Produsen, Distributor, Importir & Supplier Peralatan Laboratorium Teknik Sipil Indonesia,
Jual alat uji Tanah, Jual alat uji Beton, jual alat uji Batuan, jual alat uji Semen, jual alat uji aspal, jual alat uji pertambangan dan jual alat uji General lainnya
Testing Equipment For : Soil, Concrete, Aggregate, Asphalt, Cement, Mining & General Machine
Kami akan selalu berusaha untuk selalu memberikan pelayanan terbaik, karena kepuasan dan kepercayaan konsumen prioritas utama bagi kami
Air merupakan kebutuhan yang sangat utama bagi kehidupan manusia, oleh karena itu jika kebutuhan air belum terpenuhi baik secara kuantitas maupun kualitas, maka akan menimbulkan dampak yang besar terhadap aspek kehidupan.
Salah satu parameter dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah kandungan unsur Ca+ dan Mg+ dalam air yang biasanya disebut dengan kesadahan air. Kesadahan air tidak berbahaya bagi kesehatan tetapi sangat merugikan karena dapat menyebabkan pemborosan dalam penggunaan sabun karena sabun tidak berbuih, membuat ketel untuk memasak air berkerak, membuat kerusakan pada alat plumbing yang merupakan air panas dan menimbukan adanya kerak pada pipa sehingga mengganggu jalannya air.
Ada beberapa istilah dalam kesadahan air, yaitu :
Kesadahan sementara adalah kesadahan yang disebabkan adanya garam-garam bikarbonat, seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2 . Kesadahan sementara ini dapat dengan mudah dieliminir yaitu dengan dipanaskan atau dididihkan sehingga membentuk endapan CaCO3 dan MgCO3 atau dengan pembubuhan kapur tohor.
Kesadahan tetap adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida (Cl–) dan sulfat (SO42-) dari kalsium dan magnesium. Kesadahan tersebut tidak dapat dihilangkan hanya dengan cara dipanaskan, tetapi dengan cara pertukaran ion. Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu digunakan adalah air sadah atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang digunakan adalah air sadah, maka sabun akan sukar berbuih, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit. Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda gunakan adalah air sadah tetap. Berdasar DEPKES RI 1990 batas kesadahan air maksimum adalah 500 mg/l.
Berikut ini adalah cara mengetahui tingkat kesadahan air, metoda yang digunakan adalah titrasi kompleksometri dengan EDTA atau juga dikenal dengan nama komplekson III.
Bahan yang diperlukan untuk pecobaan ini adalah :
Sampel air
EBT ( Evlocrom Black T)
EDTA ( Etthylene Dianine Tetra Accetate)
Amoniak
Alat yang digunakan adalah :
Labu Erlenmeyer
Injektor
Pipet ukur
Gelas Ukur
Sendok Penyu
Tabung ukur 100 ml
Cara pelaksanaan adalah :
Mengambil air 50 ml air sampel dengan gelas ukur, kemudian masukkan labu Erlenmeyer.
Menambahkan 2 pucuk sendok EBT warnanya merah tua.
Titrasi Amoniak 20 tetes .
Titrasi dengan EDTA sampai warna merah tua berubah menjadi biru kehijauan.
Mencatat volume EDTA yang digunakan (berapa tetes) sampai warna tadi berubah menjadi biru kehijauan, setiap 20 tetes = 1 ml.
Setelah melakukan percobaan seperti diatas masukan hasilnya kerumus sebagai berikut.
Kandungan (Ca++ + Mg++) = (1000/v ) x v EDTA x (56/100) x f x 0,1
Keterangan :
v = volume sampel air
v EDTA = Volume titrasi EDTA
f = 1,026
Klasifikasi air menurut kesadahannya adalah :
Pengaruh kesadahan pada air yaitu :
Air sukar berbuih
Menimbulkan kerak / karat pada ketel
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-lingkungan/air-sadah
Pengujian slump beton bertujuan untuk mengetahui kelecakan (consistency) beton segar. Dengan pemeriksaan slump, maka kita dapat memperoleh nilai slump yang dipakai sebagai tolak ukur atau standar kelecakan beton segar.
Arti dari slump beton adalah penurunan ketinggian pada pusat permukaan atas beton segar yang diukur segera setelah cetakan uji slump diangkat. Sedangkan beton segar adalah beton yang bersifat plastis yang terdiri dari agregat halus, agregat kasar dengan ukuran kurang dari 37,5 mm atau 1½ inchi, semen dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan atau bahan pengisi.
Untuk menguji slump beton terlebih dahulu kita persiapkan alat-alat sebagai berikut :
Cetakan (Kerucut Abram) adalah cetakan yang terbuat dari bahan logam dengan ketebalan 1,15 mm yang tidak lengket dan bereaksi dengan pasta semen. Cetakan harus berbentuk kerucut terpancung dengan diameter dasar 200 mm, diameter atas 100 mm dan tinggi 300 mm. Permukaan dasar dan permukaan atas kerucut harus terbuka dan sejajar satu dengan yang lain serta tegak lurus terhadap sumbu kerucut. Perhatikan gambar dibawah ini (klik kanan, kemudian save image)
Tongkat Pemadat adalah tongkat pemadat harus merupakan batang baja yang lurus, penampang lingkaran dengan diameter 16 mm dan panjang sekitar 600 mm, pada ujung batang berbentuk setengah bola berdiameter 16 mm.
Cetok
Mistar pengukur ( penggaris dari baja)
Tatakan untuk dasar cetakan
Setelah kita persiapkan alat-alat tersebut langkah pengujianya sebagai berikut :
basahi cetakan dan letakkan cetakan di atas permukaan yang rata, lembab, dan tidak menyerap air.
Isi corong dengan beton segar. Pengisiaan beton segar dilakukan tiga kali pengisian, pengisian pertama setinggi 60 mm, pengisian kedua 150 mm, dan pengisian ketiga 300 mm.
Padatkan beton segar pada setiap kali pengisian, dengan cara menusuk sebanyak 25 kali dengan tongkat pemadat, usahakan dalam melakukan penusukan secara merata selebar permukaan lapisan dan tidak boleh masuk sampai lapis beton sebelumnya.
Setelah pengisian beton pada lapis ketiga, ratakan hingga rata dengan sisi cetakan dan bersihkan alas sekitar corong dari beton segar yang tercecer.
Setelah itu tungggu sampai 30 detik, kemudian tarik corong ke atas dengan pelan-pelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak keatas.
Setelah pengangkatan corong lalu ukur segera penurunan permukaan atas adukan beton dengan mistar pengukur.
Besar penurunan adukan beton tersebut disebut nilai slump, jadi nilai slum adalah selisih tinggi alat slump dengan tinggi beton setelah penurunan. Nilai slum merupakan ukuran keenceran adonan beton. Semakin besar nilai slump berarti semakin encer adonan beton tersebut.
Karena didalam nilai slump tersebut terdapat sifat workability yaitu kemudahan dalam pengerjaan adukan beton, maka semakin besar nilai slump maka akan semakin mudah dalam pengerjaannya. Pada pekerjaan beton umunya nilai slump berkisar antara 75 mm sampai 150 mm.
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/bahan-bangunan/pengujian-slump-beton
Bangunan pelengkap adalah bangunan yang dibuat sebagai sarana pendukung saluran irigasi. Ada beberapa bangunan pelengkap salah satunya adalah bangunan silang. Bangunan silang terdiri dari beberapa tipe bangunan antara lain :
Gorong-gorong
Gorong-gorong berupa saluran tertutup, dengan peralihan pada bagian masuk dan keluar. Gorong-gorong akan sebanyak mungkin mengikuti kemiringan saluran. Gorong-gorong berfungsi sebagai saluran terbuka selama bangunan tidak tenggelam. Gorong-gorong mengalir penuh bila lubang keluar tenggelam atau jika air di hulu tinggi dan gorong-gorong panjang. Kehilangan tinggi energi total untuk gorong-gorong tenggelam adalah jumlah kehilangan pada bagian masuk, kehilangan akibat gesekan ditambah lagi kehilangan pada tikungan gorong-gorong.
Bangunan Terjun
Bangunan terjun dapat digabung dengan bangunan-bangunan lain seperti boks, gorong-gorong dan jembatan untuk mengurangi biaya secara keseluruhan.
Talang
Talang atau flum adalah penampang saluran buatan di mana air mengalir dengan permukaan bebas, yang dibuat melintas cekungan, saluran, sungai, jalan atau sepanjang lereng bukit. Bangunan ini dapat didukung dengan pilar atau kontruksi lain. Talang atau flum dan baja dan beton dipakai untuk membawa debit kecil. Untuk saluran-saluran yang lebih besar dipakai talang beton atau baja. Talang-talang itu dilengkapi dengan peralihan masuk dan keluar. Mungkin diperlukan lindungan terhadap gerusan pada jarak-jarak dekat di hilir bangunan, hal ini bergantung pada kecepatan dan sifat-sifat tanah. Tergantung pada kehilangan tinggi energi tersedia serta biaya pelaksanaan, potongan talang direncana dengan luas yang sama dengan luas potongan saluran, hanya dimensinya dibuat sekecil mungkin. Kadang-kadang pada talang direncana bangunan pelimpah kecil guna mengatur muka air dan debit di hilir talang. Bangunan itu dapat dibuat dari beton atau pipa baja.
Sipon
Sipon dipakai untuk mengalirkan air lewat bawah jalan, melalui sungai atau saluran pembuang yang dalam. Aliran dalam sipon mengikuti prinsip aliran dalam saluran tertutup. Antara saluran dan sipon pada pemasukan dan pengeluaran diperlukan peralihan yang cocok. Kehilangan tinggi energi pada sipon meliputi kehilangan akibat gesekan, dan kehilanganpada tikungan sipon serta kehilangan air pada peralihan masuk dan keluar. Agar sipon dapat berfungsi dengan baik, bangunan ini tidak boleh dimasuki udara. Mulut sipon sebaiknya di bawah permukaan air hulu dan mulut sipon di hulu dan hilir agar dibuat streamlines. Kedalaman air diatas sisi atas sipon (air perapat) dan permukaan air bergantung kepada kemiringan dan ukuran sipon. Sipon dapat dibuat dari baja atau beton bertulang. Sipon harus dipakai hanya untuk membawa aliran saluran yang memotong jalan atau saluran pembuang di mana tidak bisa dipakai gorong-gorong, jembatan atau talang.
Got Miring
Pada medan terjal di mana beda tinggi energi yang besar harus ditanggulangi dalam jarak pendek dan saluran tersier mengikuti kemiringan medan, akan diperlukan got miring. Got niring ini terdiri dari bagian masuk, bagian peralihan, bagian normal dan kolam olak.
Jalan Inspeksi
Layout petak tersier juga mencakup perencanaan jalan inspeksi dan jalan petani. Operasi dan pemeliharaan saluran dan bangunan di dalam petak tersier membutuhkan jalan inspeksi di sepanjang saluran irigasi sampai ke boks bagi yang terletak paling ujung/hilir. Karena kendaraan yang di pakai adalah sepeda atau sepeda motor, maka lebar jalan inspeksi diambil sekitar 1,5 – 2,0 m. Jalan inspeksi untuk saluran tersier dibangun dengan lapisan dasar dan kerikil setebal 0,20 m supaya cukup kuat. Kerikil terbaik untuk pembuatan jalan adalah bahan aluvial alamiah yang dipilih dari sungai yang mengalir di daerah proyek. Jalan inspeksi untuk saluran tersier dapat juga dibangun dengan lapisan dasar dari sirtu dan/atau Lapis Pondasi Agregat Kelas B setebal 0.20 m supaya kuat. Batu-batu bongkah yang terlalu besar atau kerikil bergradasi jelek hendaknya dihindari. Di daerah-daerah datar atau rawa-rawa sebaiknya tinggi jalan diambil 0,3 – 0,5 m di atas tanah di sekelilingnya.
Jalan petani
Lebar jalan petani sebaiknya diambil 1,5 m agar dapat dilewati alat-alat mesin yang mungkin akan digunakan diproyek. Jika pemasukan peralatan mesin tidak akan terjadi dalam waktu dekat, maka lebar jalan petani sebaiknya diambil 1,0 m. Akan tetapi lebar minimum jembatan orang dianjurkan untuk diambil 1,5 m untuk memenuhi kebutuhan angkutan di masa mendatang. Di daerah-daerah datar atau rawa-rawa, sebaiknya tinggi jalan diambil 0,5 m di atas tanah di sekelilingnya. Jalan-jalan ini direncana bersama-sama dengan perencanaan saluran kuarter. Penggunaan jalan petani dan ukurannya disesuaikan dengan keinginan petani setempat.
Jembatan
Jembatan dipakai hanya apabila tinggi energi yang tersedia terbatas. Kriteria perencanaan berikut dianjurkan untuk jembatan:
Jembatan tidak boleh mengganggu aliran air saluran atau pembuang di dekatnya
Pelat beton bertulang sebaiknya dibuat dari beton Mutu K 175 (tegangan lentur rencana 40 kg/cm2).
Jika dasar saluran irigasi atau pembuang tidak diberi pasangan, maka kedalaman pangkal pondasi (abutment) sebaiknya diambil berturut-turut minimum 0,75 m dan 1,0 m di bawah dasar saluran.
Pembebanan jembatan untuk petani dan jalan inspeksi adalah jalan Kelas IV dan peraturan pembebanan Bina Marga (No. 12/1970).
Untuk jembatan-jembatan kecil, daya dukung maksimum pondasi tidak boleh lebih dan 2 kg/cm2.
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/perencanaan-bangunan-pelengkap
Proyek adalah komplek, tidak rutin, usahanya dibatasi oleh waktu, anggaran, sumber daya dan spesifikasi kinerja yang di sign untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Tujuan manajemen Proyek :
Tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan (Proyek-proyek yang berorientasi keuntungan terkait dengan perusahaan, jasa dan properti)
Bersifat sosial benefit. (Proyek-proyek yang bergerak pada sektor publik atau pemerintahan)
berdasarkan tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa manajer proyek harus mempertimbangkan kapan proyek dimulai dan kapan proyek dapat diakhiri dalam penjadwalan waktu yang tepat, sehingga proyek akan mempunyai nilai tambah (value added) dan nilai guna (value in use)
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proyek :
Misi Proyek
Berupa penentuan tujuan utama proyek dan menentukan arahan serta aturan umum yang akan digunakan dalam operasionalisasi proyek.
Tujuan :
Memberikan penjelasan kepada seluruh tim anggota proyek yang terlibat dalam operasional proyek
Dukungan Top Manajemen
Berupa kesediaan untuk menyediakan sumber daya dan wewenang demi kesuksesan proyek, karena top manajemen berperan sebagai tutor dan fasilitator dalam mengimplementasikan rencana terhadap tujuan organisasi.
Tujuan
Top manajemen mempunyai komitmen terhadap kesuksesan proyek
Rencana Proyek
Penjadwalan dan rencana kerja yang berupa uraian rincian tentang spesifikasi keahlian tenaga kerja yang dibutuhkan serta rencana kerja rinci dari tahap ke tahap dalam operasional proyek
Tujuan
Untuk menjamin proyek dapat terlaksana dengan efektif
Sebagai alat ukur kemajuan operasionalisasi proyek
Untuk mengetahui unsur kelayakan secara teknis maupun ekonomis
Konsultasi dengan pelanggan
Memberikan gambaran hasil yang dibutuhkan oleh pelanggan yang akan menjadi pemakai hasil proyek
Tujuan
Untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan proyek
Pelaksana
Merupakan suatu peran yang menentukan keberhasilan suatu proyek
Tujuan
Untuk melakukan rekrutmen dan seleksi tenaga kerja sesuai dengan keterampilan pelaksanaan proyek
Tugas-tugas teknis
Ketersediaan peralatan, teknologi, dan keahlian yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek
Tujuan
Menyediakan tenaga operasionalisasi proyek sesuai dengan kebutuhan
Memanfaatkan peralatan teknologi dan keterampilan dalam menjalankan pekerjaan
Kepercayaan Pelanggan
Merupakan kesediaan menerima terhadap hasil kerja proyek
Tujuan
Pelanggan akan menerima hasil pekerjaan proyek
Menjaga tingkat intensitas hubungan pelaksana proyek dengan pemakai
Pengawasan dan umpan balik
Merupakan pengawasan menyeluruh terhadap seluruh aktifitas disetiap tahapan proyek dalam operasionalisasi proyek
Tujuan
Sebagai pembanding antara realisasi dengan rencana
Pemimpin proyek agar memiliki kemampuan untuk mengantisipasi masalah
Untuk menjaga penilaian pelaksanaan dan memastikan tidak ada satupun pekerjaan yang tertinggal
Komunikasi
Interaksi informasi dan data terkini untuk seluruh pelaku dalam operasional proyek
Tujuan
Untuk memfasilitasi masing-masing variabel penentu kesuksesan proyek
Untuk memberikan informasi yang terbaru antara pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
Pemecahan Masalah
Kemampuan untuk menangani keadaan kritis yang tidak diharapkan
Tujuan
Agar mampu mengendalikan jika terjadi penyimpangan dan yang direncanakan
Perlunya mekanisme pemecahan masalah yang ditetapkan dalam rencana operasional proyek.
Untuk mempermudah manajer proyek dalam mengatasi masalah dan mengatasi masalah potensial yang timbul
Faktor-faktor penentu keberhasilan proyek
Teknologi
Teknologi merupakan bagian dari proyek yang mempunyai dampak besar pada kesuksesan proyek. Teknologi yang digunakan manajemen atau tim proyek antara lain :
Mengukur kemajuan proyek
Mempunyai ide-ide umum dari teknologi yang dapat mewujudkan sesuatu yang diharapkan
Tidak menjadi halangan ketika langkah dan perkembangannya lambat
Organisasi
Faktor-faktor organisasional yang berdampak pada kelangsungan hidup proyek. Faktor-faktor organisasional yang dimaksud diantaranya adalah :
a. Internal competition
Untuk memberikan motivasi tim proyek dan juga sumber daya yang berkualitas
b. Managemen support and the Company’s market strategi
Berperan sebagai penyedia sumber daya, pengarah pelaksanaan proyek dan fasilitator dalam mengimplementasikan tujuan organisasi
Kekuatan-kekuatan Pasar
Persaingan perusahaan di dalam pasar berpengaruh kuat pada kelangsungan proyek baru maupun proyek yang akan datang
Perencanaan
Merupakan faktor penting dari kegagalan dan kesuksesan proyek
Kegunaan :
Mengurangi resiko dan meningkatkan kualitas
Sebagai dasar perencanaan dan pengorganisasian yang lebih efektif dari pengalaman tim proyek
Tim Proyek
Kemampuan tim dalam melaksanakan kinerja dalam sebuah tim yang akan memiliki komitmen dan spesifikasi sesuai dengan persyaratan yang diperlukan proyek
Tujuan :
Memberikan komitmen
Antusias
Melakukan koordinasi
Menyelesaikan konflik yang timbul
Faktor Ekonomi
Merupakan frekuensi perputaran investasi yang dapat menunjukkan kesuksesan dan kegagalan sebuah proyek
Tujuan :
Agar proyek mampu mengembalikan invertasi dengan cepat, sedang atau gagal
Perusahaan membuat ukuran baku berkaitan dengan kondisi finansial (pendapatan)
Melakukan evaluasi setiap akhir proyek
Lain-lain
Faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap kesuksesan dan kegagalan dalam sebuat proyek
Contoh :
Peraturan pemerintah yang baru
Masalah-masalah yang berkaitan dengan hak paten kepemilikan
Pengaruh lingkungan baru.
Metodologi manajemen proyek
Merupakan sebuah model untuk menjelaskan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan operasionalisasi proyek.
Kesuksesan proyek ini didukung dengan 3 variabel yaitu :
implementataion process
Kesuksesan operasionalisasi proyek diukur dengan menggunakan variabel
Jadwal
Anggaran
Kepuasan pelanggan
perceived value of project
Persepsi manfaat proyek diukur dengan menggunakan variabel
Pemecahan masalah bagi pelanggan
Peningkatan pengambilan keputusan
Pengaruh positif
Peningkatan aktivitas
client statisfaction
Kepuasan pelanggan diukur dengan variabel
Pelaksanaan proyek
Penggunaan oleh pelanggan
Manfaat pelanggan
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian-proyek/definisi-proyek
Setelah proses pembentukan kontrak selesai menjadi dokumen kontrak, selanjutnya perlu mengelola eksekusi kontrak secara komersial, teknis dan administratif. Di kantor pusat, melalui perencanaan dan pengendalian yang matang kontraktor mengorganisir tenaga ahli dan spesialis untuk mengerjakan desain engineering terinci, pembelian dan subkontrak, sedangkan di lokasi proyek dilakukan persiapan mobilisasi tenaga kerja dan mendirikan fasilitas sementara. Pihak pemilik mulai melengkapi tim proyek dengan personil dan perangkat lain untuk mengelola proyek. Proses pengelolaan administrasi kontrak merupakan interaksi pihak pemilik dengan kontraktor yang meliputi kegiatan :
Mengkaji kelengkapan dokumen yang diisyaratkan
Prosedur komunikasi, surat-menyurat, dan sistem arsip
Pengelolaan pembayaran
Change order dan back charge
Klaim
Pengelolaan
Dokumen yang diisyaratkan
Dokumen yang diisyaratkan harus disiapkan kontraktor (jika perlu disetujui oleh pemilik) dalam dokumen kontrak antara lain:
Tanda jaminan
Jaminan lelang
Jaminan kinerja
Jaminan peralatan
Jaminan pembayaran
Jaminan subkontraktor
Sertifikat asuransi
Asuransi builder all risk
Asuransi transit
Asuransi comprehensive general liability, umumnya dalam kontrak disebutkan
Surat menyurat dan sistem arsip
Sistem pencatatan dan arsip kontrak yang baik dan lengkap memudahkan pencarian kembali, sehingga membantu kelancaran operasional pelaksanaan kontrak dalam hal :
Memantau dan menjaga dipenuhinya pasal-pasal kontrak oleh kedua belah pihak penanda tangan kontrak
Mengetahui apa yang telah dikerjakan di masa lalu
Audit pelaksanaan kontrak sewaktu akhir proyek
Melakukan progress payment, change order, dan back charge
Melakukan korespondensi
Catatan dan arsip kontrak umumnya dikelompokkan menjadi
1. Masa perencanaan dan pembentukan
Perencanaan strategi dan jadwal kontrak
Prakualifikasi peserta lelang
Kerangka acuan dan garis besar lingkup proyek
Rancangan kontrak
RFP atau dokumen lelang
Dokumen proposal peserta lelang
Hasil evaluasi proposal
Catatan-catatan negosiasi dan penentuan pemenang
Dokumen kontrak asli termasuk adendum bila ada
Letter of intent
2. Masa eksekusi kontrak, yang penting disini :
Dokumen evaluasi status kemajuan pekerjaan
Invoice atau faktur dan catatan lain untuk pembayaran berkala
Pembayaran butir-butir reimbursable
Pengajuan change order
Dokumen evaluasi dan persetujuan change
Pembayaran change order
Dokumen pembayaran back order
Dokumen pembayaran serta evaluasi klaim
Pembayaran dan sertifikat asuransi
Proses dan hasil atau penemuan audit
3. Korespondensi, otorisasi, dan laporan berkala; mengatur hal mengenai surat menyurat seperti format, alamat, laporan berkala, kemajuan proyek (mingguan, bulanan, dll) dan sistem penyimpanan arsip
4. Dokumen keuangan khususnya dana pinjaman seperti prosedur realisasi sampai masalah pembayaran kembali dan laporan penutupan. Biasanya diatur terpisah dari administrasi umum.
Pengelolaan Pembayaran
Perlu memperhatikan keinginan para pihak
Kontraktor tidak akan melakukan pre financing pekerjaan yang telah diserahkan kepadanya sesuai kontrak (tanpa ada pengaturan khusus mengenai masalah itu, seperti bunga dll)
Pemilik hanya akan membayar pekerjaan yang telah selesai pada waktu ditagih, berarti membayar sesuai kinerja
Ada beberapa cara perhitungan pembayaran
1. Biaya yang sesungguhnya telah dikeluarkan
2. Kurun waktu tertentu secara periodic
3. Kemajuan pekerjaan dan kinerja yang telah dicapai
Metoda milestone adalah pembayaran dikaitkan dengan milestone siklus proyek, sedangkan jumlahnya diperhitungkan dengan kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai yang bersangkutan dinyatakan sebagai persentase dari total kontrak
Metoda milestone dengan persentase penyelesaian; disamping dikaitkan dengan milestone, juga dikaitkan dengan volume pekerjaan
4. Pembayaran berdasarkan perkiraan pengeluaran bulan yang akan datang
Change order
Change order adalah perubahan lingkup proyek setelah kontrak ditandatangani. Hal ini tidak dapat dihindari, maka harus dikelola dengan baik karena penambahan mesti meningkatkan biaya. Timbulnya change order bisa jadi dari pemilik, kontraktor atau subkontraktor. Beberapa penyebab perubahan lingkup
Ada informasi baru tentang spesifikasi atau kriteria desain engineering. Pemilik ingin memasukkan kemajuan teknologi itu
Diminta oleh calon organisasi operasi pada saat akhir proyek sewaktu prakomisi
Perubahan karena terungkapnya kondisi yang berbeda dengan hasil pengkajian terdahulu
Kurang jelasnya pasal-pasal kontrak, sehingga menimbulkan interpretasi yang berlainan antara kontraktor dan pemilik
Keinginan mempercepat jadwal
Proses change order
Evaluasi mendalam tentang perlunya perubahan lingkup
Mengkaji dampak yang diakibatkan oleh adanya perubahan lingkup
Mengajukan persetujuan kepada pimpinan proyek bila perubahannya cukup besar
Melakukan tindak lanjut berupa pengawasan dan laporan khusus untuk meyakinkan bahwa perubahan lingkup kerja telah dijalankan sebaik-baiknya
Perlu juga diperhatikan, makin jauh kemajuan proyek maka makin besar dampak dari perubahan lingkup. Terkadang karena kondisi tertentu, kontraktor tidak mengerjakan sebagian porsi pekerjaan yang telah tercantum dalam kontrak. Maka pemilik mengerjakan sendiri atau menunjukkan pihak ketiga, sedang biayanya dibebankan kepada kontraktor, ini disebut sebagai back change
Klaim
Merupakan permintaan atau tuntutan kompensasi uang atau biaya atau jadwal diluar kontrak. Penyebab timbulnya klaim
Material atau peralatan yang cacat
Keadaan lahan diluar perkiraan dan hasil test kurang akurat
Perubahan peraturan yang tidak diduga
Pasal-pasal kontrak yang kurang lengkap dan kurang jelas
Proses menangani klaim
Pencarian fakta yang sesungguhnya telah terjadi
Pengkajian hubungan klaim dengan kontrak
Perkiraan biaya kompensasi
Negosiasi
Pengelolaan keuangan proyek
1. Proyeksi keperluan dana
Faktor yang perlu diperhatikan :
Pembayaran material dan peralatan, sesuai dengan ikatan (PO) yang telah ditandatangani
Pembayaran periodik kepada kontraktor dan konsultan
Pembayaran langsung untuk tenaga kerja/supervisor proyek
Kontijensi
2. Meletakkan dasar sistem akuntansi proyek
Faktor yang perlu diperhatikan kebutuhan sepanjang siklus biaya :
Untuk mengidentifikasi dan membedakan kegiatan satu dengan yang lain dalam proses perencanaan desain engineering, pengadaan dan konstruksi
Pelaporan dan pengendalian kegiatan kantor pusat dan lapangan, seperti engineering (per disiplin) dan konstruksi (per macam pekerjaan)
Kegiatan pengadaan sesuai klasifikasi peralatan dan material
Pengaturan arsip dan korespondensi
Untuk catatan aset pada akhir proyek
Pengadaan pengkodean harus berorientasi untuk pengendalian. Tapi jangan sampai mengubah sistem kode biaya yang sudah ada. Format dan tata letak kode identifikasi yang baik harus dapat memberi informasi maksimal pada tempat minimal dengan beberapa atribut
Fungsi; menjelaskan fungsi yang diwakili
Area; identifikasi area yang akan dikerjakan
Disiplin; menjelaskan macam disiplin pekerjaan
Dokumen; nomor dokumen yang berkaitan
Macam biaya; menjelaskan macam biaya
3. Operasi keuangan
Menyangkut beberapa hal seperti administrasi dana pinjaman; mengelola pembayaran; pengendalian cash flow.
Operasi keuangan terdiri dari
Operasi keuangan yang berkaitan dengan penggunaan dana pinjaman dan/atau dari perusahaan induk
Administrasi keuangan yang berkaitan dengan pembayaran atas pekerjaan yang sedang berjalan
Pengendalian dana/cash flow, agar jumlah dana yang telah ditentukan tidak dilampaui. Aliran dana dapat diperlakukan sebagai aliran kas atau diperhitungkan nilai tukar
4. Laporan penutupan keuangan membuat “catatan asset”
Jalan keluar untuk mengatasi kesulitan mencatat asset
Pengelompokkan biaya pada daftar milik tetap memakai standar perusahaan induk
Pengelompokkan biaya pada proyek tetap dititikberatkan untuk pengawasan dan pengendalian proyek
Pada akhir proyek, pengelompokkan biaya pada proyek dijabarkan dalam pengelompokkan daftar milik yang standar
5. Menyiapkan data dan pembukuan milik yang standar
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian-proyek/administrasi-kontrak-dan-keuangan