Lantai Struktur Bangunan

Lantai Struktur Bangunan
 istilah yang terkait dengan lantai

Lantai adalah bagian bangunan berupa suatu luasan yang dibatasi dinding-dinding sebagai tempat dilakukannya aktifitas sesuai dengan fungsi bangunan. Pada gedung bertingkat, lantai memisahkan ruangan-ruangan secara vertikal. Lantai dapat dikategorikan sebagai elemen struktural maupun elemen non-struktural dari suatu bangunan.

Fungsi lantai antara lain :

  1. Memisahan ruangan secara mendatar
  2. Melimpahkan beban kepada balok
  3. Mendukung dinding pemisah yang tidak menerus ke bawah
  4. Meningkatkan kekakuan bangunan, terutama pada bangunan berlantai banyak
  5. Mencegah perambatan suara dan meredam pantulan suara
  6. Isolasi terhadap pertukaran suhu
  7. Pada basement, lantai mencegah masuknya air tanah ke dalam bangunan

Persyaratan lantai meliputi aspek teknis dan ekonomis :

  1. Lantai harus mempunyai kekuatan yang mencukupi untuk mendukung beban
  2. Tumpuan pada dinding / balok harus mencukupi untuk menyalurkan beban sehingga sekaligus dapat memperkaku struktur bangunan
  3. Lantai harus mempunyai masa yang cukup untuk meredam getaran dan mencegah pemantulan suara
  4. Porositas lantai harus tetap mampu menjadi isolasi pertukaran suhu dan kelembaban
  5. Bahan penyusun lantai dapat dipasang dengan cepat
  6. Lantai setelah berfungsi hanya memerlukan perawatan minimal.
  7. Lantai harus awet, dapat terus berfungsi seiring dengan umur rencana bangunan

Beberapa istilah terkait dengan lantai antara lain :

  • Basemant; bagian bangunan (ruangan) yang berada di bawah tanah
  • Sub basement; ruangan di bawah basement
  • Ground floor, lantai pertama di atas permukaan tanah
  • First floor; lantai kedua
  • Storey/story; tingkat: bagian bangunan di antara satu lantai dengan lantai di atasnya
  • Cellar: ruangan bawah tanah yang dimanfaatkan sebagai gudang
istilah yang terkait dengan lantai
istilah yang terkait dengan lantai

Jenis-jenis lantai antara lain :

  • Lantai tanah
  • Lantai kerikil
  • Lantai pasangan batu merah kosongan
  • Lantai pasangan batu merah dengan pengisi
  • Lantai beton tumbuk
  • Lantai beton bertulang
  • Lantai kayu

Jenis penutup lantai antara lain :

1. Lantai ubin/tegel/keramik
  • Ubin semen
  • Ubin batu alam / marmer / granit
  • Ubin keramik (tanah dibakar)
  • Ubin kayu / parket,
  • Karet, PVC, dll
2. Lantai aspal
  • Aspal pulasan
  • Aspal beton
  • Aspal pasir

Lantai sederhana

  • Lantai paling sederhana yang mula-mula dibuat berupa lantai tanah pada bangunan sederhana atau bangunan sementara
  • Tanah dipadatkan secukupnya, kemudian diberi pasir agar tidak melekat / lengket. Permukaan akan menjadi lebih baik bila pasir dicampur kerikil dan ditumbuk
  • Dapat juga di atasnya diberi pasangan bata merah kosongan (tanpa perekat) dan hanya siarnya yang diberi spesi.
  • Apabila diinginkan menjadi lebih kuat, pasangan bata diberi spesi baik pada dasar pasangan bata dan pada siar-siarnya.
Lapisan Pada Lantai
Lapisan Pada Lantai Sederhana

Lantai dari beton tumbuk

  • Lantai dipasang di atas urugan pasir, dengan tebal urugan sekitar 20 cm
  • Campuran beton adalah 1 semen : 3 pasir : 6 kerikil
  • Lantai tidak diplester, namun pada saat masih basah permukaannya dihaluskan. Jika diinginkan diplester, diberikan plester setipis mungkin dan dilakukan pada saat beton masih basah agar tidak terpisah
  • Seteleh selesai dicor, permukaan harus dibasahi / digenangi air sekitar 7 hari untuk menghindari retak / pecah.
  • Untuk bidang lantai yang luas, pengecoran dilakukan dalam kotak-kotak yang kecil untuk mempermudah pelaksanaan dan perawatannya.
Lantai Dari Beton Tumbuk
Lantai Dari Beton Tumbuk

Lantai dengan pasangan ubin / penutup lantai

  • Pada lantai dasar, di atas pasir urug diberi plesteran kemudian spesi untuk merekat ubin
  • Pada lantai-lantai bangunan bertingkat, di atas pelat beton diberi lapisan pasir ± 5 cm, kemudian spesi untuk perekat ubin
  • Jenis ubin / penutup lantai ; tegel, keramik, plastik / PVC, karet, teraso, marmer / granit, papan kayu / parket
  • Pada lantai dengan penutup dari keramik, pemasangan harus dilakukan dengan cara-cara khusus agar keramik tidak meledak atau pecah serentak.

Beberapa jenis penutup lantai antara lain :

  1. Tegel; keramik; marmer/granit; parket; dipasang di atas lapisan pasir menggunakan perekat spesi campuran semen dan pasir. Ukuran dari penutup lantai jenis ini bervariasi, 20×20, 30×30, 30×60, 40×40 dll.
  2. Tegel terbuat dari campuran dan pasir. Cara pembuatan dimulai dengan menuangkan campuran semen khusus ke dalam cetakan, menambahkan campuran semen dan pasir kemudian dipres menggunakan alat khusus. Setelah dipress direndam dalam bak perendaman selama 3 hari, kemudian diangkat dan dikeringkan di rak yang terlindung dari panas matahari langsung.
  3. Marmer dalah bahan alami yang asalnya berupa bongkahan-bongkahan besar yang dipotong dengan alat khusus agar dapat diangkut ke pabrik. Di dalam pabrik selanjutnya dipotong dalam ukuran yang diinginkan dan dipoles / digosok dengan alat sebelum dikirim ke lokasi pembangunan.
  4. Parket adalah penutup lantai berupa papan kayu asli atau kayu lapis dengan ukuran seperti layaknya ubin. Penggunaan penutup lantai parket biasanya untuk memenuhi nilai estetika khusus. Pemasangan diletakan di atas plesteran kedap yang rata dan setelah terpasang harus dilapisi dengan pernis untuk mencegah kontak langsung dengan air.
  5. Aspal, biasanya digunakan pada bengkel-bengkel kerja, ruang pabrik, ruangan olahraga dll.  Ada tiga jenis; aspal pulasan, aspal tuang dan aspal beton. Aspal pulasan dilaksanakan dengan memulaskan aspal panas menggunakan kuas bertangkai pada permukaan lapisan krikil yang sudah dipadatkan. Lantai aspal tuang dilaksanakan dengan menuangkan aspal panas cair ke atas permukaan kerikil yang dipadatkan sehingga dapat masuk ke celah-celahnya. Aspal beton dibuat dengan memasukkan kerikil dan pasir kering ke dalam cairan aspal panas dan selanjutnya dituangkan ke atas permukaan kerikil yang sudah dipadatkan,
  6. Keramik dibuat dari tanah olahan yang kemudian dipress dalam cetakan. Setelah dicetak dan dikeringkan (dianginkan) kemudian dilapisi pada satu sisinya dengan cairan pasta sebagai lapisan mengkilap, dan selanjutnya dibakar dalam tungku. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan keramik adalah kesamaan ukuran dan corak/warna dalam satu seri. Pemasangan keramik memerlukan keahlian khusus terutama untuk menghindari keramik meledak.
  7. Lantai teraso adalah lantai dengan memanfaatkan pecahan batu pualam sebagai bahan campuran dengan semen. Teraso dapat dicetak seperti layaknya ubin tegel, atau dapat pula dicampur dan dituangkan langsung di atas plesteran yang sudah dipersiapkan. Setelah terpasang, baik pada teraso cetakan maupun yang langsung dituang , dihaluskan dan digosok dengan alat penggosok khusus untuk memperoleh permukaan yang mengkilap dan memberikan penampilan yang baik.
  8. Lantai karet dapat diperoleh dalam bentuk gulungan dengan panjang 30m, lebar 1,8m dan tebal 6 s.d. 9 mm. Karet dipasang di atas papan lantai kayu atau beton dengan bahan perekat khusus. Bila digunakan pada papan lantai kayu harus diberi hardboard/plywood agar permukannya menjadi rata.
  9. Penutup lantai khusus yang lain, antara lain PVC, magnesit, fiber dll.

Konstruksi Lantai

Pada konstruksi lantai, akan lebih banyak membahas lantai pada bangunan bertingkat. Konstuksi lantai yang dimaksud adalah lantai dengan konstruksi kayu dan beton bertulang. Pada konstruksi lantai kayu, penutup lantai juga akan menggunakan penutup lantai dari kayu. Beban-beban akan lantai didukung oleh balok-balok dari kayu. Pada konstruksi lantai beton bertulang, penutup lantainya memiliki variasi yang lebih banyak. Pada gedung bertingkat banyak dengan struktur utama dari beton, lantai dapat saja didukung oleh balok beton atau balok baja. Pada gedung bertingkat banyak dengan struktur rangka baja, lantai juga akan didukung dengan balok-balok dari baja.

1. Lantai kayu

Konstruksi lantai kayu biasa digunakan pada rumah atau bangunan kantor maksimal 4 lantai. Penutup lantai kayu menggunakan papan kayu (parket) yang dipasang di atas rangkaian balok-balok dan papan lantai dengan menggunakan penyambung paku dan juga ditanam dalam beton. Selain penutup parket, penutup lantai kayu dapat juga terbuat dari papan yang panjang, dengan tebal 2 s.d. 3 cm yang dipasang di atas balok-balok yang dipasang pada arah lebar dari luasan lantai. Maksud pemasangan adalah untuk memperoleh jarak terkecil sehingga balok yang digunakan sependek mungkin. Pada luasan yang berbeda perlu dilakukan peninjauan tersendiri untuk pemasangan balok-baloknya.

Pemasangan balok diatur sebagai berikut :

  • Pada bagian tepi ruangan (dekat tembok), balok dipasang pada jarak 5 s.d. 10 cm dari tembok agar air dari tembok tidak langsung mengenai balok.
  • Ukuran ruangan setelah dikurangi (2x 5 s.d. 10) dibagi menjadi bagian yang sama dengan jarak sekitar 75 s.d. 100 cm, tegantung dari ukuran balok yang  akan digunakan.
  • Pada beberapa balok dipasang angker pada kesdua sisinya dengan berselang pada setiap balok dalam satu luasan lantai. Hal ini dimaksdukan untuk menghindari gerakan mendatar pada saat lantai dibebani.
  • Pada tembok yang dapat bergerak bebas, (tembok luar) dipasang angker yang melalui dua balok. (angker pengubung). Untuk tembok bagian dalam tidak perlu diberi angker penghubung.
  • Untuk luasan lantai yang cukup besar, perlu dilakukan pemecahan tersendiri dengan perinsip mengusahakan balok yang panjang-panjang tidak terlalu banyak.
Penyusunan balok dengan berbagai luasan
Penyusunan balok dengan berbagai luasan
Penyusunan balok pada luasan yang cukup luas
Penyusunan balok pada luasan yang cukup luas
Perletakan papan lantai tergantung pada pemasangan balok-baloknya. Papan lantai akan tegak lurus dengan balok-baloknya. Bila diinginkan arah papan lantai yang seragam pada seluruh bangunan, maka pemasangan balok tidak bisa mengikuti perinsip mengusahakan jarak terkecil. Pemasangan balok ada 2 macam:
  • Lapisan bersih, bila balok-balok dapat dilihat dari bawah
  • Lapisan kotor, balok-balok tidak dapat dilhat dari bawah
Pemasangan angker juga ada dua macam, mengikuti pemasangan baloknya:
  • Lapisan bersih, angker tidak boleh kelihatan dari bawah
  • Lapisan kotor, posisi angker bebas karena baloknya tidak telihat
Pemasangan Angker
Pemasangan Angker
Jenis Sambungan Untuk Pertemuan Antar Balok
Jenis Sambungan Untuk Pertemuan Antar Balok

Pada pemasangan balok lapisan bersih, ada dua tipe pemasangan:

Papan lantai terlihat dari bawah, sekaigus berfungsi sebagai langit-langit (plafond). Di bawah papan lantai diberi langit-langit (plafond) tersendiri, sehingga akan ada rongga udara. Rongga udara akan berfungsi menahan suara dari atas, menampung debu yang lolos lewat sela-sela antar papan lantai. Rongga udara dapat juga diisi dengan gabus yang berfungsi selain menahan suara juga sebagai penahan suhu. Langit-langit (plafond) dapat juga diletakan di atas balok sedangkan papan lantai diletakkan di atas balok tulangan.

Pemasangan Balok Lapisan Bersih
Pemasangan Balok Lapisan Bersih

2. Lantai beton bertulang

Ada dua jenis plat lantai beton bertulang; cetak di tempat (cast in site) dan pracetak (precast). Lantai beton bertulang cast in site/in situ dicetak secara lengkap pada keranga struktur yaitu balok dan kolom sehingga mebentuk konstruksi gedung. Lantai pracetak tidak memberikan tambahan kekuatan pada strukturnya. Lantai beton bertulang memerlukan perancah/acuan untuk mendukung berat beton basah dan perancah baru dapat dibongkar setelah beton mempunyai kekuatan yang cukup.

A. Jenis pelat beton cetak di tempat (cast in site) :

  • Lantai flush (flush slab
  • Balok dan plat (beam and slab)
  • Plat drop (drop slab)
  • Plat waffle (waffle slab)
Konstruksi Balok dan Lantai
Konstruksi Balok dan Lantai
Konstruksi Flush Slab
Konstruksi Flush Slab
Konstruksi Drop Slab
Konstruksi Drop Slab
Konstruksi Waffle Slab
Konstruksi Waffle Slab

B. Lantai beton pracetak

  • Dibuat dalam unit-unit pracetak
  • Keuntungan; tidak memerlukan perancah/bekisting, campuran dapat dibuat dengan baik, ukuran dapat teliti, waktu pengerjaan menjadi lebih cepat.
  • Pemasangan menggunakan alat berat
  • Lantai jenis ini tidak dapat membentuk kesatuan konstruksi dengan rangka dindingnya
  • Ada batasan jarak antar tumpuan pelat sehingga diperlukan perencanaan yang baik.
  • Jenis lantai pracetak: plat datar masif, plat papan berongga pacetak prategang, plat papan bentuk canal pracetak prategang, plat rusuk berongga pracetak prategang
Lantai Beton Pracetak
Lantai Beton Pracetak

3. Lantai beton perkuatan plat baja

Digunakan bila diinginkan pelaksanaan dalam waktu yang lebih cepat. Struktur lantai menjadi ringan karena betonnya menjadi lebih tipis. Ada dua jenis baja yang digunakan; sheet steel dan cellular steel.

Lantai Beton Dengan Perkuatan Rangkaian Baja Profil Untuk Beban Yang Berat
Lantai Beton Dengan Perkuatan Rangkaian Baja Profil Untuk Beban Yang Berat
Lantai Beton Dengan Perkuatan Lembaran Baja
Lantai Beton Dengan Perkuatan Lembaran Baja

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-bangunan/lantai-struktur-bangunan

Cara Menjadi Kontraktor Yang Baik

Cara Menjadi Kontraktor Yang Baik
 Jadwal Pelaksanaan

Bagaimana bisa menjadi kontraktor yang baik? Pertanyaan ini sering sekali muncul di benak kita. Lalu apa saja hal yang harus kita siapkan untuk bisa menjadi kontraktor yang baik? Kita asumsikan bahwa gambar, spec (bahan), RAB sudah ada. Selanjutnya hal yang harus dilakukan adalah membuat RAP atau rencana anggaran pelaksanaan. Namun fakta yang terjadi jarang sekali kontraktor membuat RAP.

RAP dapat dibedakan menjadi :

1. Jadwal Pelaksanaan

2. Jadwal Pengadaan Barang (Termasuk jadwal Pendanaan)

3. Jadwal Pengadaan Tenaga

RAP sendiri mencakup segala macam keperluan pelaksanaan, termasuk gaji karyawan, gaji penjaga gudang, dll. RAP merupakan kata kunci, apakah proyek tersebut untung atau buntung.

Jadwal Pelaksanaan
Jadwal Pelaksanaan
Jadwal Pengadaan Bahan
Jadwal Pengadaan Bahan
Jadwal Pengadaan Tenaga
Jadwal Pengadaan Tenaga

Ada beberapa pertanyaan penting yang harus dijawab agar menjadi kontraktor yang baik,

1. Kenapa bahan / material tidak didatangkan sekaligus seluruhnya?

2. Bagaimana dengan tukang gali jika pekerjaan galian sudah selesai?

3. Berapa jumlah tenaga kerja yang efisien?

4. Berapa jumlah tukang, tukang ahli, tenaga (ladèn), maupun mandor?

Semua hal di atas harus bisa dihitung rupiahnya.

Rumus sederhana adalah RAB – RAP = Sisa atau keuntungan

Jika RAP detil sudah diketahui, maka :

  • Kita tahu pekerjaan akan selesai kapan,
  • Kita tahu volume kebutuhan bahan berapa,
  • Kita tahu kebutuhan tenaga berapa,
  • Kita tahu akan dapat untung atau rugi.

Strategi pembelian bahan dapat dilihat pada gambar berikut :

Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan
Strategi Pembelian Bahan

Secara umum :

Bangunan = 80% Bahan + 20% Upah

Lalu selanjutnya hal yang harus dilakukan untuk menjadi kontraktor yang baik adalah memastikan bahwa teknis pelaksanaan harus benar.

Semua pekerjaan harus dimulai dengan pengukuran, baik vertikal maupun horisontal. Hal ini untuk menghindari kesalahan, yang bisa berakibat keterlambatan dan bahkan kerugian. Upayakan setiap pasangan batu (bata) harus ada titik sebagai patokan yang siku. Anggap seolah-olah seperti siap pasang keramik.

Lalu bagaimana agar seorang pemborong atau kontraktor bisa untung?

  • Kerja secara borongan, bukan harian.
  • Perhitungkan secara matang, sampai diketahui di awal berapa untungnya.
  • Pekerjaan sesuai dan memenuhi teknis yang benar, jangan sampai keliru apalagi membongkar.
  • Bukan zamannya mencari untung dengan mencuri.
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/estimasi-biaya-konstruksi/cara-menjadi-kontraktor-yang-baik

Lansekap Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada

Lansekap Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada adalah salah satu universitas tertua di Indonesia. Gedung yang ada di UGM sebagian besar merupakan gedung dengan gaya arsitektur tempo dulu. Salah satunya adalah gedung kantor pusat UGM. Bagi yang pernah mengunjungi gedung pusat UGM akan melihat lansekap gedung yang cukup unik.

Ada 3 bagian penting yaitu

  1. Prinsip Desain
  2. Komponen Desain
  3. Aplikasi Desain

Prinsip Desain

Prinsip desain adalah dasar dari terwujudnya suatu rancangan atau ciptaan bentuk. Kita mengetahui bahwa komponen dan unsur-unsur bentuk mempunyai dan memiliki sifat masing-masing. Masing-masing sifat mempunyai karakteristik tersendiri. Untuk menyatukan komponen dan unsur tersebut haruslah didasarkan pada prinsip desain. Prinsip dasar utama dalam desain adalah faktor ”Keteraturan dan Kesatuan” atau Unity and Consistency. Keteraturan dapat memberikan keindahan dalam komposisi.

A. BALANS ATAU KESEIMBANGAN

Keseimbangan atau unsur balance dalam desain berarti penyamaan tekanan visual suatu komposisi antara unsur-unsur yang ada pada taman. Ukuran, warna, dan jumlah unsur biasanya merupakan pertimbangan utama dalam menciptakan keseimbangan.

Ada 2 macam utama nilai keseimbangan , yakni keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis.

Keseimbangan statis merupakan suatu keseimbangan yang formal dan simetris, baik ukuran, berat, dan bentuknya.

Keseimbangan dinamis akan menghasilkan suatu susunan yang menarik melalui keseimbangan asimetris.

Berikut hasil pengamatan aspek balans di areal Gedung Pusat UGM.

Tampak depan Gedung Pusat UGM yang dibuat simetris menimbulkan suatu kesan seimbang.
Tampak depan Gedung Pusat UGM yang dibuat simetris menimbulkan suatu kesan seimbang
Jalan di bagian selatan bangunan Gedung Pusat ini ditanami pepohonan yang ditata secara simetris untuk menimbulkan kesan seimbang
Jalan di bagian selatan bangunan Gedung Pusat ini ditanami pepohonan yang ditata secara simetris untuk menimbulkan kesan seimbang

B. IRAMA DAN PENGULANGAN

Ritme atau rythm adalah pengulangan unsur-unsur lansekap yang dipergunakan pada tempat yang berbeda dalam suatu tapak sehingga membentuk suatu ikatan atau hubungan visual dari bagian-bagian yang berbeda.

Irama dalam rancangan lansekap dapat diciptakan dengan penempatan pola-pola yang jelas, terbentuk melalui pengulangan unsur-unsur lansekap dalam suatu area. Pola pengulangan ini dapat dibentuk dengan cara penataan letak dan jarak yang berbeda-beda dari elemen lansekap.

Berikut hasil pengamatan aspek irama dan pengulangan di areal Gedung Pusat UGM.

Pilar-pilar pada bangunan Gedung Pusat yang ditata sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan pengulangan
Pilar-pilar pada bangunan Gedung Pusat yang ditata sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan pengulangan

C. PENEKANAN DAN AKSENTUASI ( EMPHASIS )  

Dominan dapat diartikan sebagai upaya untuk menonjolkan salah satu unsur agar lebih tampak terlihat dalam komposisi susunan elemen lansekap. Unsur-unsur lansekap lainnya yang tidak menonjol berfungsi sebagai penghubung atau pengikat kesatuan.

Penekanan dapat diciptakan melalui ukuran, bentuknya sendiri, tata letaknya, juga unsur-unsur lain seperti garis, warna, bentuk, tekstur, dan ruang.

Disebelah barat-laut bangunan Gedung Pusat UGM terdapat pepohonan berbentuk memanjang vertikal yang menonjolkan penekanan pada garis vertikal
Disebelah barat-laut bangunan Gedung Pusat UGM terdapat pepohonan berbentuk memanjang vertikal yang menonjolkan penekanan pada garis vertikal

KOMPONEN DESAIN

A. GARIS

Garis adalah susunan dari beribu-ribu titik yang berhimpitan sehingga membentuk suatu coretan.

Ada beberapa tipe garis yang perlu diketahui, yaitu:

  1. Garis vertikal,
  2. Garis horizontal,
  3. Garis diagonal, dan
  4. Garis lengkung.

Menurut pengamatan di areal Gedung Pusat UGM, garis-garis yang paling menonjol keberadaannya adalah garis-garis vertikal dan garis-garis lengkung. Garis vertikal menyiratkan kesan tegak, gagah, kaku, formal, tegas, dan serius.

Sedangkan garis lengkung seperti yang tampak pada ornamen-ornamen serta pintu menimbulkan kesan dinamis, riang, dan lembut.

B. BIDANG

Susunan beribu-ribu garis apabila disatukan dan dipadatkan akan membentuk sebuah bidang.

Bentuk bidang yang dominan terdapat di bangunan Gedung Pusat adalah bentuk bidang persegi dan persegi panjang. Hal ini tampak jelas pada bentuk frame-frame jendela yang terdapat di bangunan.

Bentuk bidang persegi panjang sangat jelas tergambar pada bentuk jendela
Bentuk bidang persegi panjang sangat jelas tergambar pada bentuk jendela

C. RUANG TERBUKA

Ruang umum merupakan bagian dari lingkungan juga mempunyai pola. Ruang umum adalah tempat atau ruang yang terbentuk karena adanya kebutuhan akan  perlunya tempat untuk bertemu ataupun berkomunikasi satu sama lainnya.

Kita akan merasa lega jika kita masuk kawasan Gedung Pusat UGM karena disana terdapat ruang terbuka yang cukup luas dan dipayungi oleh pohon-pohon besar rindang.

Ruang terbuka yang terdapat di bagian pelataran bangunan Gedung Pusat UGM
Ruang terbuka yang terdapat di bagian pelataran bangunan Gedung Pusat UGM

D. RUANG DAN WAKTU

Telah disebutkan bahwa ruang tidak dapat dipisahkan dengan faktor waktu. Pengertian desain lansekap adalah suatu  usaha penajaman dari pemikiran / produk Site Planning (Perencanaan Tapak) yang berhubungan dengan pemilihan elemen desain. Terbentuknya ruang lansekap dapat diperoleh dari kombinasi antara elemen alam dan struktur buatan manusia.

Faktor ruang dan waktu di areal Gedung Pusat UGM tidak terlalu terasa karena di Indonesia hanya ada 2 musim, sehingga penampakan Gedung Pusat UGM sepanjang tahun tidak terlalu berbeda, tidak seperti halnya negeri yang memiliki 4 musim. Namun suasana berbeda tetap akan kita akan dapatkan ketika malam hari. Suasana gelap malam yang menakutkan akan berubah menjadi sejuk dengan menyalanya lampu-lampu taman.

E. RUANG MATI

Ruang mati terjadi karena tidak adanya pemikiran secara utuh terhadap pemanfaatan tapak secara keseluruhan.

Berkat kematangan desain lansekap areal Gedung Pusat UGM, tidak ditemui adanya ruang mati. Semua ruang terbuka terpakai dengan efisien.

G. WARNA

Warna dalam arsitektur dipergunakan untuk menekan atau memperjelas karakter suatu objek atau memberikan aksen pada bentuk dan bahannya.

Tidak ada warna-warna mencolok yang terdapat di bangunan dan taman Gedung Pusat UGM. Taman Gedung Pusat UGM didominasi dengan warna hijau yang berasal dari dedaunan dan rerumputan yang tumbuh subur.

APLIKASI DESAIN

A. BAHAN MATERIAL LANSEKAP

Pemahaman dan penguasaan terhadap material atau bahan lansekap merupakan salah satu bagian yang penting dalam perancangan lansekap karena arsitektur lansekap pada dasarnya berkaitan dengan pembentukan ruang luar atau ruang terbuka.

Berikut beberapa bahan-bahan lansekap yang digunakan di areal Gedung Pusat UGM.

Penggunaan bahan material lansekap yang berupa pepohon, tiang lampu besi, pot beton, konblok beton, dan aspal di bagian depan bangunan Gedung Pusat UGM
Penggunaan bahan material lansekap yang berupa pepohon, tiang lampu besi, pot beton, konblok beton, dan aspal di bagian depan bangunan Gedung Pusat UGM
Penggunaan bahan material lansekap yang berupa rumput dan pepohonan besar yang cenderung berbentuk bulat bebas
Penggunaan bahan material lansekap yang berupa rumput dan pepohonan besar yang cenderung berbentuk bulat bebas

Bahan material lansekap di areal Gedung Pusat UGM didominasi oleh pepohonan, material beton, serta aspal sebagai material perkerasan jalan.

B. SKALA

Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan suatu elemen tertentu yang ukurannya sesuai dengan manusia.

Kesan pertama ketika kita melihat Gedung Pusat UGM adalah suatu bangunan yang megah, memang bangunan ini dirancang sedemikian rupa agar tersirat suatu kemegahan, dipadu dengan kehadiran pohon-pohon yang berukuran cukup besar semakin menguatkan kesan megah.

C. SIRKULASI

Sistem sirkulasi sangat erat hubungannya dengan pola penempatan aktivitas dan penggunan tapak sehingga pergerakan dari ruang satu ke ruang yang lain. Kenyamanan dapat berkurang akibat dari sirkulasi yang kurang baik.

Sistem sirkulasi di areal Gedung Pusat UGM juga tertata dengan rapi tanpa menghilangkan faktor kepraktisan dan keamanan. Ada beberapa jalan untuk menuju kawasan ini, namun hanya ada 3 buah jalan yang dibuka pada hari-hari biasa demi alasan keamanan dan kenyamanan. Jalan itu adalah Jl. Sosio Yustisia ,jalan di sebelah timur Graha Sabha Pramana, dan jalan sebelah timur-laut bangunan. Pada acara-acara khusus, jalan samping yang menghubungkan Jl. Kaliurang dan Gedung Pusat UGM dibuka agar sistem sirkulasi menjadi lebih cepat.

Jl. Sosio Yustisia yang berada di sebelah timur bangunan Gedung Pusat UGM
Jl. Sosio Yustisia yang berada di sebelah timur bangunan Gedung Pusat UGM
Jl. Tri Dharma  yang menghubungkan Gedung Pusat UGM dengan Jl. Kaliurang
Jl. Tri Dharma yang menghubungkan Gedung Pusat UGM dengan Jl. Kaliurang
Jalan  yang menghubungkan Gedung Pusat UGM dengan Grha Sabha Pramana
Jalan yang menghubungkan Gedung Pusat UGM dengan Grha Sabha Pramana

D. TATA HIJAU

Elemen lansekap pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 (dua) golongan besar, yaitu  :

1. Elemen keras (hard material) ; perkerasan, bahan statis

2. Elemen lembut (soft material) ; tanaman, air.

Bagi seorang arsitek lansekap, yang banyak menangani hubungan antara manusia, alam, dan teknologi bahan (bahan perkerasan serta bahan alami) maka materi tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan lansekap.

Lansekap Gedung Pusat UGM sangat kental dengan kehadiran pohon-pohon hias maupun pohon rindang. Hal ini menimbulkan kesan sejuk bagi siapapun yang berada di areal Gedung Pusat UGM.

Penanaman tanaman hias di bagian depan Gedung Pusat UGM yang memberikan asri dan indah
Penanaman tanaman hias di bagian depan Gedung Pusat UGM yang memberikan asri dan indah
Penanaman tanaman rindang di bagian bagian belakang Gedung Pusat UGM yang memberikan suasana sejuk
Penanaman tanaman rindang di bagian bagian belakang Gedung Pusat UGM yang memberikan suasana sejuk

E. FASILITAS PARKIR

Fasilitas parkir adalah hal yang penting dalam keberadaan suatu gedung atau sarana publik. Karena semakin banyak dan berkembangnya alat transportasi darat serta semakin banyaknya lokasi kegiatan manusia yang tersebar di berbagai tempat, maka kebutuhan sarana jalan kendaraan semakin meluas.

Berikut ini adalah gambar fasilitas parkir yang ada di areal Gedung Pusat.

Fasilitas parkir motor yang berada di sebelah timur bangunan Gedung Pusat
Fasilitas parkir motor yang berada di sebelah timur bangunan Gedung Pusat
Fasilitas parkir mobil kantor yang berada di bangunan Gedung Pusat sayap timur dan barat
Fasilitas parkir mobil kantor yang berada di bangunan Gedung Pusat sayap timur dan barat
Fasilitas parkir mobil umum yang berada di depan bangunan Gedung Pusat
Fasilitas parkir mobil umum yang berada di depan bangunan Gedung Pusat

F. PATTERN / POLA LANTAI

Pembentukan pola-pola lantai berkaitan dengan perkerasan lantai itu sendiri. Perkerasan lantai tergantung dari jumlah bahan atau material perkerasan yang digunakan. Dalam arsitektur lansekap, perkerasan merupakan bagian dari material yang dipergunakan dalam penyelesaian desain lansekapnya terutama pada tempat-tempat yang mempunyai intensitas kegiatan tinggi.

Pattern-pattern yang digunakan di pelataran bangunan Gedung Pusat UGM adalah seperti berikut.

Pola seperti ini yang digunakan di bagian pelataran bangunan Gedung Pusat
Pola seperti ini yang digunakan di bagian pelataran bangunan Gedung Pusat
Pola seperti ini yang digunakan di bagian pagar pembatas antara Gedung Pusat dengan Jl. Kaliurang
Pola seperti ini yang digunakan di bagian pagar pembatas antara Gedung Pusat dengan Jl. Kaliurang

G. DRAINASE

Drainase atau saluran pembuangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perancangan tapak. Ruang luar suatu tapak yang telah dirancang dengan baik apabila terdapat genangan air yang akan menyebabkan rancangan tidak sempurna. Genangan air yang tidak terencana menyebabkan efek visual yang kurang baik, selain itu dapat merusak konstruksi perkerasan.

Sistem drainase atap Gedung Pusat UGM berupa talang dan disalurkan ke bawah dengan mempergunakan saluran air bermaterial seng. Sesampainya di bawah, air akan keluar dari saluran tersebut dan dibiarkan meresap ke tanah dengan sendirinya. Hal ini dimungkinkan terjadi karena di bawah terdapat hamparan rumput yang dapat meresapkan air ke dalam tanah.

Saluran air yang berperan mengalirkan air yang ada di atas gedung ke bawah
Saluran air yang berperan mengalirkan air yang ada di atas gedung ke bawah

H. PENCAHAYAAN

Suasana gelap dan terang dihasilkan karena adanya sumber energi cahaya yang mengarah ke mata manusia. Sumber cahaya yang menuju ke arah mata ditangkap oleh lensa mata dan diteruskan ke otak melalui syaraf indera mata.

Suasana yang temaram tercipta di taman Gedung Pusat UGM pada malam hari dengan kehadiran lampu-lampu taman yang di tata sedemikian rupa. Seperti inilah suasana yang ditimbulkan oleh lampu-lampu taman Gedung Pusat.

Suasana Gedung Pusat UGM ketika malam
Suasana Gedung Pusat UGM ketika malam
Suasana Gedung Pusat UGM ketika malam
Suasana Gedung Pusat UGM ketika malam
Suasana Gedung Pusat UGM ketika malam
Suasana Gedung Pusat UGM ketika malam

I. KENYAMANAN

Kenyamanan adalah segala sesuatu yang memperlihatkan penggunaan ruang secara harmonis, baik dari segi bentuk, tekstur, warna, aroma, suara, bunyi, cahaya, atau lainnya.

Berdasarkan pengamatan, aspek kenyamanan di gedung pusat sangat terasa. Mulai dari segi bentuk bangunan Gedung Pusat UGM yang tampak sangat megah, tekstur aspal yang halus, tekstur pepohonan yang terawat. Segi warna di areal Gedung Pusat UGM didominasi dengan kehadiran warna hijau, karena memang bangunan Gedung Pusat UGM dikelilingi oleh pepohonan rindang.

Pepohonan rindang yang terdapat di sebelah selatan bangunan Gedung Pusat UGM, yang menciptakan iklim mikro yang sejuk dan teduh
Pepohonan rindang yang terdapat di sebelah selatan bangunan Gedung Pusat UGM, yang menciptakan iklim mikro yang sejuk dan teduh

Sampah-sampah di areal bangunan Gedung Pusat UGM dikelola dengan cukup baik sehingga tidak timbul aroma kurang sedap di areal Gedung Pusat UGM. Tong sampah di areal Gedung Pusat UGM juga sudah menggunakan sistem pisah antara sampah basah dan sampah kering.

Tong sampah yang salah satunya berada tepat di depan bangunan Gedung Pusat UGM
Tong sampah yang salah satunya berada tepat di depan bangunan Gedung Pusat UGM

Gedung Pusat UGM terletak di pinggir Jalan Kaliurang yang setiap hari dilalui oleh ribuan pengendara motor maupun mobil, walaupun demikian, di areal Gedung Pusat UGM ini jauh dari kesan bising, keadaan ini tercipta berkat penataan pepohonan dipinggir jalan yang sanggup mengurangi tingkat kebisingan.

Pepohonan rindang yang terdapat di pinggir Jl. Kaliurang, yang berperan dalam mengeliminir kebisingan yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor
Pepohonan rindang yang terdapat di pinggir Jl. Kaliurang, yang berperan dalam mengeliminir kebisingan yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor

Indonesia adalah negara tropis, karena itulah sinar matahari yang memasuki wilayah Indonesia sangat melimpah. Oleh karena itu Gedung Pusat UGM ini dirancang sedemikian rupa agar sinar matahari tidak terlalu terik terasa yaitu dengan menanami pepohonan rindang. Jika malam hari areal Gedung Pusat UGM ini sudah diterangi dengan lampu-lampu taman yang menyala temaram, sehingga menambah kesan sejuk dan indah.

Keamanan adalah suatu faktor penting dalam pembentukan kesan nyaman pada suatu tempat, oleh karena itu Gedung Pusat UGM dijaga oleh staf keamanan kampus, yang juga disebut SKKK ( Satuan Keamanan dan Ketertiban Kampus ). Staf keamanan ini memiliki pos di sebelah selatan Gedung Pusat UGM.

Pos SKKK yang terdapat di sebelah selatan Gedung Pusat UGM
Pos SKKK yang terdapat di sebelah selatan Gedung Pusat UGM
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/landscape/lansekap-gedung-pusat-universitas-gadjah-mada

Komponen Dalam Desain Lansekap

Komponen Dalam Desain Lansekap

 Komponen Dalam Desain Lanskap

Dalam desain lansekap ada 2 aspek yang dipertimbangkan yaitu fungsi dan estetika. Fungsi memberikan penekanan pada pemanfaatan dari benda atau elemen yang dirancang. Estetika ditekankan pada usaha menghasilkan suatu keindahan visual.

Unsur-unsur keindahan visual diperoleh melalui :

  • Garis
  • Bentuk
  • Tekstur
  • Warna

Garis

Garis adalah kumpulan beribu-ribu titik yang berhimpitan sehingga membentuk suatu coretan.

Tipe garis :

  • Garis vertikal
  • Garis horizontal
  • Garis Diagonal
  • Garis Lengkung

Masing-masing tipe garis mempuyai sifat, karakter, dan kesan yang berbeda.

Garis Vertikal

Bentuk-bentuk : tiang, pohon pinang, kelapa, cerobong asap, benda-benda yang meninggi

Kesan utama :

  • Memberikan aksentuasi pada ketinggian
  • Tegak dan gagah
  • Kaku, formal, tegas dan serius

Garis Horisontal

Kesan :

  • Bertambah lebar
  • Santai
  • Rileks
  • Tenang

Garis diagonal

Karakter :

  • Dinamis
  • Bergegas (tdk tenang)
  • Mendekatkan jarak dan sensasional

Garis Lengkung

Karakter :

  • Dinamis
  • Riang
  • Lembut
  • Memberi pengaruh gembira

Bidang

Jenis-jenis :

  • Segi empat
  • Segi tiga
  • Bulat
  • Trapesium
  • Bentuk bebas

Dilihat dari bentuknya : bidang yang padat (masif) dan bidang transparan

Tekstur : halus, sedang, kasar, sangat kasar.

Fungsi bidang : sebagai pembentuk ruangan

Bidang alas / dasar : tanah, lantai

Bidang pembatas / dinding : pasangan bata, punggung bukit, susunan pohon, semak

Bidang atap : atap, pergola, tajuk pohon.

Peranan Pembatas

  • Sebagai pemberi arah dan suasana
  • Sebagai penerang
  • Sebagai pengontrol
  • Sebagai penutup efektif

Bentuk pemagaran dan penutupan

  • Dinding
  • Pagar
  • Bentukan tanah

Ruang

Ruang adalah suatu kerangka atau wadah di mana objek dan kejadian tertentu berada.

Pembatas Ruang :

  • Lantai
  • Dinding
  • Atap

Batasan Ruang :

  • Tinggi di atas mata, sebagai perlindungan
  • Tinggi sebatas dada, untuk membentuk ruang paling terasa
  • Tinggi sebatas pinggang, pengatur lalulintas, pengatur sirkulasi.
  • Tinggi sebatas lutut, sebagai pola pengarah
  • Tinggi sebatas telapak kaki, sebagai penutup tanah

Secara garis besar dalam desain lansekap ada beberapa tahapan antara lain :

  1. Penetapan Tujuan, Sasaran dan Gagasan awal dari rancangan lansekap yang hendak dicapai. Gagasan dari segi fungsi, bentuk, estetika dan teknologi.
  2. Survei dan pengamatan karakteristik tapak, penilaian keinginan internal-eksternal, studi banding, pengamatan lingkungan dan program kegiatan tapak.
  3. Penelaahan konsep ruang luar, baik secara makro maupun mikro (spatial) dan konsep utilitas serta konsep pendukung lainnya.
  4. Melakukan analisis tapak (mengkosolidasikan antara kebutuhan dan hasil pengamatan karakteristik tapak) menuju program rencana skematik.
  5. Aplikasi konsep ke dalam bentuk 3 dimensi dengan berbagai pertimbangan, yakni Komponen Desain.
  6. Pembuatan gambar pelaksanaan kerja, sketsa, maket presentasi, dokumen lelang dan dokumen pelaksanaan.

Komponen Dalam Desain Lanskap

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/landscape/komponen-dalam-desain-lansekap