Lansekap Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada

Lansekap Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada adalah salah satu universitas tertua di Indonesia. Gedung yang ada di UGM sebagian besar merupakan gedung dengan gaya arsitektur tempo dulu. Salah satunya adalah gedung kantor pusat UGM. Bagi yang pernah mengunjungi gedung pusat UGM akan melihat lansekap gedung yang cukup unik.

Ada 3 bagian penting yaitu

  1. Prinsip Desain
  2. Komponen Desain
  3. Aplikasi Desain

Prinsip Desain

Prinsip desain adalah dasar dari terwujudnya suatu rancangan atau ciptaan bentuk. Kita mengetahui bahwa komponen dan unsur-unsur bentuk mempunyai dan memiliki sifat masing-masing. Masing-masing sifat mempunyai karakteristik tersendiri. Untuk menyatukan komponen dan unsur tersebut haruslah didasarkan pada prinsip desain. Prinsip dasar utama dalam desain adalah faktor ”Keteraturan dan Kesatuan” atau Unity and Consistency. Keteraturan dapat memberikan keindahan dalam komposisi.

A. BALANS ATAU KESEIMBANGAN

Keseimbangan atau unsur balance dalam desain berarti penyamaan tekanan visual suatu komposisi antara unsur-unsur yang ada pada taman. Ukuran, warna, dan jumlah unsur biasanya merupakan pertimbangan utama dalam menciptakan keseimbangan.

Ada 2 macam utama nilai keseimbangan , yakni keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis.

Keseimbangan statis merupakan suatu keseimbangan yang formal dan simetris, baik ukuran, berat, dan bentuknya.

Keseimbangan dinamis akan menghasilkan suatu susunan yang menarik melalui keseimbangan asimetris.

Berikut hasil pengamatan aspek balans di areal Gedung Pusat UGM.

Tampak depan Gedung Pusat UGM yang dibuat simetris menimbulkan suatu kesan seimbang.
Tampak depan Gedung Pusat UGM yang dibuat simetris menimbulkan suatu kesan seimbang
Jalan di bagian selatan bangunan Gedung Pusat ini ditanami pepohonan yang ditata secara simetris untuk menimbulkan kesan seimbang
Jalan di bagian selatan bangunan Gedung Pusat ini ditanami pepohonan yang ditata secara simetris untuk menimbulkan kesan seimbang

B. IRAMA DAN PENGULANGAN

Ritme atau rythm adalah pengulangan unsur-unsur lansekap yang dipergunakan pada tempat yang berbeda dalam suatu tapak sehingga membentuk suatu ikatan atau hubungan visual dari bagian-bagian yang berbeda.

Irama dalam rancangan lansekap dapat diciptakan dengan penempatan pola-pola yang jelas, terbentuk melalui pengulangan unsur-unsur lansekap dalam suatu area. Pola pengulangan ini dapat dibentuk dengan cara penataan letak dan jarak yang berbeda-beda dari elemen lansekap.

Berikut hasil pengamatan aspek irama dan pengulangan di areal Gedung Pusat UGM.

Pilar-pilar pada bangunan Gedung Pusat yang ditata sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan pengulangan
Pilar-pilar pada bangunan Gedung Pusat yang ditata sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan pengulangan

C. PENEKANAN DAN AKSENTUASI ( EMPHASIS )  

Dominan dapat diartikan sebagai upaya untuk menonjolkan salah satu unsur agar lebih tampak terlihat dalam komposisi susunan elemen lansekap. Unsur-unsur lansekap lainnya yang tidak menonjol berfungsi sebagai penghubung atau pengikat kesatuan.

Penekanan dapat diciptakan melalui ukuran, bentuknya sendiri, tata letaknya, juga unsur-unsur lain seperti garis, warna, bentuk, tekstur, dan ruang.

Disebelah barat-laut bangunan Gedung Pusat UGM terdapat pepohonan berbentuk memanjang vertikal yang menonjolkan penekanan pada garis vertikal
Disebelah barat-laut bangunan Gedung Pusat UGM terdapat pepohonan berbentuk memanjang vertikal yang menonjolkan penekanan pada garis vertikal

KOMPONEN DESAIN

A. GARIS

Garis adalah susunan dari beribu-ribu titik yang berhimpitan sehingga membentuk suatu coretan.

Ada beberapa tipe garis yang perlu diketahui, yaitu:

  1. Garis vertikal,
  2. Garis horizontal,
  3. Garis diagonal, dan
  4. Garis lengkung.

Menurut pengamatan di areal Gedung Pusat UGM, garis-garis yang paling menonjol keberadaannya adalah garis-garis vertikal dan garis-garis lengkung. Garis vertikal menyiratkan kesan tegak, gagah, kaku, formal, tegas, dan serius.

Sedangkan garis lengkung seperti yang tampak pada ornamen-ornamen serta pintu menimbulkan kesan dinamis, riang, dan lembut.

B. BIDANG

Susunan beribu-ribu garis apabila disatukan dan dipadatkan akan membentuk sebuah bidang.

Bentuk bidang yang dominan terdapat di bangunan Gedung Pusat adalah bentuk bidang persegi dan persegi panjang. Hal ini tampak jelas pada bentuk frame-frame jendela yang terdapat di bangunan.

Bentuk bidang persegi panjang sangat jelas tergambar pada bentuk jendela
Bentuk bidang persegi panjang sangat jelas tergambar pada bentuk jendela

C. RUANG TERBUKA

Ruang umum merupakan bagian dari lingkungan juga mempunyai pola. Ruang umum adalah tempat atau ruang yang terbentuk karena adanya kebutuhan akan  perlunya tempat untuk bertemu ataupun berkomunikasi satu sama lainnya.

Kita akan merasa lega jika kita masuk kawasan Gedung Pusat UGM karena disana terdapat ruang terbuka yang cukup luas dan dipayungi oleh pohon-pohon besar rindang.

Ruang terbuka yang terdapat di bagian pelataran bangunan Gedung Pusat UGM
Ruang terbuka yang terdapat di bagian pelataran bangunan Gedung Pusat UGM

D. RUANG DAN WAKTU

Telah disebutkan bahwa ruang tidak dapat dipisahkan dengan faktor waktu. Pengertian desain lansekap adalah suatu  usaha penajaman dari pemikiran / produk Site Planning (Perencanaan Tapak) yang berhubungan dengan pemilihan elemen desain. Terbentuknya ruang lansekap dapat diperoleh dari kombinasi antara elemen alam dan struktur buatan manusia.

Faktor ruang dan waktu di areal Gedung Pusat UGM tidak terlalu terasa karena di Indonesia hanya ada 2 musim, sehingga penampakan Gedung Pusat UGM sepanjang tahun tidak terlalu berbeda, tidak seperti halnya negeri yang memiliki 4 musim. Namun suasana berbeda tetap akan kita akan dapatkan ketika malam hari. Suasana gelap malam yang menakutkan akan berubah menjadi sejuk dengan menyalanya lampu-lampu taman.

E. RUANG MATI

Ruang mati terjadi karena tidak adanya pemikiran secara utuh terhadap pemanfaatan tapak secara keseluruhan.

Berkat kematangan desain lansekap areal Gedung Pusat UGM, tidak ditemui adanya ruang mati. Semua ruang terbuka terpakai dengan efisien.

G. WARNA

Warna dalam arsitektur dipergunakan untuk menekan atau memperjelas karakter suatu objek atau memberikan aksen pada bentuk dan bahannya.

Tidak ada warna-warna mencolok yang terdapat di bangunan dan taman Gedung Pusat UGM. Taman Gedung Pusat UGM didominasi dengan warna hijau yang berasal dari dedaunan dan rerumputan yang tumbuh subur.

APLIKASI DESAIN

A. BAHAN MATERIAL LANSEKAP

Pemahaman dan penguasaan terhadap material atau bahan lansekap merupakan salah satu bagian yang penting dalam perancangan lansekap karena arsitektur lansekap pada dasarnya berkaitan dengan pembentukan ruang luar atau ruang terbuka.

Berikut beberapa bahan-bahan lansekap yang digunakan di areal Gedung Pusat UGM.

Penggunaan bahan material lansekap yang berupa pepohon, tiang lampu besi, pot beton, konblok beton, dan aspal di bagian depan bangunan Gedung Pusat UGM
Penggunaan bahan material lansekap yang berupa pepohon, tiang lampu besi, pot beton, konblok beton, dan aspal di bagian depan bangunan Gedung Pusat UGM
Penggunaan bahan material lansekap yang berupa rumput dan pepohonan besar yang cenderung berbentuk bulat bebas
Penggunaan bahan material lansekap yang berupa rumput dan pepohonan besar yang cenderung berbentuk bulat bebas

Bahan material lansekap di areal Gedung Pusat UGM didominasi oleh pepohonan, material beton, serta aspal sebagai material perkerasan jalan.

B. SKALA

Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan suatu elemen tertentu yang ukurannya sesuai dengan manusia.

Kesan pertama ketika kita melihat Gedung Pusat UGM adalah suatu bangunan yang megah, memang bangunan ini dirancang sedemikian rupa agar tersirat suatu kemegahan, dipadu dengan kehadiran pohon-pohon yang berukuran cukup besar semakin menguatkan kesan megah.

C. SIRKULASI

Sistem sirkulasi sangat erat hubungannya dengan pola penempatan aktivitas dan penggunan tapak sehingga pergerakan dari ruang satu ke ruang yang lain. Kenyamanan dapat berkurang akibat dari sirkulasi yang kurang baik.

Sistem sirkulasi di areal Gedung Pusat UGM juga tertata dengan rapi tanpa menghilangkan faktor kepraktisan dan keamanan. Ada beberapa jalan untuk menuju kawasan ini, namun hanya ada 3 buah jalan yang dibuka pada hari-hari biasa demi alasan keamanan dan kenyamanan. Jalan itu adalah Jl. Sosio Yustisia ,jalan di sebelah timur Graha Sabha Pramana, dan jalan sebelah timur-laut bangunan. Pada acara-acara khusus, jalan samping yang menghubungkan Jl. Kaliurang dan Gedung Pusat UGM dibuka agar sistem sirkulasi menjadi lebih cepat.

Jl. Sosio Yustisia yang berada di sebelah timur bangunan Gedung Pusat UGM
Jl. Sosio Yustisia yang berada di sebelah timur bangunan Gedung Pusat UGM
Jl. Tri Dharma  yang menghubungkan Gedung Pusat UGM dengan Jl. Kaliurang
Jl. Tri Dharma yang menghubungkan Gedung Pusat UGM dengan Jl. Kaliurang
Jalan  yang menghubungkan Gedung Pusat UGM dengan Grha Sabha Pramana
Jalan yang menghubungkan Gedung Pusat UGM dengan Grha Sabha Pramana

D. TATA HIJAU

Elemen lansekap pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 (dua) golongan besar, yaitu  :

1. Elemen keras (hard material) ; perkerasan, bahan statis

2. Elemen lembut (soft material) ; tanaman, air.

Bagi seorang arsitek lansekap, yang banyak menangani hubungan antara manusia, alam, dan teknologi bahan (bahan perkerasan serta bahan alami) maka materi tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan lansekap.

Lansekap Gedung Pusat UGM sangat kental dengan kehadiran pohon-pohon hias maupun pohon rindang. Hal ini menimbulkan kesan sejuk bagi siapapun yang berada di areal Gedung Pusat UGM.

Penanaman tanaman hias di bagian depan Gedung Pusat UGM yang memberikan asri dan indah
Penanaman tanaman hias di bagian depan Gedung Pusat UGM yang memberikan asri dan indah
Penanaman tanaman rindang di bagian bagian belakang Gedung Pusat UGM yang memberikan suasana sejuk
Penanaman tanaman rindang di bagian bagian belakang Gedung Pusat UGM yang memberikan suasana sejuk

E. FASILITAS PARKIR

Fasilitas parkir adalah hal yang penting dalam keberadaan suatu gedung atau sarana publik. Karena semakin banyak dan berkembangnya alat transportasi darat serta semakin banyaknya lokasi kegiatan manusia yang tersebar di berbagai tempat, maka kebutuhan sarana jalan kendaraan semakin meluas.

Berikut ini adalah gambar fasilitas parkir yang ada di areal Gedung Pusat.

Fasilitas parkir motor yang berada di sebelah timur bangunan Gedung Pusat
Fasilitas parkir motor yang berada di sebelah timur bangunan Gedung Pusat
Fasilitas parkir mobil kantor yang berada di bangunan Gedung Pusat sayap timur dan barat
Fasilitas parkir mobil kantor yang berada di bangunan Gedung Pusat sayap timur dan barat
Fasilitas parkir mobil umum yang berada di depan bangunan Gedung Pusat
Fasilitas parkir mobil umum yang berada di depan bangunan Gedung Pusat

F. PATTERN / POLA LANTAI

Pembentukan pola-pola lantai berkaitan dengan perkerasan lantai itu sendiri. Perkerasan lantai tergantung dari jumlah bahan atau material perkerasan yang digunakan. Dalam arsitektur lansekap, perkerasan merupakan bagian dari material yang dipergunakan dalam penyelesaian desain lansekapnya terutama pada tempat-tempat yang mempunyai intensitas kegiatan tinggi.

Pattern-pattern yang digunakan di pelataran bangunan Gedung Pusat UGM adalah seperti berikut.

Pola seperti ini yang digunakan di bagian pelataran bangunan Gedung Pusat
Pola seperti ini yang digunakan di bagian pelataran bangunan Gedung Pusat
Pola seperti ini yang digunakan di bagian pagar pembatas antara Gedung Pusat dengan Jl. Kaliurang
Pola seperti ini yang digunakan di bagian pagar pembatas antara Gedung Pusat dengan Jl. Kaliurang

G. DRAINASE

Drainase atau saluran pembuangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perancangan tapak. Ruang luar suatu tapak yang telah dirancang dengan baik apabila terdapat genangan air yang akan menyebabkan rancangan tidak sempurna. Genangan air yang tidak terencana menyebabkan efek visual yang kurang baik, selain itu dapat merusak konstruksi perkerasan.

Sistem drainase atap Gedung Pusat UGM berupa talang dan disalurkan ke bawah dengan mempergunakan saluran air bermaterial seng. Sesampainya di bawah, air akan keluar dari saluran tersebut dan dibiarkan meresap ke tanah dengan sendirinya. Hal ini dimungkinkan terjadi karena di bawah terdapat hamparan rumput yang dapat meresapkan air ke dalam tanah.

Saluran air yang berperan mengalirkan air yang ada di atas gedung ke bawah
Saluran air yang berperan mengalirkan air yang ada di atas gedung ke bawah

H. PENCAHAYAAN

Suasana gelap dan terang dihasilkan karena adanya sumber energi cahaya yang mengarah ke mata manusia. Sumber cahaya yang menuju ke arah mata ditangkap oleh lensa mata dan diteruskan ke otak melalui syaraf indera mata.

Suasana yang temaram tercipta di taman Gedung Pusat UGM pada malam hari dengan kehadiran lampu-lampu taman yang di tata sedemikian rupa. Seperti inilah suasana yang ditimbulkan oleh lampu-lampu taman Gedung Pusat.

Suasana Gedung Pusat UGM ketika malam
Suasana Gedung Pusat UGM ketika malam
Suasana Gedung Pusat UGM ketika malam
Suasana Gedung Pusat UGM ketika malam
Suasana Gedung Pusat UGM ketika malam
Suasana Gedung Pusat UGM ketika malam

I. KENYAMANAN

Kenyamanan adalah segala sesuatu yang memperlihatkan penggunaan ruang secara harmonis, baik dari segi bentuk, tekstur, warna, aroma, suara, bunyi, cahaya, atau lainnya.

Berdasarkan pengamatan, aspek kenyamanan di gedung pusat sangat terasa. Mulai dari segi bentuk bangunan Gedung Pusat UGM yang tampak sangat megah, tekstur aspal yang halus, tekstur pepohonan yang terawat. Segi warna di areal Gedung Pusat UGM didominasi dengan kehadiran warna hijau, karena memang bangunan Gedung Pusat UGM dikelilingi oleh pepohonan rindang.

Pepohonan rindang yang terdapat di sebelah selatan bangunan Gedung Pusat UGM, yang menciptakan iklim mikro yang sejuk dan teduh
Pepohonan rindang yang terdapat di sebelah selatan bangunan Gedung Pusat UGM, yang menciptakan iklim mikro yang sejuk dan teduh

Sampah-sampah di areal bangunan Gedung Pusat UGM dikelola dengan cukup baik sehingga tidak timbul aroma kurang sedap di areal Gedung Pusat UGM. Tong sampah di areal Gedung Pusat UGM juga sudah menggunakan sistem pisah antara sampah basah dan sampah kering.

Tong sampah yang salah satunya berada tepat di depan bangunan Gedung Pusat UGM
Tong sampah yang salah satunya berada tepat di depan bangunan Gedung Pusat UGM

Gedung Pusat UGM terletak di pinggir Jalan Kaliurang yang setiap hari dilalui oleh ribuan pengendara motor maupun mobil, walaupun demikian, di areal Gedung Pusat UGM ini jauh dari kesan bising, keadaan ini tercipta berkat penataan pepohonan dipinggir jalan yang sanggup mengurangi tingkat kebisingan.

Pepohonan rindang yang terdapat di pinggir Jl. Kaliurang, yang berperan dalam mengeliminir kebisingan yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor
Pepohonan rindang yang terdapat di pinggir Jl. Kaliurang, yang berperan dalam mengeliminir kebisingan yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor

Indonesia adalah negara tropis, karena itulah sinar matahari yang memasuki wilayah Indonesia sangat melimpah. Oleh karena itu Gedung Pusat UGM ini dirancang sedemikian rupa agar sinar matahari tidak terlalu terik terasa yaitu dengan menanami pepohonan rindang. Jika malam hari areal Gedung Pusat UGM ini sudah diterangi dengan lampu-lampu taman yang menyala temaram, sehingga menambah kesan sejuk dan indah.

Keamanan adalah suatu faktor penting dalam pembentukan kesan nyaman pada suatu tempat, oleh karena itu Gedung Pusat UGM dijaga oleh staf keamanan kampus, yang juga disebut SKKK ( Satuan Keamanan dan Ketertiban Kampus ). Staf keamanan ini memiliki pos di sebelah selatan Gedung Pusat UGM.

Pos SKKK yang terdapat di sebelah selatan Gedung Pusat UGM
Pos SKKK yang terdapat di sebelah selatan Gedung Pusat UGM
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/landscape/lansekap-gedung-pusat-universitas-gadjah-mada

Komponen Dalam Desain Lansekap

Komponen Dalam Desain Lansekap

 Komponen Dalam Desain Lanskap

Dalam desain lansekap ada 2 aspek yang dipertimbangkan yaitu fungsi dan estetika. Fungsi memberikan penekanan pada pemanfaatan dari benda atau elemen yang dirancang. Estetika ditekankan pada usaha menghasilkan suatu keindahan visual.

Unsur-unsur keindahan visual diperoleh melalui :

  • Garis
  • Bentuk
  • Tekstur
  • Warna

Garis

Garis adalah kumpulan beribu-ribu titik yang berhimpitan sehingga membentuk suatu coretan.

Tipe garis :

  • Garis vertikal
  • Garis horizontal
  • Garis Diagonal
  • Garis Lengkung

Masing-masing tipe garis mempuyai sifat, karakter, dan kesan yang berbeda.

Garis Vertikal

Bentuk-bentuk : tiang, pohon pinang, kelapa, cerobong asap, benda-benda yang meninggi

Kesan utama :

  • Memberikan aksentuasi pada ketinggian
  • Tegak dan gagah
  • Kaku, formal, tegas dan serius

Garis Horisontal

Kesan :

  • Bertambah lebar
  • Santai
  • Rileks
  • Tenang

Garis diagonal

Karakter :

  • Dinamis
  • Bergegas (tdk tenang)
  • Mendekatkan jarak dan sensasional

Garis Lengkung

Karakter :

  • Dinamis
  • Riang
  • Lembut
  • Memberi pengaruh gembira

Bidang

Jenis-jenis :

  • Segi empat
  • Segi tiga
  • Bulat
  • Trapesium
  • Bentuk bebas

Dilihat dari bentuknya : bidang yang padat (masif) dan bidang transparan

Tekstur : halus, sedang, kasar, sangat kasar.

Fungsi bidang : sebagai pembentuk ruangan

Bidang alas / dasar : tanah, lantai

Bidang pembatas / dinding : pasangan bata, punggung bukit, susunan pohon, semak

Bidang atap : atap, pergola, tajuk pohon.

Peranan Pembatas

  • Sebagai pemberi arah dan suasana
  • Sebagai penerang
  • Sebagai pengontrol
  • Sebagai penutup efektif

Bentuk pemagaran dan penutupan

  • Dinding
  • Pagar
  • Bentukan tanah

Ruang

Ruang adalah suatu kerangka atau wadah di mana objek dan kejadian tertentu berada.

Pembatas Ruang :

  • Lantai
  • Dinding
  • Atap

Batasan Ruang :

  • Tinggi di atas mata, sebagai perlindungan
  • Tinggi sebatas dada, untuk membentuk ruang paling terasa
  • Tinggi sebatas pinggang, pengatur lalulintas, pengatur sirkulasi.
  • Tinggi sebatas lutut, sebagai pola pengarah
  • Tinggi sebatas telapak kaki, sebagai penutup tanah

Secara garis besar dalam desain lansekap ada beberapa tahapan antara lain :

  1. Penetapan Tujuan, Sasaran dan Gagasan awal dari rancangan lansekap yang hendak dicapai. Gagasan dari segi fungsi, bentuk, estetika dan teknologi.
  2. Survei dan pengamatan karakteristik tapak, penilaian keinginan internal-eksternal, studi banding, pengamatan lingkungan dan program kegiatan tapak.
  3. Penelaahan konsep ruang luar, baik secara makro maupun mikro (spatial) dan konsep utilitas serta konsep pendukung lainnya.
  4. Melakukan analisis tapak (mengkosolidasikan antara kebutuhan dan hasil pengamatan karakteristik tapak) menuju program rencana skematik.
  5. Aplikasi konsep ke dalam bentuk 3 dimensi dengan berbagai pertimbangan, yakni Komponen Desain.
  6. Pembuatan gambar pelaksanaan kerja, sketsa, maket presentasi, dokumen lelang dan dokumen pelaksanaan.

Komponen Dalam Desain Lanskap

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/landscape/komponen-dalam-desain-lansekap

Proses Perancangan Lanskap Jalan

Proses Perancangan Lanskap Jalan
 Proses Perancangan Lanskap Jalan

Ada beberapa tahapan dalam perancangan lanskap jalan yang harus dilakukan antara lain permasalahan, pendekatan perencanaan, inventarisasi, analisis, konsep, rancangan awal, rancangan rinci.

PERMASALAHAN

Kebisingan mengganggu masyarakat di sekitar jalan. Sumber kebisingan adalah kendaraan yang lewat. Bagaimana membuat struktur bangunan yang dapat mengurangi kebisingan tapi juga estetis atau kenampakan visualnya bagus dan ramah lingkungan.

PENDEKATAN PERENCANAAN

Diperlukan beberapa ahli yang multi disipliner: Arsitek Perencana, Arsitek Lansekap, Ahli Jalan Raya, Ahli Akustik, Ahli Struktur Bangunan.

INVENTARISASI

Arsitek Perencana : menginventarisasi komunitas setempat, jenis bangunan, dll

Arsitek Lansekap : menginventarisasi potensi visual lansekap, karakteristik bentuk tapak, dll

Ahli Jalan Raya : menginventarisasi sistem transportasi stempat, volume lalulintas, klasifikasi kendaraan, dll

Ahli struktur bangunan : mengidentifikasi daya dukung tanahnya

ANALISIS

Arsitek Perencana : analisis kontinuitas rancangan, persyaratan dan kriteria rancangan

Arsitek lansekap : analisis kebutuhan estetika lingkungan, kebutuhan fungsi ruang.

Ahli JR : analsis keselamatan dan standarisasi kelayakan

Ahli TA : analisis suara kebisingan

KONSEP

AP : konsep bentuk, visual, hubungan kegiatan

AL : konsep penataan ruang, lingkungan dan visual aspek

AJR : konsep jaringan jalan sekitarnya

ATA: teori pengurangan kebisingan, prinsip-prinsip aplikasi

RANCANGAN AWAL

AP : rancangan tampak, persyaratan material

AL : rancangan bentuk, penggunaan material alamiah

AJR : keselamatan dan kemudahan pemeliharaan

ATA : menentukan dimensi material untuk mengurangi kebisingan

AS : memberikan disain strukturnya

RANCANGAN RINCI

AP : rancangan rinci bentuk elemen, tekstur dan warna

AL : rancangan rinci pembentukan muka tanah, tata hijau tanaman

AJR : rancangan saluran air, perlengkapan jalan

ATA : rancangan rinci struktur akustik jalan

AS : rekayasa konstruksinya

Proses Perancangan Lanskap Jalan
Proses Perancangan Lanskap Jalan
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/landscape/proses-perancangan-lanskap-jalan

Air Kotor

Air Kotor

 Bak Kontrol Limbah

Air kotor adalah air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan untuk untuk kebutuhan minum, masak, mandi, dan energi. Air kotor merupakan air limbah dari sisa produksi aktifitas manusia. Air dapat dikatakan kotor jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Secara fisik: berbau, warnanya keruh, berasa jika diminum.
  2. Secara kimia: memiliki kadar pH tinggi, memiliki kandungan mineral yang tinggi/miskin kandungan mineral.
  3. Secara mikrobiologi: terkontaminasi bakteri pantogen.

Sistem Penyaluran Air Limbah

Air limbah dari WC, kamar mandi dan dapur disalurkan melalui pipa yang dihubungkan dengan jaringan pipa air limbah menuju IPAL.

Penggalian dan pemasangan pipa air limbah menggunakan metode yang sudah memperhitungkan segala aspek yang berhubungan dengan keamanan dan ketidaknyamanan, sehingga gangguan yang mungkin ditimbulkan selama pelaksanaan pemasangan pipa dapat ditekan seminimal mungkin.

Beberapa metode yang diterapkan dalam konstruksi pemasangan pipa air limbah yaitu:

  • Sistem galian terbuka tanpa turap penahan.
  • Sistem galian terbuka dengan turap kayu/baja/sheeting plate.
  • Sistem “Jacking“, yang digunakan untuk perlintasan sungai, jalan yang padat lalu lintasnya dan galian yang dalam.

Pada pelaksanaan konstruksi diterapkan metode Clean Construction yaitu tanah bekas galian langsung dimuat ke dalam truck diangkut menuju stock yard (tempat penampungan).

Dry Installation Submersible Wastewater Pump

Wastewater pump atau pompa air kotor, atau yang biasa disebut pompa sump pit. Pompa wastewater biasanya dibagi-bagi menurut liquid yang akan dipompakan, dan umumnya yang membedakan pompa-pompa tersebut adalah impellernya.

Pompa wastewater paling umum yang dipergunakan adalah pompa untuk kolam ikan atau air mancur, biasanya pompa yang dipakai adalah pompa waste water yang kecil, bahkan karena pada umumnya pompa ini digunakan untuk kolam ikan, pompa ini lebih sering dinamakan pompa kolam ikan (padahal fungsi aslinya untuk penguras)

Ada juga pompa waste water yang kapasitasnya besar, pompa ini biasa dipakai untuk pompa banjir, lalu ada juga pompa wastewater yang menggunakan grinder, pompa wastewater jenis ini digunakan untuk liquid yang mengandung partikel-partikel lebih besar, sehingga perlu dihancurkan lebih dulu oleh cutter/grinder yang ada di pompa, sehingga kotorannya bisa dipompakan bersama dengan liquidnya.

Pompa wastewater biasanya memiliki kapasitas besar tetapi headnya kecil, karena biasanya pompa ini dioperasikan dengan mengerjar kapasitas bukan head.

Bak Kontrol Limbah
Bak Kontrol Limbah
Pump Sump Pit
Pump Sump Pit
Septic Tank
Septic Tank
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/air-kotor

Jenis Kayu yang Sering Digunakan Sebagai Bahan Bangunan

Jenis Kayu yang Sering Digunakan Sebagai Bahan Bangunan

 Kayu Jati ok

Kayu merupakan bahan alami dengan corak yang indah. Kayu merupakan salah satu material yang sering dipakai dalam sebuah proyek atau bangunan. Mulai dari rumah sederhana sampai rumah mewah tidak lepas dari unsur kayu. Setiap kayu memiliki sifat dan ciri khasnya tersendiri, baik dalam segi keindahan serat, kadar air, keawetan, berat jenis, kerapatan, dan kekuatan. Oleh karena itu, untuk memilih kayu yang akan dipergunakan dalam sebuah proyek pembangunan, ada baiknya kita mengenal jenis dan ciri khas kayu yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan. Tujuannya agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan kriteria dan spesifikasi yang kita inginkan.

Berikut ini beberapa jenis kayu yang sering digunakan sebagai bahan bagunan dan konstruksi bangunan.

Kayu Jati

Contoh Tekstur Kayu Jati

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.

Harga kayu jati banyak dipengaruhi oleh asal dari daerah mana, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.

Kayu Kelapa

Kayu Kelapa Banyak Digunakan Sebagai Bahan Bangunan, Perabot dan Mebel

Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60 tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia. Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon kelapa di jawa umumnya berwarna terang.

Kayu Ulin

Kayu Ulin Termasuk Kayu yang Banyak Digunakan Untuk Bahan Bangunan Rumah, Kantor dan Gedung

Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor, gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.

Kayu Akasia

Kayu Akasia Banyak Digunakan Sebagai Bahan Bangunan Maupun Bahan Mebel

Kayu Akasia mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-kayu/jenis-kayu-yang-sering-digunakan-sebagai-bahan-bangunan

Kereta Api

Kereta Api

 KERETA API

Kereta api merupakan salah satu moda transportasi yang dianggap ekonomis. Kereta api merupakan alat transportasi yang digerakan menggunakan tenaga gerak. Tenaga gerak tersebut dapat berupa tenaga uap, diesel maupun listrik.

Sejarah kereta api sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang diawali dengan ditemukannya roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan khususnya di daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga kuda.

Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta lebih banyak.

Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju, dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.

Berikut ini adalah jenis-jenis kereta berdasarkan tenaga penggerak :

Kereta uap

Kereta api yang digerakan menggunakan tenaga uap disebut dengan kereta uap, kereta ini digerakkan dengan uap air yang dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu, batu bara, maupun minyak bakar.

Kereta diesel

Kereta api yang digerakkan dengan tenaga diesel disebut kereta diesel. Kereta diesel terbagi menjadi dua yaitu kereta diesel hidrolik dan kereta diesel listrik. Kereta api disel hidrolik adalah kereta api yang digerakan oleh diesel hdrolik dengan memanfaatkan transmisi hidrolik sebagai penerus tenaga dari mesin diesel ke roda kereta. Sedangkan kereta diesel listrik adalah kereta api yang digerakkan dengan diesel elektrik, sistem transmisi diesel elektrik mempunyai sebuah mesin diesel yang dihubungkan dengan generator elektrik, sehingga menghasilkan listrik yang digunakan sebagai sumber tenaga.

Kereta rel listrik

Kereta rel listrik merupakan kereta api yang digerakan dengan sistem propulsi motor listrik. Kelebihan dari kereta ini memang tidak menimbulkan polusi, tetapi apa bila terjadi pemadaman listrik kera api tipe ini tidak dapat beroperasi.

Kereta api pada umumnya terdiri dari lokomitif (kendaraan dengan tenaga gerak yang dapat berjalan sendiri) dan gerbong yang bergerak di atas rel. Rel merupakan struktur balok menerus yang diletakkan di atas tumpuan bantalan yang berfungsi sebagai penuntun/mengarahkan pergerakan roda kereta api.

Berikut ini adalah komponen penyusun rel kereta api :

  • Batang besi baja/ Rel

Batang rel terdiri dari 4 bagian :

  1. Permukaan Rel untuk pergerakan kereta api atau disebut sebagai running surface (rail thread),
  2. Kepala Rel (head),
  3. Badan Rel (web),
  4. Dasar Rel (base).

    Gambar bagiar rel kereta

Tipe rel yang sering digunakan di indonesia adalah R25, R33, R42 dan R54.

Maksud dari tipe- tipe tersebut adalah menjekaskan berat rata-rata rel dengan satuan kg/meter. Misalkan R25 artinya batang rel ini memiliki berat rata-rata 25 kg/meter. Makin besar “R”, makin tebal pula batang rel tersebut. Semakin besar “R”, maka makin besar axle load yang sanggup diterima oleh rel tersebut, dan KA yang melintas di atasnya dapat melaju pada kecepatan yang tinggi dengan stabil dan aman.

  • Bantalan Rel

Bantalan rel ini di pasang sebagai landasan rel. Bantalan rel bisa terbuat dai kayu, plat besi, dan beton bertulang.

Bantalan rel ini berfungsi sebagai :

  1. meletakkan batang rel,
  2. menjaga kelebaran trek (track gauge, adalah ukuran lebar trek rel. Indonesia memiliki track gauge 1067 mm) agar selalu konstan, dengan kata lain agar batang rel tidak meregang atau menyempit,
  3. menumpu batang rel agar tidak melengkung ke bawah saat dilewati rangkaian KA, sekaligus
  4. mentransfer axle load yang diterima dari batang rel dan plat landas untuk disebarkan ke lapisan batu ballast di bawahnya.

    Gambar bantalan rel kereta
  • Plat landas

Plat landas adalah plat tipis yang berbahan besi tempat diletakkannya batang rel sekaligus sebagai lubang tempat dipasangnya penambat. Fungsi plat landas adalah sebagai tempat perletakan batang rel,  lubang penambat, melindungi permukaan bantalan dari kerusakan karena tindihan batang rel, dan  mentransfer axle load yang diterima dari rel di atasnya ke bantalan yang ada tepat dibawahnya.

  • Penambat rel

Penambat rel merupakan pengikat rel ke bantalan. Ada dua jenis penambat rel yaitu penambat kaku dan penambat elastis. Penambat kaku adalah paku rel, mur, baut, sekrup, atau menggunakan tarpon yang dipasang menggunakan pelat landas. Penambat elastis dibuat untuk menghasilkan jalan rel KA yang berkualitas tinggi, yang biasanya digunakan pada jalan rel KA yang memiliki frekuensi dan axle load yang tinggi. Fungsi penambat rel adalah mengaitkan batang rel dengan bantalan yang menjadi tumpuan batang rel tersebut.

Gambar plat landas rel dan penambat rel
  • Plat besi penyambung

Merupakan plat besi dengan panjang sekitar 50-60 cm, yang berfungsi untuk menyambung dua segmen/potongan batang rel.

Gambar plat penyambung rel
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-lalulintas/kereta-api

Tipe Pemecah Gelombang

Tipe Pemecah Gelombang

Pada pembangunan pelabuhan terdiri dari beberapa bagian salah satunya adalah bangunan pemecah gelombang. Pemecah gelombang adalah sebuah bangunan yang berfungsi untuk memecah gelombang air laut sehingga mengurangi energi pada gelombang air laut. Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian energinya akan dipantulkan, sebagian diteruskan dan sebagian dihancurkan melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lain. Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen pada daerah tersebut.

Pemecah gelombang juga berfungsi untuk mengendalikan abrasi yang menggerus garis pantai dan juga untuk menenangkan gelombang pada kolam pelabuhan sehingga kapal dapat merapat dipelabuhan dengan lebih mudah.

Pengaturan letak pada pemecah gelombang ini adalah mulut pelabuhan tidak menghadap pada arah gelombang sehingga apabila gelombang datang membentuk sudut terhadap garis pantai yang dapat berakibat terjadinya pendangkalan akibat masuknya sedimen pada kolam pelabuhan.

Secara umum pemecah gelombang dibagi menjadi dua yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Pada pemecah gelombang sambung pantai banyak digunakan pada perairan pelabuhan sedangkan pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, pemecah gelombang lepas pantai digunakan sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi.

Ada tiga tipe pemecah gelombang yaitu :

  • Pemecah Gelombang Sisi Miring

Pada pemecah gelombang tipe ini dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu besar atau beton dengan ukuran tertentu. Pemecah gelombang tipe ini bersifat fleksibel. Kerusakan yang terjadi karena serangan gelombang tidak secara tiba-tiba. Jenis lapis pelindung pemecah gelombang tipe ini adalah Quadripod, Tetrapod, Dolos.

Gambar pemecah gelombang sisi miring
  • Pemecah Gelombang Sisi tegak

Pemecah gelombang tipe ini ditempatkan di laut dengan kedalaman lebih besar dari tinggi gelombang. Pemecah ini dibuat apabila tanah dasar mempunyai daya dukung besar dan tahan terhadap erosi. Bisa dibuat dari blok-blok beton massa yang disusun secara vertikal, kaison beton, turap beton atau baja.

Syarat yang harus diperhatikan pada tipe pemecah gelombang sisi miring adalah:

  1. Tinggi gelombang maksimum rencana harus ditentukan dengan baik
  2. Tinggi dinding harus cukup untuk memungkinkan
  3. Pondasi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi erosi pada kaki bangunan yang dapat membahayakan stabilitas bangunan

    Gambar pemecah gelombang sisi tegak
  • Pemecah Gelombang Campuran

Pemecah gelombang tipe ini dibuat apabila kedalaman air sangat besar dan tanah dasar tidak mampu menahan beban dari pemecah gelombang sisi tegak.

Ada tiga macam pertimbangan tinggi sisi tegak dengan tumpukan batunya :

  1. Tumpukan batu dibuat sampai setinggi air yang tertinggi, sedangkan bangunan sisi tegak hanya sebagai penutup bagian atas
  2. Tumpukan batu setinggi air terendah sedang bangunan sisi tegak harus menahan air tertinggi
  3. Tumpukan batu hanya merupakan tambahan pondasi dari bangunan sisi tegak
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/tipe-pemecah-gelombang