Metode Instalasi Plumbing

Metode Instalasi Plumbing
Metode Instalasi Plumbing 2

Plumbing adalah sebuah teknologi pemipaan beserta peralatannya untuk menyediakan air bersih, baik dalam sisi kualitas maupun kuantitas (kontiniuitas) yang memenuhi kriteria tertentu dan juga meliputi sistem pembuangan air bekas atau kotor dari suatu tempat tertentu untuk mencapai sebuah kondisi yang higienis dan nyaman.

Metode instalasi plumbing adalah suatu hal yang wajib seorang kontraktor ketahui, karena plumbing merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah bangunan. Pemasangan plumbing perlu dilakukan secara sistematis dan cermat agar kebutuhan penghuni bangunan atas air dapat terpenuhi dengan baik secara kontinu. Beberapa tahap penting yang dilakukan dalam instalasi plumbing adalah :

A. Instalasi Air bersih

  1. Dalam instalasi air bersih hal pertama yang perlu diketahui lebih dahulu adalah denah plumbing dan diagram isometri untuk menentukan jalur-jalur instalasi pipa-pipa yang akan dipasang.
  2. Pemasangan pipa dilakukan setelah pasangan bata selesai namun sebelum plesteran dan acian. Hal ini dilakukan untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan pada dinding.
  3. Khusus pemasangan di luar bangunan ( contohnya : pipa saluran air hujan), sebaiknya dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
  4. Pipa yang melalui pelat dak, balok atau kolom beton harus dipasang secara sparing atau pemipaan dilakukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
  5. Pipa yang telah diposisikan secara tepat harus segera ditutup dengan plug / dop yang kuat untuk menghindari kotoran / adukan masuk yang dapat menyebabkan penyumbatan.
  6. Hindari belokan pipa / knik pipa dari daerah pembakaran.
  7. Posisi pipa yang hendak diletakan di kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter.
  8. Penempatan rencana instalasi air bersih dilakukan pada perempatan nat keramik / as keramik (agar simetris dengan luas keramik).
  9. Setelah instalasi selesai terpasang segera lakukan uji tekanan pipa : Untuk pipa Gip max. 10 bar ; Untuk pipa PVC max. 6 bar

Metode Instalasi Plumbing

B. Instalasi air Kotor

  1. Hal yang perlu diketahui dalam instalasi air kotor adalah denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangannya.
  2. Dalam bagian perencanaan instalasi air kotor, hindari terlalu banyak percabangan yang dapat merepotkan pada sesi pengerjaan.
  3. Pemasangan sambungan antar pipa harus betul-betul rapat.
  4. Untuk air bekas mandi / cuci harus dibuat sebuah manhole untuk mengontrol pembersihan (bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
  5. Lubang saluran pembuang harus diberikan sebuah saringan.
  6. Sparing harus dibuat melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton (yang diatas plat = 25 cm,  sedang yang dibawah plat = 15 cm).
  7. Posisi sparing harus disesuaikan dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan). Jika saniter belum ditentukan , dapat dipakai sistem Block Out.
  8. Sparing clean out harus dipasang secara bersamaan dengan sparing closet (jika ada), di mana letak sparing clean out sebaiknya berada di samping atau dekat sparing closet, fungsinya adalah sebagai pembersihan apabila pada closet terjadi penyumbatan.
  9. Fan out hanya dipasang bila dalam instalasi saluran kotor terdapat banyak percabangan dengan saluran pembuangan melalui shaft. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet diberi banyak air.
  10. Floor drain sebaiknya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan bak.

C. Saluran Air Hujan

  1. Pipa air hujan sebaiknya diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah dilengkapi torong talang.
  2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang secara menempel pada dinding luar dengan menggunakan klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 inch.
  3. Bila saluran pembuangan air hujan berupa saluran tertutup, harus dibuat sebuah bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dan dilengkapi dengan saluran pembuang.
  4. Bila terdapat sambungan pada pipa, arah shock harus menghadap ke atas, dan penyambungannya harus benar-benar kuat agar mencegah kebocoran yang rentan terjadi.

Metode Instalasi Plumbing

D. Saluran Pipa WC menuju septictank

  1. Pipa saluran dari closet menuju septictank harus dicermati kemiringannya, kemiringan pipa merupakan hal yang dapat memperlancar ataupun menghambat penyaluran kotoran ketika dilalui dengan air, syarat minimal kemiringan pipa ini adalah 2 %.
  2. Pipa pada bagian ini sebaiknya menggunakan pipa kualitas baik  (minimal type D).
  3. Hindari percabangan pipa yang ditanam di tanah (untuk bangunan 1 lantai), karena bila terjadi penyumbatan akan sulit untuk memperbaikinya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dilengkapidengan clean out dan fan out.
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/metode-instalasi-plumbing

Penempatan dan Posisi Anoda Korban

Penempatan dan Posisi Anoda Korban

Penempatan dan Posisi Anoda Korban

Sistem proteksi katodik hanya efektif pada lingkungan berair atau lembab oleh karena itu, anoda korban pada sistem proteksi katodik harus selalu dalam keadaan terendam atau ditanam pada tanah yang basah. Untuk dapat menempatkan anoda korban dengan baik, perlu dilakukan pengecekan terhadap tinggi muka air minimum dan kelandaian dasar sungai.

Situasi lokasi tanah jembatan untuk proteksi katodik

Pada prinsipnya arus yang dihasilkan anoda harus dapat mengalir pada tiang pancang pipa baja yang akan diproteksi. Untuk itu, perlu dibuat loop tertutup dengan cara :

  1. Tiang-tiang pancang pipa baja tiap bagian jembatan, satu sama lain dihubungkan antara lain dengan besi profil, besi beton ø 1” (2,54 cm) sehingga membentuk suatu sirkuit tertutup
  2. Anoda di distribusikan secara merata pada tiang pancang pipa baja dengan jumlah sesuai kebutuhan.

Penempatan anoda di dalam air 

Anoda pada sistem proteksi anoda korban harus ditempatkan pada daerah dibawah permukaan air terendah agar anoda selalu terendam air, sedangkan titik penghubung (las) dapat bebas di atas permukaan air. Gambar posisi anoda dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Posisi Anoda Korban (1 meter di bawah muka air terendah)

Penempatan anoda di dalam tanah atau tepat di permukaan tanah

Apabila anoda harus ditanam atau ditempatkan tepat di permukaan tanah dasar sungai, anoda diupayakan ditanam mengikuti kelandaian dasar sungai. Gambar situasi untuk penempatan seperti ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Pemasangan Anoda Balok Dalam Tanah

Evaluasi Efektifitas Proteksi Katodik

Efektifitas proteksi katodik anoda korban pada tiang pancang pipa baja dapat dilihat dengan melakukan pengukuran potensial tiang pancang pipa baja dan pH air dan tanah yang menjadi lingkungan tiang pancang pipa baja tersebut. Proteksi katodik anoda korban dapat mencegah korosi pada tiang pancang pipa baja apabila pada diagram potensial-pH berada pada posisi kebal dari korosi (imune) sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Diagram Potensial pH teoretis untuk Baja

sumber :  https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/penempatan-dan-posisi-anoda-korban

Metode Pelaksanaan Pondasi Batu Kali

Metode Pelaksanaan Pondasi Batu Kali
Metode Pelaksanaan Pondasi Batu Kali 1

Pondasi adalah struktur pada bangunan yang terletak paling bawah yang berfungsi untuk meneruskan beban dari struktur atas ke tanah. Secara garis besar pondasi ada 2 jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal salah satunya jenisnya adalah pondasi batu kali. Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan pembuatan pondasi batu kali antara lain :

  1. Pekerjaan persiapan
  2. Pekerjaan galian
  3. Pekerjaan urugan pasir
  4. Pekerjaan pasangan pondasi

Pekerjaan Persiapan

Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga tempat penimbunan sementara batu-batu kali tersebut sebelum dipasang.

Pekerjaan Galian

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan galian adalah :

  1. Siapkan alat-alat yang diperlukan
  2. Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan kedalaman yang disyaratkan.
  3. Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.
  4. Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan
  5. Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.
Rencana Galian Pondasi
Rencana Galian Pondasi

Pekerjaan Urugan Pasir

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir adalah :

  1. Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
  2. Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
  3. Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug seperti yang direncanakan.
Pekerjaan Urugan Pasir
Pekerjaan Urugan Pasir

Pekerjaan Pasangan Pondasi

Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan pemasangan batu kali.

Pembuatan profil :

  1. Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
  2. Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
  3. Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.
  4. Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar lebih kuat.
  5. Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
  6. Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak tepat,demikian juga peilnya.

Pemasangan batu kali :

  1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
  2. Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir.
  3. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
  4. Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi 25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
  5. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.

Pembuatan Profil Batu Kali
Pembuatan Profil Batu Kali
Pondasi Batu Kali
Pondasi Batu Kali

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/metode-pelaksanaan-pondasi-batu-kali


Kapasitas Dukung Ultimit Cara Statis

Kapasitas Dukung Ultimit Cara Statis

Kapasitas Dukung Ultimit Cara Statis1

Analisis kapasitas dukung tanah mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung beban pondasi yang bekerja di atasnya. Pondasi adalah bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban akibat berat struktur secara langsung ke tanah yang terletak dibawahnya. Perancangan yang seksama juga diperlukan agar beban pondasi tidak mengakibatkan timbulnya tekanan yang berlebihan ke tanah dibawahnya, karena tekanan yang berlebihan dapat mengakibatkan penurunan yang besar bahkan dapat mengakibatkan keruntuhan pondasi.

Bergantung pada jenis struktur dan tanah, beberapa jenis pondasi yang digunakan. Jika tanah di dekat permukaan mampu mendukung beban struktur, maka jenis pondasi dangkal yang berupa pondasi telapak atau pondasi rakit dapat digunakan. Pondasi telapak secara mudah dapat dikatakan sebagai bagian terbawah dari dinding atau kolom yang diperluas, yang berfungsi menyebarkan beban dari struktur ke tanah di bawahnya.

Pondasi rakit adalah pondasi yang terdiri dari pelat tunggal yang meluas ,yang mendukung beban struktur secara keseluruhan. Jika tanah didekat permukaan tidak mampu mendukung beban struktur di atasnya, pondasi sumuran/kaison atau pondasi tiang dapat digunakan.

Dalam merancang pondasi, terdapat 2 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :

  1. Faktor aman terhadap keruntuhan akibat terlampauinya kapasitas dukung tanah harus dipenuhi. Dalam hitungan kapasitas dukung fondasi ,umumnya digunakan faktor aman 3.
  2. Penurunan pondasi harus masih dalam batas-batas toleransi, khususnya penurunan yang tidak seragam (differential settlement) harus tidak mngakibatkan kerusakan pada struktur.

Kapasitas dukung ijin adalah tekanan maksimum yang dapat dibebankan pada tanah, sedemikian rupa sehingga kedua persyaratan di atas terpenuhi. Jadi,bila hitungan kapasitas dukung tanah didasarkan pada kapasitas dukung ultimit di bagi faktor aman telah memenuhi, padahal penurunan yang terjadi, yang dihitung berdasarkan tekanan dari hasil hitungan kapasitas dukung tanah tersebut, melampaui batas nilai toleransinya, maka nilai kapasitas dukungnya harus dikurangi sampai penurunan yang terjadi memenuhi syarat.

Bila tanah mengalami pembebanan seperti beban pondasi, tanah akan mengalami distorsi dan penurunan. Jika beban ini berangsur-angsur di tambah, penurunanpun juga bertambah. Akibatnya pada suatu saat, terjadi kondisi dimana pada beban tetap, pondasi mengalami penurunan yang sangat besar. Kondisi ini menunjukkan bahwa keruntuhan kapasitas dukung tela terjadi.

Kapasitas dukung ultimit (ultimate bearing capacity) didefinisikan sebagai beban maksimum persatuan luas dimana tanah masih dapat mendukung beban dengan tanpa mengalami keruntuhan.

Dari pengamatan kelakuan tanah selama pembebanan hingga tercapainya keruntuhan, diperoleh kenampakan sebagai berikut :

  1. Terjadi perubahan bentuk tanah yang berupa penggembungan kolom tanah tepat di bawah dasar fondasi kearah lateral dan penurunan permukaan di sekitar pondasi.
  2. Terdapat retakan lokal atau geseran tanah disekeliling pondasi.
  3. Umumnya, pada saat keruntuhan terjadi zona geser melebar dalam batas tertentu dan suatu permukaan geser berbentuk lengkungan berkembang yang di susul dengan gerakan pondasi turun ke bawah.

Permukaan tanah disekitar pondasi selanjutnya menggembung ke atas yang diikuti oleh retakan dan gerakan muka tanah disekitar pondasi. Keadaan ini menunjukkan keruntuhan geser telah terjadi.

Kapasitas dukung tanah lempung bergantung pada konsistensi atau kuat gesernya. Kuat geser lempung dapat di peroleh dari beberapa pengujian,seperti uji SPT, uji tekan bebas dan uji triaksial.

Kebanyakan lempung jenuh mempunyai sifat seolah-olah mempunyai sudut gesek dalam nol, air sullit keluar dari tanahnya waktu beban bekerja. Bila pada pembebanan struktur, beban yang bekerja relatif cepat, maka digunakan dapat diperoleh dari pengujian triaksial maupun dari uji tekan bebas. Hanya dalam hal pembebanan yang sangat lambat atau dalam hal beban yang bekerja pada tanah dengan kandungan lanau yang tinggi, beban dapat mempengaruhi berkurangnya kadar air, yang kemudian dapat menambah kuat geser tanah. Untuk hal ini dapat digunakan parameter kuat geser tegangan efektif. Penggunaan kuat geser tanah yang diperoleh dari pengujian dengan kecepatan pembebanan yang sangat rendah di ijinkan, bila hitungan kapasitas dukung diperhitungkan untuk pembangunan bendungan urugan tanah, di mana pembangunannya memerlukan waktu lama. Pengurangan kadar air tanah yang di ikuti dengan penurunan, tidak merusak stabilitas bendungan.Akan tetapi, cara ini tidak boleh di pakai untuk struktur yang sensitif terhadap penurunan.

Cara ini hanya dapat digunakan untuk struktur fleksibel, seperti tangki minyak baja yang di bangun di atas tanah lanau. Pengisian tangki dapat di atur dengan penambahan kecil pada periode yang panjang. Bentuk penurunan yang akan terjadi bisa berbentuk cekungan tanpa menyebabkan kerusakan pada tangki tersebut.

Kapasitas dukung tiang adalah kemampuan atau kapasitas tiang dalam mendukung beban. Jika dalam kapasitas dukung pondasi dangkal satuannya adalah satuan tekanan (kPa) maka dalam kapasitas dukung tiang satuannya adalah satuan gaya (kN). Dalam beberapa literatur digunakan istilah pile capacity atau pile carrying capacity.

Hitungan kapasitas dukung tiang dilakukan secara statis dan dinamis. Hitungan kapasitas dukung tiang secara statis dilakukan menurut teori mekanika tanah.

Variasi kondisi tanah dan pengaruh tipe cara pelaksanaan pemancangan dapat menimbulkan perbedaan yang besar pada beban ultimit tiang dalam satu lokasi bangunan. Demikian pula dengan pengaruh-pengaruh seperti tiang dicetak di luar atau dicor ditempat,tiang berdinding rata atau bergelombang, tiang terbuat dari baja atau beton, sangat berpengaruh pada faktor gesekan antara sisi tiang dan tanah, yang dengan demikian akan mempengaruhi kapasitas dukung tiang.

Skema bidang runtuh untuk tiang yang mengalami pembebanan tekan dan yang menahan beban dengan mengerahkan tahanan ujung dan tahanan gesek dindingnya di perlihatkan pada gambar di bawah ini :

Tahanan ujung dan tahanan gesek dan model bidang keruntuhan

Kapasitas dukung ultimit neto tiang adalah jumlah dari tahanan ujung bawah ultimit dan tahanan gesek ultimit antara sisi tiang dan tanah disekitarnya dikurangi dengan berat sendiri tiang.

Qu  =  Qb + Qs – Wp

Dengan,

Wp = berat sendiri tiang (kN)

Qu = kapasitas dukung ultimit neto (kN)

Qb = tahanan ujung bawah ultimit (kN)

Qs = tahanan gesek ultimit (kN)

Tahanan ujung ultimit, secara pendekatan dapat di hitung dengan menggunakan persamaan kapasitas dukung ultimit pondasi dangkal, sebagai berikut

dengan,

qu = tahanan ujung persatuan luas tiang (kN/m²)

Ab = luas penampang ujung bawah tiang (m²)

Cb = kohesi tanah disekitar ujung tiang (kN/m²)

Pb = tekanan overburden di dasar tiang (kN/m²)

γ = berat volume tanah (kN/m³)

Nc, Nq, Nγ = faktor-faktor kapasitas dukung

Sehingga,

Tahanan gesek sisi tiang (Qs) dapat dianalisis dari teori Coulomb :

dengan,

τd = tahanan geser sisi tiang

cd = kohesi antara dinding – tanah

σn = σh = tegangan normal pada sisi tiang

Фd = sudut gesek antara sisi tiang dan tanah

Besarnya tegangan normal pada tiang (σn) atau tegangan horizontal (σh) pada tiang bergantung pada koefisien tekanan tanah lateral,

atau

Dengan σv adalah tegangan vertical akibat berat tanah (tekanan overburden) dan σh adalah tegangan horizontal atau tegangan lateral dari tanah disekitar tiang.

dengan,

Kd = koefisien lateral pada sisi tiang

Po = Z.γ

Z = kedalaman dari muka tanah

τd = cd + Kd.Po.tg Фd

Po = tekanan overburden rata-rata

Tahanan gesek dinding ultimit (Qs) :

As = luas selimut sisi tiang (m²)

Jika kapasitas dukung tiang ultimit diperhitungkan pada kondisi keruntuhan waktu jangka pendek atau kondisi tak terdrainase, maka parameter-parameter tanah yang harus digunakan adalah : Ф , c , cd dan ϒ pada kondisi tak terdrainase, sehingga pb dan po harus dihitung pada kondisi tegangan total.

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/kapasitas-dukung-ultimit-cara-statis

Pekerjaan Pemancangan

Sebelum dilakukan pemancangan perlu dipersiapkan alat-alat yang akan digunakan. Peralatan- peralatan yang digunakan dalam proses pemancangan adalah :

  • Alat pancang (Crawler Cranedan Hydraulic jump-nya)
  • Mesin las listrik dan kelengkapannya
  • Pesawat ukur seperti theodolit
  • Service crane, keberadaan alat ini tidak mutlak harus ada atau disesuaikan dengan lokasi
  • Unting-unting
  • Dolly, alat ini digunakan bila setting tiang yang dikehendaki dibawah muka tanah. Alat ini juga berguna untuk menambah kedalaman pancang karena final set rencana tidak tercapai
  • Alat-alat tambahan, seperti pelat baja 10 mm dan papan multipleks 10 mm

Sebagai contoh data spesifikasi tiang pancang adalah sebagai berikut :

1. Tiang pancang beton presstress dengan ukuran Δ 37cm x 37 cm x 37 cm

2. Mutu beton : K 500,

3. Panjang :

  • atas (top) : 12 m
  • tengah (middle) : 6 m
  • bawah (bottoom) : 6 m
  • dengan pemasangan : bawah sedalam 24 m.

Urutan-urutan pelaksanaan pemancangan adalah :

1. Penekanan pertama dapat dimulai dengan menjalankan mesin pancang. Tiang pacang diangkat sedikit dengan kabel pada titik ¼panjang dari ujung kepala tiang yang akan dipancang

2. Pengangkatan tiang pancang dilakukan sampai tegak, bersamaan dengan pengangkatan kabel diesel hydraulic jumsesuai posisi tiang agar penekanan dapat bekerja secara benar dan tiang yang bersangkutan tidak terpancang keluar dari posisinya

3. Tiang yang akan dipancang harus dijaga posisi vertikalnya dengan menggunakan alat Theodolite dan unting-unting dalam 2 arah. Unting-unting adalah suatu besi panjang yang diberi benang dengan memakai batu sebagai pemberat

4. Setelah benar-benar vertikal, dilakukan penekanan pertama. Pada penekanan pancang maka ram (penumbuk) diangkat, pada kedalaman 2 m (tinggi jatuhnya ram tersebut akan terjun bebas untuk melakukan pukulan). Pengangkatan ram selanjutnya dengan mengandalkan hasil dari ledakan akibat pukulan tadi. Plywood sebagai alas dari hydraulic jump yang rusak diganti secara periodik dengan ketebalan 5 cm. Suara yang dihasilkan dari pemancangan ini cukup bising olehsebab itu pihak-pihak di sekitar lokasi proyek harus terlebih dahulu diberitahu efek dari pemancangan tersebut, sehingga nantinya tidak timbul masalah di kemudian hari

5. Selama pemancangan berlangsung, kedudukan tiang selalu diamati agar posisi tetap vertikal. Apabila terjadi kemiringan, maka pemancangan dihentikan dan dilakukan pembetulan tiang dengan mengatur berdirinya leader.

Prosedur pelaksanaan pemancangan adalah sebagai berikut :

1. Pemancangan dilakukan setelah pekerjaan pematangan lahan selesai dilaksanakan sesuai dengan elevasi yang ditentukan

2. Penentuan posisi sentrisitas titik pancang dilakukan dengan cara membidik titik tiang pancang pada bouwplank dua arah

3. Pengangkatan tiang pancang, ujung bawah tiang / pipa pancang ditempatkan tepat pada titik pemancangan yang dikehendaki

4. Setting ketegak lurusan / kemiringan tiang pancang sesuai gambarkeja

5. Setelah posisi tiang pancang sudah tepat maka dapat dilakukan pemancangan

6. Pada saat pemancangan, posisi ketegakkan / kemiringan tiang pancang selalu di cek

7. Pemancangan dihentikan apabila pada pukulan terakhir penurunan tiang pancang sudah sesuai dengan final set yang direncanakan

Pekerjaan Pemancangan
Pekerjaan Pemancangan

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/pekerjaan-pemancangan-tiang-pancang

Sistem Klasifikasi Tanah AASHTO dan USCS

Sistem Klasifikasi Tanah AASHTO dan USCS

Sistem Klasifikasi Tanah AASHTO dan USCS

Tanah merupakan bagian dari kerak bumi yang terbentuk dari mineral dan bahan organik. Tanah memegang peranan yang vital bagi seluruh kehidupan di bumi ini karena tanah tanah mendukung kehidupan tumbuhan sebagai penyokong unsur hara dan air serta menjadi penopang bagi akar. Struktur tanah yang berongga (void) merupakan tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan bertumbuh. Tanah juga sering digunakan sebagai habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

Proses pembentukan tanah dimulai dari pelapukan sebuah batuan, baik pelapukan secara fisik maupun pelapukan secara kimia. Karena proses ini, batuan akan menjadi lunak dan mengalami perubahan komposisinya. Batuan yang lapuk ini belum dapat dikatakan sebagai tanah, melainkan sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan ini terus berlangsung hingga bahan induk tanah berubah menjadi tanah sebenarnya. Proses pelapukan inilah yang menjadi titik awal terbentuknya tanah. Sehingga faktor yang mendorong pelapukan juga turut berperan dalam pembentukan tanah. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah iklim, organisme, bahan induk dan topografi.

Akibat dinamika faktor-faktor tersebut maka terbentuklah berbagai jenis tanah yang beragam dan dapat dilakukan klasifikasi tanah. Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem penggolongan yang sistematis dari jenis-jenis tanah yang mempunyai sifat-sifat yang sama ke dalam kelompok-kelompok dan sub kelompok berdasarkan pemakaiannya (Das,1995).

Sistem klasifikasi tanah dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi karakteristik dan sifat-sifat fisis tanah. Karena sifat dan perilaku tanah yang begitu beragam, sistem klasifikasi mengelompokan tanah ke dalam kategori yang umum dimana tanah memiliki kesamaan sifat fisik. Klasifikasi tanah juga berguna untuk studi yang terperinci mengenai keadaan tanah tersebut serta kebutuhan penguji untuk menentukan sifat teknis tanah seperti karakteristik pemadatan, kekuatan tanah, berat isi dan sebagainya (Bowles, 1989).

Banyak sistem klasifikasi tanah yang telah disusun antara lain sistem klasifikasi Dudal-Soepraptohardjo, Sistem Soil Taxonomy (USDA), Sistem World Reference Base for Soil Resources, Sistem Unified Soil Clasification System (USCS) dan SistemAmerican Association Of State Highway and Transporting Official (AASHTO). Namun yang paling umum digunakan adalah sistem USCS dan AASHTO. Berikut kami akan menjelaskan secara singkat kedua sistem klasifikasi ini.

A. Sistem Klasifikasi American Association Of State Highway and Transporting Official (AASHTO)

Sistem klasifikasi AASHTO dibuat dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

1. Ukuran butir tanah

a. Kerikil : fraksi melewati saringan 75-mm (3-inch ) dan tertahan pada saringan no 10 (2-mm)

b. Pasir : fraksi melewati saringan no 10 (2 mm) dan tertahan pada saringan no 200 (0,075 mm)

c. Lumpur dan lanau : fraksi melewati saringan no 200

2. Plastisitas

Tanah disebut tanah berlumpur (silty) ketika fraksi halus tanah memiliki indeks plastisitas 10 atau kurang. Sedangkan tanah liat (clay) adalah ketika fraksi halus tanah memiliki indeks plastisitas 11 atau lebih.

3. Jika berbatu dan bongkah (ukuran lebih besar dari 75 mm) yang diuji, mereka dipisahkan dari bagian dari sampel tanah dari mana klasifikasi tersebut dibuat. Namun, persentase material tersebut dicatat.

Untuk mengklasifikasikan tanah yang sesuai dengan tabel dibawah, kita harus menerapkan data uji mulai dari kiri ke kanan. Dengan proses eliminasi, tanah dikelompokan pertama dari kiri lalu menuju ke kriteria yang sesuai.

Sistem Klasifikasi Tanah AASHTO dan USCS

B. Sistem Unified Soil Clasification System (USCS)

Sistem ini mengklasifikasikan tanah menjadi dua kategori besar :

1. Tanah kasar dengan syarat kurang dari 50% tanah lolos melalui saringan no 200. Kelompok ini dimulai dengan simbol awal G atau S. G singkatan gravell /kerikil, dan S(sand) untuk pasir atau tanah berpasir.

2. Tanah Halus adalah tanah dengan 50% atau lebih dapat melalui saringan no 20. Simbol kelompok ini dimulai dengan prefiks dari M, yang merupakan singkatan dari lumpur anorganik, C untuk lanau anorganik, atau O untuk lumpurdan lanau organik. Simbol Pt digunakan untuk gambut, tanah kotoran dan tanah lain yang  kadar organiknya tinggi.

Simbol lainnya yang digunakan untuk klasifikasi adalah

  • W-well graded (bergradasi baik)
  • – poorly graded
  • L – plastisitas rendah (batas cair kurang dari 50)
  • H – plastisitas tinggi (batas cair lebih dari 50)

Untuk menentukan klasifikasi tanah pada sistem USCS digunakan tabel dibawah ini dengan cara eliminasi dari kiri ke kanan seperti pada klasifikasi AASHTO. Untuk informasi tambahan dalam sistem ini juga dapat digunakan plasticity chart yang kami cantumkan dibawah.

Sistem Klasifikasi Tanah AASHTO dan USCS 2

Sistem Klasifikasi Tanah AASHTO dan USCS

Namun dalam menggunakan klasifikasi ini perlu diketahui beberapa informasi penting yang dapat dicari dengan berbagai pengujian terdahulu pada tanah, yakni :

  1. Persentase kerikil, yaitu fraksi melewati saringan dengan ukuran 76,2 mm saringan dan tertahan di saringan no. 4 (4,75-mm)
  2. Persentase pasir, yaitu fraksi yang melewati saringan no. 4 (4,75 mm pembukaan) dan tertahan pada saringan no. 200 (0,075 mm)
  3. Persen lumpur dan tanah liat, yaitu tanah yang lolos dari saringan no. 200  (0.075 mm)
  4. Koefisien keseragaman (Cu) dan koefisien gradasi (Cc)
  5. Batas cair dan indeks plastisitas tanah yang melewati saringan no. 40
sumber :https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/sistem-klasifikasi-tanah-aashto-dan-uscs

Perencanaan Struktur Kayu Berdasarkan SNI

Perencanaan Struktur Kayu Berdasarkan SNI
Perencanaan Struktur Kayu Berdasarkan SNI 2

Pengertian kadar air ada 2 hal, kandungan air yang terdapat dalam kayu, biasanya dinyatakan dalam persen dari berat kayu kering oven sedangkan kadar air kayu atau bahan berkayu dapat dinyatakan berdasarkan berat kayu kering oven atau berat kayu basah.

Ada beberapa jenis kayu antara lain :

1. Kayu keras (daun lebar)

Kelompok kayu yang berasal dari gol. Berbiji tertutup (angiospermal) yang pada umumnya berdaun lebar dengan ciri-ciri kayu memiliki pori-pori dan pembuluh serta struktur anatomi yang kompleks.

2. Kayu lunak (daun jarum)

Kelompok kayu yang berasal dari gol.berbiji terbuka (gimuospermal) yang pada umumnya berdaun jarum dengan ciri-ciri kayu terdiri dari trakeida longitudinal dengan struktur anatomi yang relatif lebih sederhana.

Kayu gubal merupakan bagian terluar dari kayu yang berbatasan dengan kulit dan merupakan bagian batang yang masih hidup berisi zat makanan cadangan biasanya berwarna terang.

Mata Kayu
Penampang Kayu

Mata kayu adalah salah satu cacat pada kayu gergajian yang merupakan tempat munculnya cabang atau ranting yg berbentuk bulat atau lonjong.

Persyaratan-persyaratan dalam struktur kayu harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Analisis struktur harus dilakukan dengan cara-cara mekanika teknik yang baku.

2. Analisis dengan komputer, harus menunjukkan prinsip cara kerja program dan harus ditunjukkan dengan jelas data masukkan serta penjelasan data keluaran.

3. Percobaan model diperbolehkan bila diperlukan untuk analisis teoritis.

4. Analisis struktur harus dilakukan dengan model-model matematis yang mensimulasikan keadaan struktur yang sesungguhnya dilihat dari segi sifat bahan dan kekakuan unsur-unsurnya.

5. Bila cara perhitungan menyimpang dari tata cara ini, maka harus mengikuti persyaratan berikut ini :

  • Struktur yang dihasilkan dapat dibuktikan dengan perhitungan atau percobaan yang cukup aman.
  • Tanggung jawab atas penyimpangan,dipikul oleh perencana yang bersangkutan.
  • Perhitungan atau percobaan tersebut diajukan kepada panitia yang ditunjuk oleh pengawas lapangan yang terdiri dari ahli-ahli yg diberi wewenang menentukan segala keterangan dan cara-cara tersebut.
  • Penanggung jawab perhitungan adalah perencana yang bertanggungjawab terhadap hasil perencanaan.
Nilai kuat acuan (Mpa) berdasarkan atas pemilahan secara mekanis pada kadar air 15%

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-kayu/perencanaan-struktur-kayu-berdasarkan-sni