Produsen, Distributor, Importir & Supplier Peralatan Laboratorium Teknik Sipil Indonesia,
Jual alat uji Tanah, Jual alat uji Beton, jual alat uji Batuan, jual alat uji Semen, jual alat uji aspal, jual alat uji pertambangan dan jual alat uji General lainnya
Testing Equipment For : Soil, Concrete, Aggregate, Asphalt, Cement, Mining & General Machine
Kami akan selalu berusaha untuk selalu memberikan pelayanan terbaik, karena kepuasan dan kepercayaan konsumen prioritas utama bagi kami
ELECTRIC
CONCRETE VIBRATOR MESIN PEMADATAN COR CONCRETE BETON
CAP : 12.000 RPM
MERK - TYPE : WACKER NEUSON KTU 5z/200 ( MADE IN GERMANY )HIGH
FREQUENCY CONVERTER
Voltage : 400 V / 42 V
Current : 13.2 A / 69
A
Power : 9.2 kvA / 5.0
kvA
Power Cable : 2 m
Number of Outlet : 4
Weight : 75 Kgs
SHAFT INTERNAL VIBRATOR
SERIES : IREN ( Made in Germany )
>
WACKER NEUSON type IREN 30
- Vibrator Head :
Dia- 30 mm
- Compaction Dig :
Approx 40 cm
- Nominal Currer :
3.5 A
- Vibration 1/ min :
Approx. 12000
- Weight : 11.3 kg
>
WACKER NEUSON Type IREN 38
- Vibrator Head :
Dia- 38 mm
- Compaction Dig :
Approx 50 cm
- Nominal Currer : 7
A
- Vibration 1/ min :
Approx. 12000
- Weight : 10.5 kg
>
WACKER NEUSON Type IREN 45
- Vibrator Head :
Dia- 45 mm
- Compaction Dig :
Approx 60 cm
- Nominal Currer :
10 A
- Vibration 1/ min :
Approx. 12000
- Weight : 11.8 kg
>
WACKER NEUSON Type IREN 57
- Vibrator Head :
Dia- 57 mm
- Compaction Dig :
Approx 85 cm
- Nominal Currer :
17.3 A
- Vibration 1/ min :
Approx. 12000
- Weight : 16.5 kg
>
WACKER NEUSON Type IREN 65
- Vibrator Head :
Dia- 65 mm
- Compaction Dig :
Approx 120 cm
- Nominal Currer :
25 A
- Vibration 1/ min :
Approx. 12000
- Weight : 22.5 kg
HARGA TERPISAH DENGAN
CONVERTER
IREN 30 : IDR.
30.900.000,-
IREN 38 : IDR.
30.900.000.-
IREN 45 : IDR.
32.600.000.-
IREN 58 : IDR.
32.600.000.-
IREN 65 : IDR.
37.700.000.-
# DISKON 25% - 30%
DEFINISI PRODUK
Electric Concrete Vibrator adalah alat
alat mesin yang di gunakan untuk pemadatan concrete / cor beton mesin vibrator
banyak diaplikasikan pada pekerjaan pengecoran dinding / kolom bridge casting /
pada konstruksi bangunan gedung atau konstruksi jalan dan pekerjaan sipil
lainnya. Internal vibrator dirancang sesuai dengan standar dalam industri (road
machine) yang bertujuan untuk memaksimalkan produktivitas dan kinerja. Internal
vibrator mempunyai beberapa tipe yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam proyek
yang bersangkutan.
Shaft Internal Vibrator adalah selang
yang menyalurkan getaran dan energi panas sehingga material beton / concrete
cepat kering dan padat tanpa retakan. Shaft internal Vibrator komponen
instrumen electric yang digerakkan oleh unit HIGH FREQUENCY CONVERTER 3 pHASA
yang disesuaikan dengan kapasitas atau penggunaan mekanisme listrik yg
tersedia.
ELECTRIC CONCRETE VIBRATOR yaitu
Sebuah getaran mekanisme perangkat mekanik yang menyediakan untuk bolak-balik
gerakan ke segala arah. Sebuah vibrator merupakan alat mekanis untuk
menghasilkan getaran. Getaran ini sering dihasilkan oleh motor listrik dengan
massa yang tidak seimbang pada driveshaft nya. vibrator beton Konsolidasi baru
menuangkan beton sehingga udara yang terjebak dan kelebihan air dilepaskan dan
beton mengendap tegas di tempat di bekisting tersebut. konsolidasi tidak tepat
beton dapat menyebabkan cacat produk, kompromi kekuatan beton, dan menghasilkan
noda permukaan seperti lubang bug dan sarang lebah. Sebuah vibrator beton
internal silinder baja seukuran gagang tongkat baseball, dengan selang atau
kabel listrik yang melekat pada salah satu ujung. Kepala vibrator tenggelam
dalam beton basah
DESKRIPSI & FUNGSI ALAT Vibratory Roller atau Baby Roller adalah merupakan alat / mesin Pemadat Tanah / untuk
meratakan permukaan dengan operating weight kurang dari 3 ton. Vibratory
roller atau Baby roller ini dipergunakan
untukmemadatkan tanah atau bahan Aspalt, tetapi Vibratory roller atau baby roller mempunyai kemampuan daya tekan atau
daya memadatkan sampai beberapa ton. Oleh karena itu Vibratory roller atau
baby roller ini biasa dipergunakan oleh para kontraktor jalan
guna untuk memadatkan urugan
(timbunan). Vibratory roller atau baby roller tersedia tipe Single Drum
& Double Drum.
- Battery Type : NI-MH
- Charger Voltage ( v ) : 110 - 240
- Motor Voltage ( V ) : 9.6
- Max. Tying Dia ( mm ) : 25
- Tying Intensity ( Kg ) : 0.5
- Wire Diameter ( mm ) : 0.8
- Wire Length ( cm ) : 53 - 79
- Weight ( Kg ) : 2.1
- Dimension ( mm ) : 277 x 100 x 290
DEFINISI PRODUK
Rebar Tying Portable otomatis
adalah Alat bantu kerja pengganti Mesin besi Universal atau alat yang
digunakan untuk mengikat dengan otomatis kawat yang biasanya digunakan
pada pekerjaan pabrikasi pembesian Waremesh atau tekukan tekukan besi
untuk kolom atau lantai pada pekerjaan konstruksi. Alat ini menggunakan tenaga
Listrik yang di alirkan pada baterai yang menggerakan putaran ikat kawatnya,
sehingga lebih efektif dan rapi hasil ikatan kawatnya.
#Bucket Cor 800 L - Tebal : 4 mm - Diameter : 1,350 mm
#Bucket Cor 1000 L - Tebal : 4
mm - Diameter : 1,450 mm
DEFINISI
PRODUK Concrete
Bucket adalah
alat alat mesin yang di pakai untuk mengangkut beton cor ( Concrete )
dari truck concrete mixer sampai pada lokasi pengecoran. Jika pengetesan
dan Pengecekan slump telah dilakukan dan standard mutu concrete telah
diputuskan , beton cor ( concrete yang masih ada di dalam truck Concrete
mixer ini bisa di pindah / di masukan ke Bucket concrete. Setelah
dimasukan maka sudah dapat di angkut Biasanya menggunakan Tower Crane.
Proses pengerjaan baiasanya di lakukan oleh satu orang operator Bucket
cor yang biasanya tugas utamanya adalah membuka dan menutup atau
mengunci sehingga bahan untuk membuat cor beton tidak tumpah saat di
angkut ke area pengecoran
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas, sebagai berikut :
Lapisan tanah dasar (sub grade)
Lapisan pondasi bawah (subbase course)
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan permukaan / penutup (surface course)
Terdapat beberapa jenis / tipe perkerasan terdiri :
Flexible pavement (perkerasan lentur)
Rigid pavement (perkerasan kaku)
Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement)
PERKERASAN LENTUR
1. Lapisan Tanah Dasar
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya terus ke tanah dasar. Sedangkan lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR).
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
Lapisan tanah dasar, tanah galian.
Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.
2. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas. Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
3. Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan. Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda. Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.
4. Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan. Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapis aus).
Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan di bawahnya.
Apabila diperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing course) di atas lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikan kekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Lapis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
PERKERASAN KAKU
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban ke bidang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.
Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainase, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.
Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat.
PERKERASAN KOMPOSIT
Perkerasan komposit merupakan gabungan konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) di atasnya, dimana kedua jenis perkerasan ini bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk ini maka perlu ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan yang cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari perkerasan beton di bawah.
Aspal adalah suatu campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral. Bitumennya sendiri adalah bahan yang berwarna cokelat hingga hitam, keras hingga cair, dan mempunyai sifat lekat yang baik dan tidak larut dalam air.
Dalam perkerasan jalan bitumen berfungsi sebagai pelekat dan pengisi rongga antara agregat halus dan agregat kasar.
Berat jenis bitumen atau ter adalah perbandingan antara berat bitumen terhadap air suling pada suhu tertentu dengan volume yang sama. Berat jenis aspal merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam mendesain perencanaan campuran aspal dan agregat. Syarat minimal berat jenis adalah 1,00 gr /cc.
Berat jenis dari bitumen sangat tergantung dari nilai peneterasi dan suhu bitumen itu sendiri. Macam –macam berat jenis dan kisaran nilainya :
Penetration grade bitumen dengan berat jenis antara 1,010 (untuk bitumen dengan penetrasi 300) sampai dengan 1,040 ( untuk bitumen dengan penetrasi 25 )
Bitumen yang telah teroksidasi dengan berat jenis antara 1,015 – 1,035
Hard grades bitumen dengan berat jenis antara 1,045 – 1,005
Cutback grades dengan berat jenis antara 0,992 – 1,007
Pada pengujian ini bahan yang digunakan adalah Aspal AC 60/70 produksi PT. Pertamina.
Peralatan yang digunakan untuk percobaan ini adalah:
Termometer
Bak peredam dilengkapi pengatur suhu dengan ketelitian (25 ± 0,1) o C
Piknometer
Air suling sebanyak 1000 cm3
Bejana gelas
Cara pelaksanaan pengujian ini adalah sebagai berikut :
Isi bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas piknometer yang tidak terendam 40 mm. Kemudian rendam dan jepit bejana dalam bak perendam, sehingga terendam sekurang-kurangnya 100 mm atau suhu bak perendam pada suhu 25 o C.
Bersihkan, keringkan dan timbang piknometer (A).
Angkat bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air suling kemudian tutup piknometer tanpa ditekan.
Letakkan piknometer dalam bejana dan tekan penutup sampai rapat; kembalikan bejana isi piknometer kedalam bak perendam, biarkan ± 30 menit, kemudian angkat piknometer dan keringkan dengan lap. Timbang piknometer (B).
Tuang benda uji kedalam piknometer yang kering sampai ¾ bagian.
Biarkan piknometer sampai dingin, waktu tidak kurang dari 40 menit, timbang dengan penutupnya (C).
Isi piknometer dengan benda uji dan air suling, tutup tanpa ditekan, diamkan agar gelembung udara keluar.
Angkat bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer didalamnya, kemudian tekan penutup hingga rapat. Masukkan dan diamkan bejana kedalam bak perendam selam sekurang-kurangnya 30 menit. Angkat, keringkan, timbang (D).
Setelah percobaan didapatkan hasil sebagai berikut :
Data praktikum :
Perhitungan :
Dari hasil percobaan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Menurut SNI 06-2441-1991 , syarat minimum berat jenis aspal adalah 1 gr/cc. Dengan didapat hasil bahwa berat jenis rata-rata bitumen percobaan adalah 1,06 gr/cc. Untuk percobaan tersebut aspal memenuhi persyaratan, sehingga aspal dapat digunakan dalam campuran beraspal.
sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/perkerasan-jalan-raya/berat-jenis-bitumen