Analisa Pembuatan Aspal

Aspal menurut American Society for Testing and Materials (ASTM) adalah suatu material yang berwarna coklat tua sampai hitam, padat atau semi padat yang terdiri dari bitumen-bitumen yang terdapat di alam atau diperoleh dari residu minyak bumi. Aspal dalam kehidupan memiliki banyak kegunaan diantaranya digunakan sebagai pelapis dalam pembuatan jalan, coating atap, dan sebagai waterproofing pada peralatan industri.

Berdasarkan cara memperolehnya, aspal dapat dibedakan atas :

  1. Aspal Alam (nature asphalt) merupakan aspal yang terbentuk karena proses.
  2. Anionik disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang bermuatan negatif.
  3. Non-ionik disebut juga aspal emulsi yang tidak mengalami icnisasi,  berarti tidak mengantarkan listrik.

Aspal emulsi yang umum digunakan dalam perkerasan jalan adalah aspal emulsi anionik dan kationik. Aspal jadi yang siap dipakai hasil pencampuran dari bahan-bahan utama,yaitu : kerikil, pasir dan aspal cair. Yang dimaksud dengan aspal cair adalah aspal yang dihasilkan oleh jenis Crude Oil jenis Asphaltic berbentuk semisolid, bersifat Non Metalik, larut dalam CS2 (Carbon Disulphide), mempunyai sifat waterproofing dan adhesive.

Hasil pengolahan itu yang digunakan untuk pengaspalan jalan. Dengan truk-truk pengangkut yang sudah disediakan perusahaan, transportasi aspal mulai dijalankan. Aspal dal dum-drum ini memiliki kapasitas tekanan temperatur yang memang sudah dikondisikan, sehingga kualitas aspal tetap baik selama pengangkutan hingga penggunaanya. Saat ini, negara kita sedang mengusahakan penggunaan aspal buton. Aspal buton adalah salah satu aspal alternatif yang terletak di Pulau Buton yaitu Waisiu, Kabungka, Winto, Wariti, Lawele dan Epe. Luas areanya sekitar 70.000 Ha yang membujur dari teluk Sampolawa di sebelah selatan sampai Teluk Lawele di sebelah utara.

Mengapa harus aspal buton? Karena aspal ini terletak hanya 1,5 meter di bawah permukaan tanah, bandingkan dengan kadar aspal alam yang diolah di Amerika Serikat yang hanya 12 – 15% dan Perancis (Danau Trinidad) dengan kadar aspal hanya 6 – 10% dan terletak ratusan meter di bawah permukaan tanah. PT. SARANA KARYA mulai memproduksi aspal ini dengan beberapa alasan seperti dibawah ini :

  • Kebutuhan Aspal di Indonesia Sekitar 1.300.000 ton/tahun
  • Produksi Aspal Pertamina dewasa ini 600.000 ton/tahun
  • Kekurangannya 700.000 ton/tahun

Sedangkan jika kita memproduksi aspal buton, didapat :

  • Deposit sekitar 650 Juta ton dan dengan produksi 1 juta ton tiap tahun berarti akan dapat diolah selama 650 tahun.
  • Harga aspal minyak (aspal impor) yang meningkat secara drastis
  • Dengan menggunakan hasil kekayaan alam kita sendiri berarti mengurangi aspal impor menghemat devisa negara serta membuka lapangan kerja

Aspal Buton dapat digunakan untuk :

  • Perkerasan/lapisan permukaan sebagai pengganti aspal minyak.
  • Asbuton Tile (Tegel Asbuton).
  • Block Asbuton untuk trotoar dan lain-lain.
  • Mengekstraksi bitumen dari Asbuton.
  • Melapis bendung/embung agar kedap air.
  • Cocok untuk konstruksi berat karena aspal hasil ekstraksi dari asbuton tidak mengandung parafin dan sedikit kadar sulfur sehingga kualitasnya lebih tinggi

Analisa Pembuatan Aspal

sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/bahan-bangunan/analisa-pembuatan-aspal

Previous
Next Post »