaknya kualitas rangka tersebut selama berjalannya waktu. Karena itu pastikan aplikator rangka atap baja ringan tersebut memiliki komitmen akan hal tersebut, misalnya bagaimana profil perusahaan yang mumpuni untuk jangka waktu garansi yang diberikan.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-baja/baja-ringan

Tipe Struktur Baja Pada Bangunan

Tipe Struktur Baja Pada Bangunan
Pembebanan Pada Tipe Portal

Struktur baja mempunyai beberapa tipe antara lain :

  • Portal
  • Rangka bidang (plane truss)
  • Rangka ruang (space truss)
  • Gantung (suspension)
  • Masted structures
  • Shell systems

Sistem Portal

1. Pengertian : yaitu sistem struktur yang terdiri dari tiang/ kolom (post) dan balok (beam) di mana tiang dan balok tersebut tersusun dari batang tunggal.

2. Fungsional : dapat digunakan sebagai struktur pada bangunan bentang panjang maupun bentang pendek.

3. Estetika : struktur ini cukup sederhana sehingga secara arsitektural pun biasa-biasa saja (terkesan konvensional) dan mempunyai kelemahan yaitu dimensi kolom dan balok semakin besar bila bentangnya semakin besar.

4. Konstruksional :

  • Stabilitas : stabil ketika antar portal saling dihubungkan.
  • Kekuatan : kuat untuk menopang penutup atap yang tidak terlalu berat, tetapi jika bentang semakin panjang, balok akan mengalami gaya lendut yang makin besar sehingga memerlukan dimensi komponen struktur yang makin besar pula serta memerlukan perkuatan.
  • Ketahanan goncangan : kuat terhadap gaya yang sejajar, tetapi lemah terhadap gaya yang tegak lurus struktur.
  • Kemudahan pembuatan : cukup mudah sebab strukturnya tidak terlalu rumit.
  • Waktu pelaksanaan : singkat / cepat.
  • Komponen utama : tiang / kolom (post) dan balok (beam).
  • Bahan / material : struktur ini dapat menggunakan bahan kayu, beton bertulang, dan baja.
  • Bentuk dasar : segi empat dan segi tiga.
  • Model / tipe : portal segi empat dan portal segi tiga.

5. Pembebanan (flow) :

Pembebanan Pada Tipe Portal
Pembebanan Pada Tipe Portal

6. Detail konstruksi :

Detail Konstruksi Pada Tipe Portal
Detail Konstruksi Pada Tipe Portal

7. Aplikasi :

Contoh Aplikasi Tipe Portal
Contoh Aplikasi Tipe Portal

Sistem Rangka Bidang

1. Pengertian : yaitu sistem struktur rangka batang yang tersusun secara dua dimensional.

2. Fungsional : umumnya digunakan pada struktur atap bentang panjang (sport hall, exhibition hall, stadion, dll) dan juga jembatan.

3. Estetika : secara arsitektural lebih baik dibandingkan portal dan lebih terkesan modern.

4. Konstruksional :

  • Stabilitas : menggunakan bentuk segitiga yang stabil (lebih stabil dibandingkan portal).
  • Kekuatan : kuat menahan beban yang cukup besar.
  • Ketahanan goncangan : kokoh menahan gaya yang sejajar bidang (lebih kokoh dibandingkan portal) tetapi lemah terhadap gaya yang tegak lurus bidang.
  • Kemudahan pembuatan : pembuatannya agak lebih rumit dibandingkan portal.
  • Waktu pelaksanaan : lebih lama dari portal.
  • Komponen utama : batang dan sambungan.
  • Bahan / material : umumnya menggunakan material baja, tapi juga dapat memakai bahan kayu.
  • Bentuk dasar : struktur ini memiliki bentuk dasar segitiga yang kemudian disusun.
  • Model / tipe : rangka batang sistem kabel, rangka batang Pratt, rangka batang Hower, rangka batang statis tak tentu, rangka batang funicular.

5. Pembebanan (flow) :

Pembebanan Pada Tipe Rangka Bidang
Pembebanan Pada Tipe Rangka Bidang

6. Detail konstruksi :

Detail Konstruksi Pada Tipe Rangka Bidang
Detail Konstruksi Pada Tipe Rangka Bidang

7. Aplikasi :

Contoh Aplikasi Tipe Rangka Bidang
Contoh Aplikasi Tipe Rangka Bidang

Sistem Rangka Ruang

1. Pengertian : yaitu sistem struktur rangka batang yang tersusun secara tiga dimensional (ruang).

2. Fungsional : hampir sama dengan rangka bidang, umumnya digunakan pada struktur atap bentang panjang (sport hall, exhibition hall, stadion, dll).

3. Estetika : dapat menghasilkan bentuk-bentuk yang lebih kompleks dan atraktif.

4. Konstruksional :

  • Stabilitas : lebih stabil dibandingkan rangka bidang.
  • Kekuatan : kuat menopang beban yang besar karena beban didistribusikan secara merata.
  • Ketahanan goncangan : tahan terhadap gaya yang sejajar struktur dan tahan terhadap tekuk lateral (gaya tegak lurus terhadap struktur).
  • Kemudahan pembuatan : pembuatannya cukup rumit.
  • Waktu pelaksanaan : cukup panjang / lama.
  • Komponen utama : batang (member) dan sambungan (joint).
  • Bahan / material : struktur ini menggunakan material baja.
  • Bentuk dasar : struktur ini memiliki bentuk dasar piramid (tetrahedron), limas / segitiga.
  • Model / tipe : square on square no offset, cubic prisms, two member lengths, trigonal prisms, octahedron and tetrahedron, one member lengths.

5. Pembebanan (flow) :

Pembebanan Pada Tipe Rangka Ruang
Pembebanan Pada Tipe Rangka Ruang

6. Detail konstruksi :

Detail Konstruksi Pada Tipe Rangka Ruang
Detail Konstruksi Pada Tipe Rangka Ruang

7. Aplikasi :

Contoh Aplikasi Tipe Rangka Ruang
Contoh Aplikasi Tipe Rangka Ruang

Sistem Gantung

1. Pengertian : yaitu sistem struktur yang menggunakan kabel sebagai penggantung (menahan gaya tarik) suatu konstruksi.

2. Fungsional : digunakan untuk konstruksi jembatan, atap, penggantung untuk lantai bangunan tinggi.

3. Estetika : struktur ini menghasilkan bentuk-bentuk yang menarik, unik, modern, dan memberi kesan ringan.

4. Konstruksional :

  • Stabilitas : stabil dan strukturnya cukup fleksibel (kabel sebagai struktur selalu dalam kondisi tarik, dengan distribusi gaya merata di setiap bagiannya).
  • Kekuatan : kabel merupakan material yang kurang lebih 4 kali lebih kuat dari struktur baja lainnya, berukuran dan bermassa lebih kecil.
  • Ketahanan goncangan : relatif tahan terhadap goncangan karena sifatnya yang cukup fleksibel
  • Kemudahan pembuatan : agak rumit.
  • Waktu pelaksanaan : agak lama (tidak secepat pemasangan portal).
  • Komponen utama : kabel sebagai penggantung.
  • Bahan / material : baja (kabel), beton (kolom).
  • Bentuk dasar : tents, preloaded catenaries, dan grids.
  • Model / tipe : incorporate suspension bridge element, suspended chain and cable roofs, dan  two-way cable networks in floor structures.

5. Pembebanan (flow) :

Pembebanan Pada Tipe Gantung
Pembebanan Pada Tipe Gantung

6. Detil konstruksi :

  • kolom
  • kabel
  • sambungan kabel dengan kolom / tiang

7. Aplikasi :

Contoh Aplikasi Tipe Gantung
Contoh Aplikasi Tipe Gantung

Masted Structure

1. Pengertian : yaitu sistem struktur yang menggunakan tiang sebagai penyangga utama di mana tiang tersebut menanggung kumpulan beban / gaya (yang disalurkan dari kabel-kabel yang digantung pada tiang tersebut) yang kemudian disalurkan ke tanah

2. Fungsional : hampir sama dengan suspension, yaitu untuk jembatan, atap bangunan (stadion, ehibition hall, sport hall, dll).

3. Estetika : bentuk-bentuk yang dihasilkan menarik, atraktif, dan modern.

4. Konstruksional :

  • Stabilitas : kestabilan dihasilkan melalui peletakan tiang (mast) yang tepat untuk menahan kabel-kabel sesuai dengan persebaran kabel-kabel tersebut.
  • Kekuatan : terletak pada tiang (mast) sebagai penyalur beban ke tanah yang diterima dari kabel-kabel.
  • Ketahanan goncangan : struktur ini cukup kuat untuk menahan gaya horizontal maupun gaya logitudinal.
  • Kemudahan pembuatan : cukup rumit.
  • Waktu pelaksanaan : cukup lama.
  • Komponen utama : tiang penyangga (mast)
  • Bahan / material : baja dan beton
  • Bentuk dasar : orthogonal, rotational, dan multiples.
  • Model / tipe : single mast structures and assemblages, two mast structures and assemblages, four mast structures and assemblages, membrane roofed structures, grandstand structures, dan rational structures.

5. Pembebanan (flow) :

Pembebanan Pada Tipe Masted Structure
Pembebanan Pada Tipe Masted Structure

6. Detil konstruksi :

Detail Konstruksi Pada Tipe Masted Structure
Detail Konstruksi Pada Tipe Masted Structure

7. Aplikasi :

Contoh Aplikasi Tipe Masted Structures
Contoh Aplikasi Tipe Masted Structures

Sistem Shell

1. Pengertian : yaitu sistem struktur yang menggabungkan plate, arc, dan catenarie sehingga menghasilkan kekuatan yang dihasilkan oleh bentukan lengkung yang dimilikinya.

2. Fungsional : digunakan untuk bangunan yang menggunakan bentuk dome, atap lengkung (stadion, bandara, stasiun kereta api, dll).

3. Estetika : bentuknya dinamis, tidak kaku.

4. Konstruksional :

  • Stabilitas : bentuk lengkung menciptakan kestabilan pada struktur.
  • Kekuatan : mendapatkan kekuatan dari bentuknya bukan dari kekuatan materialnya.
  • Ketahanan goncangan : kokoh terhadap goncangan karena meneruskan bebannya secara longitudinal seperti batang sekaligus secara transversal seperti busur.
  • Kemudahan pembuatan : tergolong rumit / sulit.
  • Waktu pelaksanaan : cukup lama.
  • Komponen utama : penutup atap
  • Bahan / material : selaput / membran
  • Bentuk dasar : bentuk dasar yang digunakan yaitu lengkungan (curved)
  • Model / tipe : single curved system, rotational shell system, dan anticlastic shell system.

5. Pembebanan (flow) :

Pembebanan Pada Tipe Shell
Pembebanan Pada Tipe Shell

6. Detil konstruksi :

  • plate
  • arc
  • catenarie

7. Aplikasi :

Contoh Aplikasi Tipe Shell System
Contoh Aplikasi Tipe Shell System
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-baja/tipe-struktur-baja-pada-bangunan

Pemadatan

Pemadatan

Pemadatan 1

Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis (menggilas / memukul / mengolah). Tanah yang dipakai untuk pembuatan tanah dasar pada jalan, tanggul / bendungan , tanahnya harus dipadatkan, hal ini dilakukan untuk :

  • Menaikan kekuatannya.
  • Memperkecil daya rembesan airnya.
  • Memperkecil pengaruh air terhadap tanah tersebut.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemadatan adalah sbb :

1. Tebal lapisan yang dipadatkan.

Untuk mendapatkan suatu kepadatan tertentu makin tebal lapisan yang akan dipadatkan, maka diperlukan alat pemadat yang makin berat. Untuk mencapai kepadatan tertentu maka pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis bergantung dari jenis tanah dan alat pemadat yang dipakai, misalnya untuk tanah lempung tebal lapisan 15 cm, sedangkan pasir dapat mencapai 40 cm.

2. Kadar Air Tanah.

Bila kadar air tanah rendah, tanah tersebut sukar dipadatkan, jika kadar air dinaikkan dengan menambah air, air tersebut seolah-olah sebagai pelumas antara butiran tanah sehingga mudah dipadatkan tetapi bila kadar air terlalu tinggi kepadatannya akan menurun. Jadi untuk memperoleh kepadatan maximum, diperlukan kadar air yang optimum. Untuk mengetahui kadar air optimum dan kepadatan kering maximum diadakan percobaan pemadatan dilaboratorium yang dikenal dengan :

  • Standard Proctor Compaction Test; dan
  • Modified Compaction Test

3. Alat Pemadat

Pemilihan alat pemadat disesuaikan dengan kepadatan yang akan dicapai. Pada pelaksanaan dilapangan, tenaga pemadat tersebut diukur dalam jumlah lintasan alat pemadat dan berat alat pemadat itu sendiri. Alat pemadat maupun tanah yang akan dipadatkan bermacam-macan jenisnya, untuk itu pemilihan alat pemadat harus disesuaikan dengan jenis tanah yang akan dipadatkan agar tujuan pemadatan dapat tercapai.

Peralatan Pemadat

Macam-macam peralatan yang dipergunakan sehubungan dengan pekerjaan pemadatan lapis pondasi jalan umumnya ada dua jenis yaitu yang dilaksanakan secara mekanik darl manual dimana keduanya diuraikan sbb :

A. Peralatan Mekanik

Jenis peralatan ini digerakkan oleh tenaga mesin sehingga pekerjaan pemadatan dapat dilaksanakan lebih cepat dan lebih baik.

Adapun macam-macam / type dari alat ini adalah sebagai berikut :

1. Three Wheel Roller.

Penggilas type ini juga sering disebut penggilas Mac Adam, karena jenis ini sering dipergunakan dalam usaha-usaha pemadatan material berbutir kasar. Pemadat ini mempunyai 3 buah silinder baja, untuk menambah bobot dari pemadat jenis ini maka roda silinder dapat diisi dengan zat cair (minyak/air) ataupun pasir.  Pada umunya berat penggilas ini berkisar antara 6 s/d 12 ton.

Three Wheel Roller

2. Tandem Roller
Penggunaan dari alat ini umumnya untuk mendapatkan permukaan yang agak halus. Alat ini mempunyai 2 buah roda silinder baja dengan bobot 8 s/d 14 ton. Penambahan bobot dapat dilakukan dengan menambahkan zat cair.

Tandem Roller

3. Pneumatik Tired Roller ( PTR ).
Roda-roda penggilas ini terdiri dari roda-roda ban karet. Susunan dari roda muka dan belakang berselang-seling sehingga bagian dari roda yang tidak tergilas oleh roda bagian muka akan tergilas oleh roda bagian belakang. Tekanan yang diberikan roda terhadap permukaan tanah dapat diatur dengan cara mengubah tekanan ban. PTR ini sesuai digunakan untuk pekerjaan penggilasan bahan yang granular; juga baik digunakan pada tanah lempung dan pasir.

Pneumatik Tired Roller (PTR)

B. Peralatan Manual

Jenis peralatan ini digerakkan dengan tenaga manusia / hewan sehingga pekerjaan pemadatan ditaksanakan lebih lambat dan hasil pemadatan kurang memuaskan tetapi sangat berguna untuk pelaksanaan pemadatan didaerah terpencil / pedesaan dimana sulit untuk mendatangkan peralatan pemadat mekanik karena biaya yang mahal. Ada 2 jenis alat pemadat manual :

  • Alat Pemadat Tangan Alat pemadat ini dibuat dari beton cor yang  diberi tangkai untuk menumbukkan beban tersebut ke tanah yang akan dipadatkan.
  • Alat pemadat silinder beton

Alat ini berupa roda yang berbentuk silinder terbuat dari beton cor. Cara melakukan pemadatannya adalah ditarik dengan hewan seperti kerbau atau lembu dan dapat juga mempergunakan kendaraan bermotor sebagai penariknya.

Alat Pemadat Tangan
Alat Pemadat Silinder Beton
Sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/perkerasan-jalan-raya/pemadatan

Jenis-jenis Alat Berat

Jenis-jenis Alat Berat

dozer

Alat berat adalah alat yang digunakan dalam proyek baik proyek gedung, proyek jalan, proyek bendungan, maupun proyek bandara. Alat berat sangat membantu dalam pekerjaan proyek yang tidak bisa dilakukan oleh tenaga manusia seperti penggalian tanah, meratakan tanah, mengangkut material dalam jumlah besar, mengangkat material-material berat, dan pekerjaan lain yang melibatkan pekerjaan dalam skala besar.

Ada beberapa jenis alat berat yang sering digunakan dalam proyek pembangunan antara lain :

1. Bulldozer

Bulldozer berfungsi sebagai alat pembersih lapangan, biasanya dengan cara menggusur material agar lapangan siap digunakan untuk proyek. Bulldozer memiliki blade di bagian depan. Blade inilah yang dapat memotong dan menggusur material-material (tanah, dll) yang dianggap mengganggu dalam pelaksanaan proyek. 

2. Ripper

Ripper merupakan traktor dengan fungsi utama sebagai alat bajak. Ripper memiliki batang baja berujung lancip (blade) yang dipasang di bagian belakang bulldozer (traktor) untuk memecahkan (membajak) lapisan batuan atau material yang keras.

3. Scrapper

Scrapper merupakan sejenis traktor dengan blade berada ditengah dan memiliki bucket atau wadah untuk menampung material yang ingin dipindahkan dengan kapasitas tertentu, scrapper berfungsi untuk mengelupas material tanah dan material tersebut kemudian dimasukkan dalam bucket atau wadah di dalam scrapper tersebut secara tertutup atau bisa dikatakan sebagai alat berat beroda ban (tire) yang biasa dipakai memuat / mengangkut dan membuang (spreading) secara individu dengan atau tanpa dibantu pendorong (bulldozer).

4. Motor Grader

Motor Grader adalah salah satu jenis traktor dengan fungsi sebagai perata bentuk permukaan tanah, biasanya digunakan dalam proyek jalan untuk membuat kemiringan tertentu suatu ruas jalan. Dengan blade yang dapat diatur tingkat kemiringannya.

5. Loader

Loader memiliki bentuk yang hampir mirip dengan bulldozer namun bucket loader dapat diangkat dengan ketinggian tertentu dan digunakan sebagai alat pemuat. Loader dapat digunakan untuk material tanah yang telah terurai atau tidak keras.

6. Back Hoe (Excavator)

Back Hoe yaitu sejenis excavator dengan fungsi sebagai pengeduk dengan arah kebelakang. Alat berat ini merupakan alat berat yang paling dikenal oleh masyarakat, karena di setiap kegiatan pemindahan tanah mekanis selalu ada alat ini.

7. Clam Shell

Clam shell merupakan excavator dengan fungsi sebagai pengeduk jepit. Yang membedakan dengan back hoe adalah pada bucketnya, bentuk bucket pada clam shell seperti penjepit seperti capit kepiting.

8. Power Shovel

Power shovel adalah jenis excavator untuk pengeduk arah kedepan. Alat berat ini juga sering kita jumpai dalam pekerjaan pemindahan tanah mekanis.

9. Dragline

Dragline sering kita jumpai dalam pekerjaan pengerukan dasar atau bagian tepi sungai. Dragline merupakan jenis excavator dengan sistem pengeduk tarik, jadi terdapat tali baja penarik bucketnya.

10. Mobile Crane

Mobile crane, sejenis excavator yang digunakan untuk mengangkat material bangunan, sepertihalnya besi tulangan, batu bata, dan material-material bangunan lainnya. Mobile crane berbeda dengan tower crane, mobile crane bersifat moving (dapat berpindah tempat) sedangkan tower crane bersifat tetap.

11. Dump Truck

Dump Truck berfunsi sebagai alat angkut material-material bangunan (tanah, besi tulangan, semen, batu bata, dll)

Dump Truck Articulated

12. Trailer

Trailer berfungsi juga sebagai alat angkut, namun dengan kapasitas dan berat diatas dump truck. Misalnya, sebagai alat angkut alat berat.

13. Tridum Roller

Penggilas beroda tiga, depan satu dan di ikuti dua roda dibagian belakangnya. Three wheel roller ini sering juga disebut macadam roller, karena jenis ini sering digunakan dalam usaha-usaha pemadatan material yang berbutir kasar. Untuk menambah bobot dari three wheel roller ini, maka roda silinder yang kosong diisi dengan zat cair (minyak atau air) atau kadang-kadang juga diisi dengan pasir. Pada umumnya berat compactor ini berkisar antara 6-12 ton. Penambahan bobot akibat pengisian zat cair pada roda silinder dapat meningkatkan beratnya 15% – 35%.

14. Double Drum Roller

Terdiri atas berporos 2 (two axle) dan berporos 3 (three axle tandem rollers). Penggunaan dari penggilas ini umumnya untuk mendapatkan permukaan yang agak halus, misalnya pada penggilasan aspal beton dan lain-lain. Tandem roller ini memberikan lintasan yang sama pada masing-masing rodanya, beratnya antara 8-14 ton, penambahan berat yang diakibatkan oleh pengisian zat cair (ballasting) berkisar antara 25% – 60% dari berat penggilas. Untuk mendapatkan penambahan kepadatan pada pekerjaan penggilasan biasanya digunakan three axle tandem roller. Sebaiknya tandem roller jangan digunakan untuk menggilas batu-batuan yang keras dan tajam karena akan merusak roda-roda penggilasnya.

15. Pneumatic Tired Roller

Roda-roda penggilas jenis ini terdiri atas roda-roda ban karet yang dipompa (pneumatic). Susunan dari roda muka dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak tergilas oleh roda bagian depan akan digilas oleh roda bagian belakang. Roda-roda ini menghasilkan “kneading action” (tekanan) terhadap tanah sehingga membantu konsolidasi tanah. Tekanan yang diberikan oleh roda terhadap permukaan tanah dapat diatur dengan cara mengubah tekanan ban. Makin besar tekanan ban, makin besar pula tekanan yang terjadi pada tanah. Sumbu dari roda dapat “bergoyang” mengikuti perubahan permukaan tanah, hal ini dapat memperbesar “kneading action” tadi.

Pneumatic tired roller sangat cocok digunakan pada pekerjaan penggilasan bahan
granular, juga baik digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai “penggilas antara”. Sebaiknya tidak digunakan untuk menggilas lapisan yang berbatu dan tajam karena akan mempercepat kerusakan pada roda-rodanya. Bobotnya dapat ditingkatkan dengan mengisi zat cair atau pasir pada dinding-dinding mesin. Jumlah roda biasanya 9 sampai 19 buah, dengan konfigurasi 9 buah (4 roda depan dan 5 roda belakang), 11 buah (5 roda depan dan 6 roda belakang), 13 buah (6 roda depan dan 7 roda belakang), 15 buah (7 roda depan dan 8 roda belakang).

16. Sheep Foot Roller

Penggilas tipe kaki kambing, prinsip dari sheep foot roller adalah sebuah silinder yang di bagian luarnya dipasang kaki-kaki. Pada kaki-kaki ini terjadi tekanan yang tinggi, sehingga kaki-kaki ini masuk ke dalam tanah dan memberikan efek “pemadatan dari bawah”. Sheep foot roller ini baik digunakan untuk tanah berpasir dengan sedikit mengandung lempung, juga untuk tanah yang plastis dan kohesif. Sangat efektif digunakan untuk memadatkan material lepas dengan tebal lapisan antara 15-25 cm. Selain sheep foot roller dengan tarikan (towed) juga terdapat sheep foot roller yang bermesin yang dapat bergerak sendiri dengan kecepatan mencapai sekitar 32 km/jam. Untuk sheep foot roller yang ditarik, jika tenaga traktor penariknya cukup besar, biasanya ditarik beberapa jauh, berjajar ke samping, satu garis atau kombinasi keduanya. Ukuran sheep foot roller ini antara 3 – 5 ton , namun ada juga yang 12-30 ton.

17. Vibro Roller

Hampir sama kaya sheep foot roller, yang membedakan hanya pada bagian shoe.

18. Stone Crusher

Stone crusher merupakan alat berat yang digunakan untuk memecah batuan menjadi ukuran yang direncanakan. Untuk selanjutnya digunakan sebagai material bahan bangunan.

19. Dredger

Dredger disebut juga kapal keruk, fungsinya adalah memperdalam kolam pelabuhan, alur pelayaran, sungai dan lain-lainnya dan juga menyediakan tanah untuk reklamasi rawa-rawa (untuk perluasan daerah menjadi daratan)

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/perkerasan-jalan-raya/jenis-jenis-alat-berat